Humaniora

Kemenperin-PT Komatsu Indonesia Gelar Program Diploma 1 Studi Manufaktur Alat Berat

Kemenperin terus berupaya memaksimalkan peran dalam menyusun peraturan dan kebijakan yang mendukung ekosistem vokasi berjalan baik. Diharapkan Industri membuka diri dan terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan vokasi.
 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
07 Juni 2024
Kepala BPSDMI Masrokhan berharap penandatanganan MoU BPSDMI Kemenperin dan PT Komatsu Indonesia  dapat memperkecil competency gap antara industri dengan dunia pendidikan yang akhirnya tercipta SDM industri kompeten. (Dok. Kemenperin)

SEIRING dengan tumbuhnya permintaan alat berat di berbagai sektor, seperti pembangunan infrastruktur, pengolahan bidang pertambangan dan perkebunan dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) terampil di bidang alat berat. 


Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memperkuat dan mengembangkan program pendidikan vokasi melalui kerja sama dengan industri. 

 

Salah satunya dengan menyelenggarakan program setara Diploma 1 untuk program studi manufaktur alat berat di Politeknik Sekolah Tinggi Manajemen Industri (STMI) Jakarta yang merupakan unit pendidikan Kemenperin.

 

Baca juga: Kemenperin Gelar Diklat 3 in 1 'Upskilling' Pengolahan Kopi untuk IKM di Bantaeng

 

“Program vokasi ini merupakan hasil kerja sama antara Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin dengan PT Komatsu Indonesia. Ini merupakan wujud nyata penyelenggaraan pendidikan vokasi Kemenperin yang berkolaborasi dengan pelaku industri dalam negeri,” ujar Kepala BPSDMI  Masrokhan, seperti dilansir situs resmi Kemenperin, Kamis (6/6). 

 

Sebanyak 19 mahasiswa, lanjutnya, mengikuti program tersebut. Kurikulum atas program studi itu telah disesuaikan dengan kebutuhan industri alat berat, sehingga lulusannya nanti bisa menjadi tenaga-tenaga terampil yang akan berkontribusi pada peningkatan kinerja industri alat berat nasional.

 

Lebih lanjut, Masrokhan mengatakan,  pihaknya terus berupaya memaksimalkan peran dalam menyusun peraturan dan kebijakan yang mendukung ekosistem vokasi berjalan dengan baik. Ia berharap Industri membuka diri dan terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan vokasi.

 

Baca juga: Hyundai Intensifkan Kerja Sama Pelatihan Vokasi dan Teknik di Bidang Kendaraan

 

“Unit pendidikan yang kami miliki juga berkomitmen untuk melakukan perbaikan dan pengembangan berkelanjutan dalam penyelenggaraan pendidikan vokasi, sesuai dengan tuntutan pasar kerja di sektor industri,” imbuhnya.

 

Penandatanganan MoU BPSDMI Kemenperin dan PT Komatsu Indonesia juga diharapkan dapat memperkecil competency gap antara industri dan dunia pendidikan yang akhirnya tercipta SDM industri kompeten tanpa adanya program retraining oleh industri.

 

 “Inilah link and match yang harus di bangun antara dunia pendidikan vokasi dan industri,” tandasnya.

 

Baca juga: Lewat Pendidikan Vokasi Industri Kemenperin Tingkatkan Kualitas SDM Sawit Nasional

 

Politeknik STMI Jakarta menawarkan program Diploma 4 di bidang otomotif, antara lain program studi Administrasi Bisnis Otomotif, Sistem Informasi Industri Otomotif, Teknik Kimia Polimer, Teknik Industri Otomotif, dan Teknologi Rekayasa Otomotif. 

 

Selain program studi tersebut, politeknik tersebut juga membuka kelas kerja sama yang akan diselenggarakan bersama PT Komatsu Indonesia.

 

Terpisah, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, mengatakan, Industri alat berat merupakan salah satu sektor industri yang mendukung pertumbuhan ekonomi.

 

“Produk industri ini dibutuhkan oleh sektor pertambangan, infrastruktur, serta sektor perkebunan dan pertanian. Hal itu sejalan dengan upaya dalam menjalankan kebijakan hilirisasi,” ujarnya.

 

Berdasarkan data Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (Hinabi), produksi alat berat dalam negeri mencapai 8.066 unit pada 2023. Produksi tahun lalu menjadi capaian kedua terbanyak sepanjang sejarah, setelah di 2022 yang menghasilkan hingga 8.826 unit. (SG-1)