KEMENTERIAN Perindustrian proaktif menjalankan program pendidikan dan pelatihan vokasi link and match dengan dunia industri. Upaya itu dilakukan melalui kolaborasi dengan asosiasi dan mitra industri serta pemerintah daerah di berbagai wilayah.
Salah satu langkah mewujudkannya dengan melaksanakan Pelatihan Vokasi Industri untuk wilayah Jawa Timur di Kota Surabaya pada Jumat (14/6).
“Pelatihan vokasi industri wilayah Jawa Timur ini diluncurkan melalui pelatihan skilling oleh Balai Diklat Industri (BDI) Surabaya dan BDI Yogyakarta serta upskilling oleh Pusdiklat SDM Industri yang diikuti 470 tenaga kerja dan calon tenaga kerja,” ujar Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin, Masrokhan, saat membuka pelatihan, seperti dikutip situs Kemenperin, Sabtu (15/6).
Baca juga: Lewat Pendidikan Vokasi Industri Kemenperin Tingkatkan Kualitas SDM Sawit Nasional
Turut menghadiri acara tersebut perwakilan dari Fakultas Vokasi Universitas Negeri Surabaya, Kadin Jatim, Responsible Care Indonesia, Kepala Pusdiklat SDM Industri Kemenperin, Inspektur Wilayah I Kemenperin serta asosiasi dan mitra industri.
Adapun peserta pelatihan, lanjut Masrokhan, merupakan masyarakat asal Jawa Timur pada sektor elektronika dan telematika, perkapalan, tekstil dan produk tekstil, kimia serta alas kaki.
"Pola pelatihan yang kami selenggarakan tidak hanya memberikan pengetahuan dan pembekalan keterampilan bagi peserta didik, tetapi juga dilakukan uji kompetensi dan sertifikasi untuk memastikan kesesuaian kompetensi lulusan dengan standar kompetensi yang dibutuhkan oleh industri," imbuhnya.
Baca juga: Kemenperin-PT Komatsu Indonesia Gelar Program Diploma 1 Studi Manufaktur Alat Berat
Penandatangan NK dan PKS
Pada pembukaan pelatihan vokasi industri ini juga dilaksanakan penandatanganan Nota Kesepahaman (NK) serta Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan berbagai pihak asosiasi, lembaga pendidikan, lembaga pelatihan, LSP, serta perusahaan industri yang terlibat dalam menyiapkan generasi-generasi kompeten penggerak industri tanah air.
“Peluang pada pelatihan ini diharapkan dapat dimaksimalkan oleh para peserta pelatihan untuk menjadi pondasi mereka dalam meniti karir di masa depan dan untuk mendukung dan turut serta mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan menuju Indonesia Emas 2045,” imbuh Masrokhan.
Pelatihan yang diselenggarakan merupakan pelatihan berbasis 3 in 1, di mana dalam satu diklat, peserta bisa mendapatkan pelatihan skill, sertifikat kompetensi, serta penempatan kerja. Kemenperin sendiri menaungi tujuh Balai Diklat Industri (BDI), yakni BDI Medan, BDI Padang BDI Jakarta, BDI Yogyakarta, BDI Surabaya, BDI Denpasar, dan BDI Makassar.
Baca juga: Lulusan Program D1 Manufaktur Alat Berat STMI Presentasi di Pabrik PT Komatsu
“Setiap tahunnya Kemenperin bersama BDI menyelenggarakan pelatihan bukan hanya di tujuh kota lokasi BDI, namun juga di berbagai kota di Indonesia dari Barat ke Timur Indonesia,” pungkasnya.
Sesuai Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) Tahun 2015-2035, industri perkapalan, elektronika, kimia industri, persepatuan serta tekstil dan produk tekstil merupakan sektor prioritas dalam pembangunan industri nasional. Lima sektor tersebut berkontribusi besar dalam menggerakan roda ekonomi Indonesia.
“Untuk mewujudkan RIPIN, Kemenperin telah menyusun langkah strategis. Lima sektor itu memiliki peran yang signifikan dalam upaya penyerapan tenaga kerja cukup banyak,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. (SG-1)