Humaniora

Gencar Tekan Angka Stunting, Pemkot Bandung Targetkan 14% pada 2024

Penjabat Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono, menyampaikan lima pilar strategis dalam upaya penurunan stunting.

By Deri Dahuri  | Sokoguru.Id
29 Juni 2024
Penjabat Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono, menyampaikan lima pilar strategis dalam upaya penurunan stunting. (IstPemkot Bandung)

PEMERINTAH Kota (Pemkot) Bandung terus berupaya menekan angka stunting di kota ini. Setiap tahunnya, angka stunting menunjukkan penurunan signifikan. 

 

Pada tahun 2022, tercatat angka stunting sebesar 19,4% (6.614 bayi). 

 

Angka ini berhasil turun menjadi 16,3% (6.142 bayi) pada tahun 2023, dan pada tahun 2024 ditargetkan turun lebih lanjut menjadi 14,0%.

 

Baca juga: Sambut Harganas Pemprov Jateng Kampanyekan Penurunan Stunting

 

Penjabat Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono, menyampaikan lima pilar strategis dalam upaya penurunan stunting.

 

Lima pilar meliputi peningkatan komitmen dan visi, peningkatan komunikasi perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat, peningkatan ketahanan pangan dan gizi keluarga, penguatan dan pengembangan sistem informasi riset, serta pemantauan dan evaluasi.

 

"Tentunya generasi emas ini kita siapkan secara sungguh-sungguh," ujar Bambang dalam kegiatan Rembug Stunting di Savoy Homman Hotel, Jumat (28/6). 

 

Baca juga: Melalui Bantuan dan Edukasi, Pemkot Bandung Audit Kasus Stunting di Babakan Sari

 

Ia juga mendorong para pendamping seperti Pokjanal Posyandu untuk mendata dengan valid, sehingga data yang dihasilkan akurat dan dapat diandalkan.

 

Pengembangan teknologi juga menjadi fokus penting dalam upaya ini. 

 

Salah satu inovasi yang diperkenalkan adalah aplikasi e-Penting, yang berfungsi sebagai alat intervensi bagi balita yang rawan stunting. 

 

"Bicara soal data, saat kita membuat sistem informasi yang sangat sederhana mulai dari cara menimbang, mengukur tinggi, lingkar kepala, data ini jadi sangat amat penting," jelas Bambang.

 

Di tempat yang sama, Wakil Ketua TPPS Kota Bandung, Asep Saeful Gufron, mengungkapkan bahwa acara Rembug Stunting Kota Bandung bertema "Kota Bandung Zero New Stunting untuk Menyiapkan Generasi Emas Melalui Penguatan Komitmen dan Kolaborasi". 

 

Baca juga: Gerakan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting, Pemerintah Targetkan 14% pada 2024

 

Kegiatan ini merupakan bukti komitmen dan keseriusan Pemkot Bandung dalam mempercepat penurunan stunting dan menindaklanjuti kebijakan Wali Kota dengan membentuk tim percepatan penurunan stunting terintegrasi.

 

"Tujuan dan output kegiatan ini adalah menyampaikan hasil analisis situasi dan rancangan kegiatan pemerintah daerah,” katanya sebagaimana dikutip situs Pemkot Bandung.

 

“Selain itu, menyepakati rencana kegiatan intervensi penggunaan sistem informasi penurunan stunting terintegrasi dan membangun komitmen dalam pelayanan publik dalam kegiatan pencegahan dan penurunan stunting secara terintegrasi," jelas Asep.

 

Intervensi Spesifik dan Sensitif

 

Untuk mencapai tujuan ini, dilakukan berbagai intervensi spesifik, antara lain:

 

1. Pemberian Makanan Tambahan melalui Dapur Sehat di 76 lokus, menjangkau 4.154 baduta dan balita.

 

2. Pembinaan tim pendamping keluarga pada 

3.257 keluarga berisiko stunting.

 

3. Program Pengersa (Pangan untuk Daerah Rawan Stunting) di 9 kelurahan.

 

Selain itu, intervensi sensitif juga dilakukan, meliputi:

 

1. Komunikasi Informasi dan Edukasi tentang gizi di 102 lokus.

 

2. Monitoring dan evaluasi verifikasi serta validasi data keluarga berisiko stunting di 30 kecamatan.

 

3. Pembinaan keluarga balita di 151 kelurahan.

 

Komitmen Bersama Pemangku Kepentingan

 

Komitmen bersama pemangku kepentingan dalam Rembug Stunting meliputi:

 

1. Penguatan komitmen camat dan lurah dalam percepatan penurunan stunting.

 

2. Kolaborasi dan partisipasi masyarakat dalam percepatan penurunan stunting.

 

3. Optimalisasi pemetaan dan strategi dalam penurunan stunting.

 

4. TPPS tingkat kota, kecamatan, dan kelurahan menyusun strategi akselerasi pencapaian target pengukuran dan intervensi, serta pencegahan. 

 

Penguatan posyandu tingkat kota, kecamatan, dan kelurahan dalam pemantauan dan pengukuran balita juga menjadi fokus.

 

Dengan berbagai langkah dan inovasi yang dilakukan, Pemkot Bandung optimistis dapat mencapai target penurunan angka stunting menjadi 14% pada tahun 2024, sekaligus menyiapkan generasi emas yang sehat dan kuat. (SG-2)