DALAM upaya mendukung pembangunan berkelanjutan, Bank Rakyat Indonesia (BRI) meluncurkan program inovatif bernama Zero Waste to Landfill.
Program ini menjadi wujud nyata komitmen BRI untuk mencapai zero emission pada tahun 2050 dengan mengurangi dan mengelola sampah secara bertanggung jawab, agar tidak berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Direktur Kepatuhan BRI, A. Solichin Lutfiyanto, menegaskan bahwa program ini dimulai dengan membangun budaya keberlanjutan di lingkungan perusahaan.
Baca juga: DPR RI: Sampah akan Jadi Ancaman Besar Jika Tak Ditangani dengan Baik
"BRI secara aktif memberikan edukasi kepada pekerja mengenai dampak negatif dari sampah yang tidak dikelola dengan baik," ujar Solichin dalam keterangan pers, Kamis (22/8).
Melalui inisiatif Green Team di setiap unit kerja BRI, para pekerja didorong untuk memahami berbagai jenis sampah—mulai dari organik, anorganik, hingga residu—dan cara pengelolaannya.
Green Team BRI menjadi role model dalam penerapan gaya hidup berkelanjutan, tidak hanya di lingkungan internal perusahaan, tetapi juga di masyarakat.
Mereka menyebarkan edukasi dan mengkampanyekan isu keberlanjutan, yang mencakup aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola di seluruh wilayah operasional BRI.
Salah satu langkah konkret BRI adalah penerapan sistem segregasi sampah di Gedung Kantor Pusat BRI Sudirman dan Gedung TSI BRI Ragunan.
Baca juga: Hari Bebas Kantong Plastik Internasional: Tantangan Menuju Indonesia Bebas Sampah Plastik
Sampah dipisahkan berdasarkan jenisnya—organik, anorganik, dan residu—sehingga dapat dikelola secara terpisah dan memudahkan proses daur ulang, dengan tujuan akhir tidak ada sampah yang berakhir di TPA.
Untuk lebih memotivasi para pekerja, BRI menyediakan mesin Reverse Vending Machine (RVM) di Kantor Pusat BRI dan Menara BRILiaN.
Hal ini memungkinkan pekerja mendaur ulang botol plastik dan mendapatkan poin reward yang dapat ditukarkan dengan hadiah menarik.
Dalam implementasi awal di bulan Juli 2024, RVM berhasil mengumpulkan lebih dari 3.700 botol plastik, yang berpotensi menghindarkan emisi sebesar 367 kg CO2e, menunjukkan tingginya antusiasme pekerja terhadap program ini.
Pengelolaan Sampah yang Berkelanjutan
BRI menyadari pentingnya kolaborasi antar stakeholder dalam mendukung Program Zero Waste to Landfill. BRI menjalin kerja sama strategis dengan pihak ketiga yang memiliki keahlian dalam pengelolaan sampah, memastikan bahwa semua jenis sampah—baik plastik, kertas, organik, maupun residu—dikelola dengan baik dan tidak berakhir di TPA.
Baca juga: Pemkot Bandung Siapkan TPST Babakan Siliwangi Jadi Wisata Edukasi Pengelolaan Sampah
Selama tahun 2023, program ini berhasil mengurangi sampah yang terbuang di TPA hingga 50 ton setiap bulannya, dengan total sampah terdaur ulang mencapai 591 ton, serta potensi penghindaran emisi sebesar 441 ton CO2e.
Sampah organik diolah menjadi produk maggot dan kompos, dengan hasil masing-masing mencapai 5 ton dan 40 ton.
Selain itu, 109 ton sampah plastik dan 72 ton sampah kertas berhasil didaur ulang. Melalui teknologi Refuse Derived Fuel (RDF), BRI juga mengolah 350 ton sampah residu menjadi sumber energi terbarukan.
Inisiatif ini tidak hanya mengurangi volume sampah, tetapi juga menghasilkan energi bersih yang berdampak positif bagi lingkungan.
Dengan Program Zero Waste to Landfill, BRI mengambil langkah signifikan menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan, sejalan dengan visi zero emission pada tahun 2050. (SG-2)