Humaniora

Dukung Seni, Konservasi, dan Pariwisata, SBM ITB Gelar Eling Earth Festival di Bandung

Festival ini melibatkan kolaborasi yang luas, termasuk 11 komunitas aktivis lingkungan, para seniman, Pemerintah Kota Bandung, serta Dinas Pariwisata Jawa Barat dan Kota Bandung. 

By Kang Deri  | Sokoguru.Id
19 Agustus 2024
SBM ITB) menggelar acara Eling Earth Festival, sebuah inisiatif untuk memadukan seni, konservasi lingkungan, dan promosi pariwisata di Sanggar Olah Seni Babakan Siliwangi, Bandung, Minggu (18/8).

SEKOLAH Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) menggelar acara Eling Earth Festival, sebuah inisiatif untuk memadukan seni, konservasi lingkungan, dan promosi pariwisata. 

 

Acara ini berlangsung pada Minggu (18/8) di Sanggar Olah Seni Babakan Siliwangi, Bandung, dan menjadi bagian dari program pengabdian masyarakat SBM ITB yang diwujudkan melalui inisiatif Circular Dago.

 

Festival ini melibatkan kolaborasi yang luas, termasuk 11 komunitas aktivis lingkungan, para seniman, Pemerintah Kota Bandung, serta Dinas Pariwisata Jawa Barat dan Kota Bandung. 

 

Baca juga:  Ingin Gali Sejarah Kota Bandung, Inilah Lima Buku yang Wajib Dibaca

 

Penjabat Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono, turut hadir dalam pembukaan festival ini dan menekankan pentingnya sektor pariwisata dan jasa dalam meningkatkan pendapatan daerah.

 

 

Promosi Pariwisata dan Kelestarian Lingkungan

 

Dalam sambutannya, Bambang mengungkapkan bahwa pendapatan pajak dari sektor pariwisata di Kota Bandung pada Juli 2024 mencapai angka yang signifikan, yaitu Rp 4 miliar hingga Rp 5 miliar. 

 

Ia menyatakan bahwa festival seperti Eling Earth tidak hanya berkontribusi terhadap kelestarian lingkungan, tetapi juga mendukung promosi pariwisata.

 

Dukungan terutama dalam merevitalisasi objek-objek wisata seperti Babakan Siliwangi, yang kini menjadi pusat edukasi dan rekreasi.

 

"Festival ini menunjukkan bagaimana kita bisa menggabungkan pelestarian lingkungan dengan promosi pariwisata, yang keduanya sama pentingnya untuk pembangunan berkelanjutan di Bandung," ujar Bambang dalam siaran pers, Senin (19/8). 

 

Baca juga: Telusuri Keindahan Jalan Braga: Ikon Wisata Bersejarah di Kota Bandung

 

Ia berharap Circular Dago, sebagai inisiatif utama dalam festival ini, dapat menjadi model yang diterapkan di wilayah lain di Kota Bandung dan bahkan di luar daerah.

 

 

Circular Dago: Wisata Berbasis Komunitas dan Konservasi

 

Circular Dago adalah konsep wisata berbasis komunitas yang menggabungkan upaya konservasi lingkungan dengan pengalaman edukatif bagi pengunjung. 

 

Inisiatif ini menjadi pusat perhatian dalam festival, dengan tujuan untuk menjadikan pelestarian alam sebagai bagian dari kehidupan masyarakat lokal, sekaligus menawarkan pengalaman yang mendidik bagi wisatawan.

 

Dekan SBM ITB, Prof. Ignatius Pulung Nurprasetio, juga menyoroti pentingnya peran dunia bisnis dalam keberlanjutan lingkungan.

 

"Eling Earth bukan hanya sekadar festival, tetapi juga merupakan tanggung jawab kami sebagai insan bisnis untuk menjaga bumi," katanya. 

 

Baca juga: Sister City Park: Taman Baru yang Rekatkan Hubungan Global di Kota Bandung

 

Ia mengajak semua pihak untuk berkolaborasi dalam penerapan ekonomi sirkular agar limbah dapat diubah menjadi energi terbarukan yang bermanfaat bagi masyarakat.

 

Surga Hijau Gugah Kesadaran Sosial dan Lingkungan

 

Agenda utama dalam Eling Earth Festival adalah kegiatan "Surga Hijau", sebuah perjalanan Susur Gang Hijau yang mengajak peserta menelusuri gang-gang kecil dari Dago Tea House hingga Babakan Siliwangi. 

 

Peserta diajak untuk melihat kondisi lingkungan dari berbagai kelas ekonomi, dengan berhenti di tiga titik yang diisi oleh penggiat lingkungan. 

 

Kegiatan ini memberikan wawasan tentang perbedaan kondisi sosial-ekonomi dan apresiasi terhadap upaya masyarakat dalam menjaga lingkungan.

 

Sebagai penutup, peserta disambut dengan atraksi seni "Jaga Bumi Jaga Lembur" dan pameran produk inovasi dari dosen SBM ITB. 

 

Pertunjukan seni tradisional Jaipongan juga turut memeriahkan acara, sebagai bentuk apresiasi terhadap budaya lokal Sunda.

 

Eling Earth Festival berhasil menghadirkan kombinasi yang harmonis antara seni, konservasi, dan edukasi, dengan pesan kuat tentang pentingnya menjaga lingkungan melalui kolaborasi dan inovasi. 

 

Festival ini bukan hanya merayakan kekayaan budaya dan alam Bandung, tetapi juga menjadi langkah konkret dalam mewujudkan masa depan yang lebih berkelanjutan. (SG-2)