Humaniora

Dua Pekan Pemberangkatan Jemaah Haji, Garuda Indonesia Masih Sering Terlambat

Garuda Indonesia mencatatkan 60 kloter terlambat dari total 152 kloter, atau sekitar 39,47%.

By Deri Dahuri  | Sokoguru.Id
28 Mei 2024
Garuda Indonesia sering mengalami keterlambatan, menimbulkan kekhawatiran akan dampak negatif bagi para jemaah haji. (Ist/Kemenad)

KEMENTERIAN Agama (Kemenag) terus mengevaluasi kinerja maskapai selama dua pekan pemberangkatan jemaah haji Indonesia.

 

Data menunjukkan bahwa Garuda Indonesia sering mengalami keterlambatan, menimbulkan kekhawatiran akan dampak negatif bagi para jemaah haji.

 

Sejak 12 Mei 2024, 287 kelompok terbang (kloter) telah diberangkatkan ke Tanah Suci.

 

Baca juga: Jemaah Haji Telat Berangkat, DPR RI: Perlu Open Tender Maskapai dari Awal

 

Garuda Indonesia menerbangkan 152 kloter, sementara Saudia Airlines mengangkut 132 kloter.

 

Namun, Garuda Indonesia mencatatkan 60 kloter terlambat dari total 152 kloter, atau sekitar 39,47%.

 

Sebagai perbandingan, Saudia Airlines hanya mengalami keterlambatan pada 16 kloter dari 132 kloter, sekitar 11,85%.

 

"Kami melihat Garuda Indonesia masih sering mengalami keterlambatan. Dari 152 kloter, ada 60 kloter yang terlambat," ujar Juru Bicara Kementerian Agama, Anna Hasbie, sebagaimana dilansir situs Kemenag di Jakarta, Selasa (28/5/2024).

 

Baca juga: Kemenhub Tegur Keras Garuda Indonesia, Tuntut Perbaikan Layanan Haji 2024

 

Keterlambatan paling parah terjadi pada kloter 42 Embarkasi Solo (SOC-42) akibat kerusakan mesin pesawat pada penerbangan SOC-41.

 

Keterlambatan ini berdampak hingga 7 jam 10 menit dan menyebabkan kelelahan tambahan bagi para jemaah. Jadwal SOC-43 juga tergeser hingga 17 jam.

 

Selain itu, terdapat 13 kloter Garuda Indonesia dengan keterlambatan antara satu hingga dua jam, dan tujuh kloter lainnya mengalami keterlambatan lebih dari dua jam.

 

Sebaliknya, keterlambatan terlama Saudia Airlines hanya sekitar 47 menit pada kloter pertama Embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS-01).

 

Proses evaluasi atas kinerja ketepatan waktu (ontime performance) Garuda Indonesia dan Saudia Airlines akan terus dilakukan setiap pekan, terutama saat musim puncak pemberangkatan jemaah haji. 

 

"Ini tantangan bagi maskapai penerbangan. Kami minta Garuda Indonesia menyiapkan mitigasi menyeluruh agar problem keterlambatan penerbangan bisa segera diselesaikan," tegas Anna.

 

Tahap pemberangkatan gelombang kedua sudah dimulai sejak 24 Mei 2024. Gelombang pertama selesai dengan 229 kloter dan 88.987 jemaah.

 

Baca juga: Mesin Pesawat Garuda Rusak, Jemaah Haji Embarkasi Donohudan Tertunda Hingga 4 Jam

 

Pada fase gelombang kedua, terdapat 325 kloter dengan lebih dari 124.000 jemaah yang akan mendarat di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah. Fase ini akan berlangsung hingga 10 Juni 2024.

 

Keterlambatan penerbangan bukan hanya masalah teknis, tetapi juga menimbulkan dampak signifikan pada kenyamanan dan kondisi fisik jemaah haji.

 

Dengan jumlah jemaah yang semakin meningkat, maskapai penerbangan, khususnya Garuda Indonesia, harus segera memperbaiki kinerja untuk menghindari ketidaknyamanan yang berkelanjutan. (SG-2)