KEPALA Dinas Kesehatan Kota Bandung, Anhar Hadian, menegaskan bahwa pelayanan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan tidak akan terganggu meskipun RS Muhammadiyah Bandung menghentikan kerja sama sementara dengan BPJS Kesehatan.
Hadian memastikan bahwa pasien akan tetap mendapatkan layanan kesehatan dengan dipindahkan ke rumah sakit lain.
"Sekitar 80% pasien RS Muhammadiyah adalah peserta BPJS. Namun, ini bukan masalah besar karena mereka dapat dipindahkan ke rumah sakit lain," ujarnya di Balai Kota Bandung, Senin (29/7).
Baca juga: Penerapan Satu Tarif BPJS Kesehatan KRIS Dicurigai Dorongan Asuransi Swasta
Menurut data, Kota Bandung memiliki 42 rumah sakit dengan total 7.057 tempat tidur, 32 di antaranya bekerja sama dengan BPJS Kesehatan dengan kapasitas 6.227 tempat tidur.
Sementara itu, RS Muhammadiyah hanya memiliki 159 tempat tidur. Dengan keterisian rumah sakit di Bandung mencapai 60 persen atau 3.766 tempat tidur, masih terdapat sekitar 2.511 tempat tidur kosong yang siap menampung pasien BPJS.
"Dengan ketersediaan ini, pengalihan pasien tidak akan menjadi masalah besar. Tantangannya adalah aspek psikologis karena pasien harus beradaptasi dengan rumah sakit baru," tambah Hadian.
Dinas Kesehatan akan terus mengedukasi rumah sakit penerima untuk memberikan pelayanan prima dan mengarahkan pasien ke rumah sakit terdekat.
Baca juga: DPR Minta Pemerintah Tidak Buru-Buru Hapus Kelas BPJS Kesehatan
Penjelasan RS Muhammadiyah
Pihak RS Muhammadiyah Bandung mengklarifikasi penghentian sementara kerja sama dengan BPJS Kesehatan yang mulai berlaku 1 Agustus 2024.
Kepala Humas RS Muhammadiyah, Awan Sutiawan, menjelaskan bahwa keputusan ini adalah kesepakatan bersama untuk memperbaiki pelayanan rumah sakit.
"Ini adalah kesepakatan bersama untuk sementara menghentikan kerja sama. Kami fokus memperbaiki pelayanan dan berharap kerja sama dapat segera kembali," jelas Awan.
Sutiawan juga menyatakan bahwa pasien BPJS akan diarahkan ke rumah sakit lain yang terdaftar dalam BPJS dan menjamin proses pemindahan tidak akan berbelit.
Reaksi Pasien
Sejumlah pasien yang biasa berobat di RS Muhammadiyah, mengungkapkan kekecewaannya.
"Biasanya saya kontrol kebidanan di sini, sekarang harus ke rumah sakit lain. Kecewa sekali, saya sudah dari dulu di sini pakai BPJS," keluh seorang pasien yang dikutip Detik.com.
RS Muhammadiyah telah melakukan sosialisasi kepada pasien mengenai penghentian kerja sama ini baik secara langsung maupun melalui media sosial.
Bagi pasien hemodialisis, perubahan ini dirasakan lebih berat karena mereka harus rutin berobat dan sudah terbiasa dengan pelayanan RS Muhammadiyah.
Keputusan RS Muhammadiyah Bandung menghentikan kerja sama dengan BPJS Kesehatan menimbulkan berbagai reaksi dari masyarakat.
Meski Dinas Kesehatan memastikan pelayanan tidak terganggu, ada kekhawatiran tentang kesiapan rumah sakit lain menampung lonjakan pasien BPJS Kesehatan.
Selain itu, aspek psikologis pasien yang harus beradaptasi dengan lingkungan baru menjadi perhatian.
Penting bagi Dinkes dan rumah sakit lain untuk memastikan bahwa transisi ini berlangsung lancar dan tidak menurunkan kualitas pelayanan kesehatan.
Baca juga: DPR RI: Bedakan Perlakuan Peserta BPJS Kesehatan yang Enggan dan Tak Mampu Bayar
Dalam situasi ini, transparansi dan komunikasi yang baik antara semua pihak sangat penting untuk menjaga kepercayaan dan kepuasan pasien.
Sebagai salah satu rumah sakit yang cukup diandalkan, RS Muhammadiyah diharapkan dapat segera menyelesaikan permasalahan internalnya dan kembali bekerja sama dengan BPJS demi kepentingan bersama. (SG-2)