Humaniora

Berusia 155 Tahun, Masjid Mungsolkanas Tercatat sebagai Tertua di Kota Bandung

Nama Masjid Mungsolkanas sebenarnya singkatan dari kalimat bahasa Sunda 'Mangga Urang Ngaos Sholawat Ka Kanjeng Nabi SAW’.

By Deri Dahuri  | Sokoguru.Id
01 April 2024
Masjid Mungsolkanas didirikan sejak tahun 1869. Masjid yang berusia 155 tahun atau lebih dari satu setengah abad ini pun enjadi masjid tertua di Kota Bandung. (Dok.Pemkot Bandung)

JIKA berkunjung ke Kota Bandung, Jawa Barat, ada dua masjid yang kerap ramai didatangi jemaah. Kedua masjid tersebut adalah Masjid Agung Alun-alun atau Masjid Besar Cipaganti.

 

Makanya, saat menyebut masjid yang termasuk bersejarah di Kota Kembang hampir dipastikan  Masjid Agung Alun-alun dan Masjid Besar Cipaganti sebagai jawabannya.

 

Justru ada satu masjid yang bersejarah dan bahkan tertua di Kota Bandung namun namanya terlupakan dan tidak begitu dikenal. 

 

Baca juga: Masjid Tionghoa Lautze 2 Kota Bandung Sediakan Takjil dan Iftar Gratis dan Gelar Tarawih

 

Apakah masjid yang bersejarah dan tertua tersebut? Masjid yang dimaksud adalah Masjid Mungsolkanas yang terletak di sebuah gang kecil membuatnya jarang terlihat oleh banyak orang.

 

Masjid Mungsolkanas berada di Gang Mama Winata, Jalan Cihampelas RT 02 RW 05, Kelurahan Cipaganti, Kecamatan Coblong, Kota Bandung. 

 

Berdasarkan catatan sejarah, Masjid Mungsolkanas didirikan sejak tahun 1869. Masjid yang berusia 155 tahun atau lebih dari satu setengah abad ini pun enjadi masjid tertua di Kota Bandung.

 

Masjid Mungsolkanas didirikan oleh seorang ulama bernama Kiai Haji Abdulrohim atau kerap dipanggil Mama Aden.

 

Sebagaimana lazimnya dari sebagian besar masjid di bumi Nusantara, nama masjid yang dinamai menggunakan bahasa arab, nama-nama tokoh Islam, sahabat Rasulullah atau Asmaul Husna. 

 

Namun masjid tertua dan bersejarah ini justru menggunakan akronim dari kalimat berbahasa Sunda. Sebagaimana dijelaskan oleh Didin, Marbot Masjid Mungsolkanas.  

 

Baca juga: 'Ramadan Ing Kebun' di Umbulharjo Sajikan Beragam Kuliner dan Edukasi Peduli Lingkungan

 

Mungsolkanas sebenarnya singkatan dari kalimat bahasa Sunda 'Mangga Urang Ngaos Sholawat Ka Kanjeng Nabi SAW’.  Diambil dari filosofi doa yang terdapat dalam kitab Tankibulkaul,” jelas Didin sebagaimana dilansir situs Pemkot Bandung, Senn (1/4). 

 

“Artinya bahwa setiap orang yang membaca dan mengamalkan shalawat kepada Nabi SAW, Insya Allah doanya pasti akan diterima dan dikabulkan oleh Allah SWT,” jelas Didin.

 

Saat awal pendirianya pada tahun 1869, masjid yang terletak di daerah pemukiman padat penduduk di kawasan Cihampelas ini hanyalah bangunan panggung yang terbuat dari bilik.

 

Saat ini masjid tersebut telah mengalami perubahan yang signifikan menjadi bangunan dua lantai yang utamanya terbuat dari tembok, tidak ada sisa-sisa bangunan lamanya sehingga masjid ini terlihat sangat kokoh dan modern.

 

Baca juga: 'Kampoeng Ramadhan Jogokariyan' (KRJ) Bangkitkan Pelaku UMKM dan Ekonomi Masyarakat

 

“Bangunan masjid ini didirikan di atas tanah yang diwakafkan oleh Lantenas, nenek dari Pak Zakaria, yang juga menjabat sebagai pengurus pertama masjid ini. Sekarang sih sudah direnovasi berkali-kali sampai yang paling besar itu tahun 2009," kata Didin.

 

"Saat awal dibangun, bangunan masjid itu tidak seperti sekarang. Bentuknya masih panggung dari billik dengan satu lantai,” jelasnya. 

“Dahulu ada kolam di bawah yang sekarang sudah diubah menjadi kantor untuk keperluan masjid. Saat ini, kapasitas masjid telah meningkat dan dapat menampung sekitar 100 orang jemaah,” terang Didin.

 

Kendati bentuk bangunannya telah berubah, Masjid Mungsolkanas memiliki beberapa peninggalan yang masih ada hingga saat ini. Salah satunya yaitu sebuah Al-qur'an yang ditulis tangan yang masih tersimpan dalam sebuah etalase kaca di lantai dua masjid.

 

Peninggalan lainnya yaitu sebuah batu hitam besar yang diukir dengan nama dan tahun pembangunan masjid, yang diletakkan di depan pintu masuk. 

 

Tulisannya, "Masjid Mungsolkanas/ Berdiri Tahun 1869/ Mangga Urang Ngaos Sholawat ka Kanjeng Nabi SAW."

 

Baca juga: Kawasan Wisata Religi Masjid Al Jabbar, Kota Bandung, Ditata dan Dibenahi

 

Didin mengungkapkan, selama bulan suci Ramadan, program-program di Masjid Mungsolkanas berlangsung seperti biasa, seperti halnya tahun-tahun sebelumnya.

 

“Di sini, banyak program. Termasuk untuk Taman kanak-kanak (TK), pengajian anak-anak setiap sore, pengajian ibu-ibu setiap Senin, Rabu, dan Sabtu,” tuturnya. 

 

“Pesantren kilat, tadarusan, menyediakan takjil bersama dan juga pelaksanaan shalat tarawih. Baru-baru ini, ada Pejabat Gubernur juga ikut salat tarawih berjamaah di Masjid Mungsolkanas,” papar Didin. (SG-2)