BERDASARKAN data baseline kegiatan program Gerakan Edukasi dan Pemberian Pangan Bergizi untuk Siswa (Genius) pada 2023 (Bapanas dan Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Gizi Indonesia (AIPGI) 2024 , sebanyak 47,1% anak usia sekolah di Indonesia tidak dan jarang sarapan.
Sedangkan data Survei Diet Total (SDT) Badan Litbangkes kementerian Kesehatan RI tahun 2020, menunjukkan, dari 25.000 anak usia 6-12 tahun di 34 provinsi terdapat 47,7% anak belum memenuhi kebutuhan energi minimal sarapan.
Pendapat itu disampaikan Deputi Kerawanan Pangan dan Gizi Badan Pangan Nasional/National Food Agency (Bapanas/NFA), Nyoto Suwignyo, dalam Evaluasi Kegiatan Genius 2024,Kamis (17/10) di Bekasi, Jawa Barat.
Baca juga: Kepala Bapanas/NFA: Program Makan Bergizi Gratis Mampu Jadi Penggerak Ekonomi
“Kondisi itu dapat berdampak buruk pada proses tumbuh kembang anak dan prestasi belajar yang berisiko menurunkan daya saing bangsa. Mengingat pentingnya peran protein hewani dalam pemenuhan gizi, pencegahan anemia serta pertumbuhan tulang dan otot, maka kegiatan pemberian pangan bergizi pada kegiatan Genius disertakan pangan sumber protein hewani,” imbuhnya.
Menurut Nyoto, pemberian edukasi pangan bergizi bagi anak sekolah penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) menyongsong Indonesia Emas 2045.
“Kelompok sasaran masyarakat yang perlu mendapatkan perhatian untuk penanganan rawan pangan dan gizi sesuai dengan amanat UU Pangan 18/2012, salah satunya adalah anak usia sekolah, yang jika kita cermati pada tahun 2045 memasuki usia produktif. Maka dari itu, penting untuk berfokus pada bagaimana asupan pangan bergizi bagi mereka melalui intervensi program pemerintah seperti Genius,” ujarnya lagi.
Baca juga: Hari Pangan Sedunia 2024: Fortifikasi Pangan Penting untuk Perbaikan Gizi Nasional
Nyoto mengatakan pihaknya mengapresiasi langkah baik seluruh SD penerima manfaat dalam menginternalisasi pentingnya pemberian makan bergizi yang disertai edukasi.
“Terlihat dari intensnya aktifivitas pelaksaan yel-yel dan jingle Genius Sehat, Kuat, Cerdas, Ceria, serta aktivitas bersama menyanyikan lagu Stop Boros Pangan,” ungkapnya.
Nyoto pun menyebut jika motivasi siswa ke sekolah meningkat dengan pemberian kudapan bergizi. Untuk itu, praktek baik ini menurutnya harus diteruskan pasca pelaksanaan Genius.
Baca juga: Di Pertemuan Internasional Fortifikasi Pangan Sejumlah Negara Berbagi Pengetahuan
“Program Genius ini sebagai pilot project jika memang harus dilakukan sepanjang tahun maka akan dilanjutkan atau disinergikan melalui program nasional Makan Bergizi Gratis oleh Badan Gizi Nasional sesuai dengan Perpres 83/2024. Tentunya SD pelaksana Genius, OPD Kabupaten/Kota maupun Provinsi mempunyai praktek baik dalam awal pelaksanaan program tersebut,” tegas Nyoto.
Sejalan dengan arahan Kepala NFA Arief Prasetyo Adi, sambungnya, ketahanan pangan dan gizi adalah isu strategis nasional. Pentingnya asupan gizi generasi masa depan menjadi perhatian Bapak Presiden Joko Widodo.
Karena itu, Arief meyakini bahwa upaya ini bukan sekadar memberikan makanan, tetapi memastikan kualitas dan kuantitas pangan yang dikonsumsi oleh generasi mendatang.
Perwujudan konkret
Sementara itu, FAO Representative for Indonesia and Timor Leste, Rajendra Aryal, memberikan apresiasi untuk program Genius yang merupakan perwujudan konkret terhadap pemenuhan Hak atas Pangan.
“Melalui inisiatif ini, kita dapat melihat bagaimana Hak atas Pangan dapat direalisasikan dengan mendorong keterlibatan masyarakat dan memperkuat ketahanan pangan,” tegasnya.
Dari program itu, lanjut Rajendra, tidak hanya mengukur dampak dari pemenuhan gizi tetapi juga perlu mengevaluasi bagaimana program ini dapat mengubah perilaku makan anak-anak dan masyarakat,” tegasnya.
Sekretaris Umum Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Gizi Indonesia (AIPGI), Budi Setiawan, menyampaikan terima kasih telah menjalankan amanah kerjasama dengan Badan Pangan Nasional sebagai mitra dalam mengimplementasi program Genius terutama dalam hal bantuan teknis, pendampingan, dan evaluasi.
“Tahun kedua ini terjadi peningkatan yang lebih baik terkait partisipasi peserta dan secara umum pelaksanaan pemberian kudapan di berbagai SD berlangsung lancar sesuai panduan dan rencana dengan melibatkan peran penyedia makanan/ katering, guru, dan siswa SD,” ungkap Budi.
Direktur Kewaspadaan Pangan dan Gizi, Nita Yulianis, menyebut, sejak tahun 2023 hingga saat ini penerima manfaat Genius telah menyasar 42 ribu siswa SD yang tersebar di 50 kabupaten/ kota di 10 provinsi.
"Tentunya inisiatif daerah untuk peduli terhadap pembangunan kualitas pangan dan gizi bagi anak juga sangat penting, karena itu, kami hari ini juga memberikan penghargaan kepada beberapa pelaksana program Genius terbaik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota," ujarnya.
Adapun dalam kegiatan evaluasi Genius tersebut, diberikan penghargaan kepada Dinas Pangan pelaksana Genius terbaik di tingkat Provinsi yakni kepada Dinas Pangan Aceh.
Dinas Pangan Pelaksana Genius terbaik tingkat Kabupaten/ Kota diberikan kepada Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Bandung. Kemudian Sekolah Dasar pelaksana Genius 2024 terbaik diraih oleh SDN 020252 Binjai dan Penulis Kisah Sukses Genius 2024 terbaik kepada UPTD SDN 48 Bonto Kapetta - Maros. (SG-1)