Kita buka media sosial, dan
betapa banyak kutipan para pengusaha sukses. Isinya meyakinkan sekali. Tegas
dan membuat mata kita terisi. Tulisan-tulisan tentang harus berani, tentang
mesti merangkak dan berani berdarah-darah.
Tiga saran tadi benar adanya tidak salah. Tapi di sana ‘kan tidak ada penjelasan kalau buka bisnis harus tok sendirian.
Di sana kita kenal kongsi. Kongsi adalah padanan Bahasa mandarin untuk jalinan bisnis dari dua orang atau lebih yang mendirikan usaha. Kata ini kadang jadi kengerian untuk Sebagian orang, karena bisa dilihat usaha yang gugur tengah jalan karena kongsinya pecah, atau biasa kita sebut pecah kongsi.
Bisnis yang dimulai dua orang justru lebih moncer. Ada yang duet, Microsoft contohnya, didirikan oleh Bill Gates dan Paul Allen. Begitupun Apple, Steve Jobs dan Steve Wozniak. Ataupun Google, Larry Page dan Sergey Brin, dan tentu masih banyak yang lain.
Adapun yang tim. Facebook contohnya. Mark Zuckerberg awalnya membentuk Facebook dari empat kawan sekamar di asrama Harvard, mereka adalah Eduardo Saverin, Dustin Moskovitz, Chris Hughes.
Usaha yang dimulai dari
pertemanan yang kuat bisa menjadi energi besar. Yang satu bisa menutupi
kekurangan yang lainnya. Begitupun soal peran yang bisa dibagi kemudian.
Eh tunggu, saya usahanya kan kecil-kecilan, skala UMKM. Bukan mau seribet yang tadi-tadi itu. Nah ini dia. Memang sektor bisnis UMKM biasanya dilahirkan, disusui, diasuh dan dimodalin sendiri hingga sampai oke. Namun bagaimana supaya kongsinya berhasil?
Berkongsi (founder group)
ataupun memulai sendiri pada prinsipnya bergantung kepada keputusan pemilik ide
paling besar, atau disebut inisiator. Kalau kongsi pasti yang dominan, kalau
sendiri ya sendiri saja. Apa saja pertimbanga kalau ingin membuka kongsi?
- Kenali potensinya
Berteman lama, bermain bersama
dalam suka dan duka, sehidup semati tidak otomatis membuat teman kita menjadi
partner yang cocok untuk membangun usaha bersama. Yang membuat teman kita partner
bisnis yang baik adalah mengenali kemampuannya. Cara mengenalinya justru kita
berkaca pada diri. Saya lemah di bagian mana. Apabila partner
bisnis anda bisa mengisinya, berarti dia berpotensi.
- Kenali daya survivenya
Mengajak orang menghabiskan waktu bersama dalam kesenangan sangatlah mudah. Namun sebuah bisnis membutuhkan orang orang yang memiliki daya juang. Berani untuk menanggung risiko bisnis, dan memiliki kelincahan (agile) untuk menyelesaikan masalah. Carilah teman yang memiliki itu semua dan bukan yang mudah mengeluh dan gampang terpancing putus asa.
- Kenali Karakternya
Karakter adalah perilaku yang ditunjukan dalam keseharian atau kondisi tertentu, perilaku dan sikap ini muncul secara konsisten. Kita semua punya karakter yang berbeda-beda. Dengan mengetahui karakter, kita mengetahui kapan harus gas, kapan harus rem.
Dalam memilih kongsi, pilihlah yang memang sesuai dengan kebutuhan kerja anda. Ini bisa dilihat di poin potensi. Kalau potensinya bagus, tinggal karakternya sesuai atau tidak. Lihat kembali di diri anda. Kalau memang kurang tegas, jangan pilih yang easy going. Carilah yang memang saling mengisi. Yin-Yang. Seimbang.
- Ikat komitmennya
Jika tiga syarat sebelumnya sudah terpenuhi, maka ajaklah teman itu secara terbuka dan mendalam. Lakukan penawaran dan mintalah tanggapannya. Ada dua pertayaan yang biasanya akan ditanyakan teman kita itu; apa untungnya dengan bergabung dan bagaimana pembagian peran. Lakukan win-win solution ketika berdiskusi, sehingga orang dengan sadar akan bergabung dan berkomitmen untuk berjalan bersama-sama memulai bisnis dari KM nol.
- Sepakati aturan main
Agar komitmen untuk bekerja bersama dapat terlaksana smooth dan meminimalisir gesekan dalam kelompok, maka perlulah dibuatkan aturan main bersama atau kode etik. Aturan main bersama ini juga berfungsi membatasi bercampurnya ruang peran sebagai pribadi ketika sedang menjalankan kegiatan bisnis. Seringkali hal ini dikesampingkan dan dibiarkan begitu saja. Itulah yang kadang berbuah menjadi salah paham dan pecah kongsi di lain hari.
Demikian 5 hal yang bisa menjadi
Langkah awal dari kita yang ingin membuat usaha secara bersama. Selanjutnya
adalah bicarakan dengan terbuka model bisnis dan roadmap bisnis yang
akan ditempuh. Bagilah peran sesuai dengan potensi, karakter dan minat.
Membagi tidak hanya membagi
posisi jabatan, tetapi membagi posisi penyelesaian rencana. Langkah terakhirnya
adalah tinggal memutuskan jenis badan hukum usaha yang sesuai dengan
pertimbangan jumlah founder.
Selamat berkongsi. semoga pertemanan menjadi sinergi produktif. Yakini dan rawat tim dengan baik dan ingat nasehat Henry Ford “Jika setiap orang bergerak maju bersama, maka kesuksesan akan mengurus dirinya sendiri."