Ekonomi

Trade Expo Indonesia 2024 Ajang Pelaku Usaha Berburu Produk Kualitas Ekspor

Di hari kedua pameran TEI ke-39 Tahun 2024 di ICE BSD, sejumlah peserta pameran mengaku ada yang sudah deal bertransaksi, tetapi banyak pula yang produknya hanya dibeli dalam jumlah kecil untuk contoh.
 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
11 Oktober 2024
Foto-Foto. Dok. Sokoguru/Rosmery

MEMASUKI hari Kedua gelaran Trade Expo Indonesia (TEI)  ke-39 Tahun 2024 di  Indonesia Convention Exhibition (ICE), Bumi Serpong Damai (BSD) City, Tangerang, Banten, Kamis (10/10), para pengunjung yang sebagian besar para buyer baik luar maupun dalam negeri tampak menghampiri booth atau paviliun.

 

Ada yang ke kelompok makanan, perhiasan, kerajinan, kosmetik, home living (perlengkapan rumah tangga), kesehatan, fesyen, dan lain sebagainya. Bagi yang tertarik dengan produk yang dipamerkan, para buyer dan pemilik produk berdiskusi.

 

Ada yang langsung deal melakukan bisnis to bisnis (B to B), tetapi banyak juga yang hanya membeli 3 atau 10 buah. 

 

Baca juga: Beri Apresiasi ke Atase Perdagangan, Kemendag Gelar Publikasi Perwadag Award 2024

 

“Biasanya mereka cuma buat sample dan dijual ke negaranya, tapi kalau pasarnya bagus, baru ada transaksi lanjutan. Karena prosesnya tidak berhenti di pameran ini saja,” ujar Co.Founder and Director  Social Enterprise, Saka Dala, Veronika, kepada Sokogoguru,  di booth Kopi Nusantara yang cukup luas. 

 

Dalam pameran TEI kali ini, Saka Dala membawa komoditas kopi hasil petani dari sejumlah daerah. Salah satunya kopi Bandung Puntang.

 

“Sudah ada yang deal, dari Amerika Serikat, tetapi ada juga yang baru tanya-tanya, terutama dari Timur Tengah,” imbuhnya.

 

Baca juga: Trade Expo Indonesia (TEI) 2024 Fokus pada Pangan, Manufaktur, dan Produk Halal

 

Sementara, seorang pria  yang tengah merapihkan etalase toples-toples berisi biji kopi dari Bandung Puntang mengatakan sampai hari kedua belum ada yang bertransaksi dengannya.

 

“Harganya belum cocok. Banyak sih yang ke sini, terutama dari Timur Tengah, tapi mereka nawar harganya kurang bagus,” ujarnya sambil tertawa.

 

Hal yang sama dialami HS Silver dari Yogyakarta yang menempati hall 8. Produk yang dipamerkan adalah perhiasan perak yang dipadu dengan batu dan mutiara.

 

“Kalau transaksi besar belum, tapi tadi ada dari Amerika serikat beli beberapa buah. Katanya buat contoh akan dijual di negaranya. Kalau bagus dia akan pesan lagi,” ujar Yeni T.Ragil Ngawula , marketing Wholesale HS Silver.

 

Tidak jauh dari booth HS Silver, terdapat paviliun Provinsi Jawa Barat. Di tempat yang agak besar itu ada lima pelaku UKM memamerkan produk kerajinan mereka. 

 

 

Salah satunya, Baragakai dari Cikarang milik Elis Kartini. Peraih juara pertama Dekranasda Jawa Barat 2024 itu memamerkan aneka produk kerajinan tempat tisu, teh, tatakan gelas, tempat sendok, dan lain sebagainya yang terbuat dari triplek.

 

“Tadi dari Filipina beli tiga tempat tisu, katanya buat contoh dulu. Buat dimasukkan ke toko di Filipina,” ujarnya yang baru saja mengikuti Pameran Inacraft 2024 di Jakarta Convention Center (JCC) 2-6 Oktober lalu.

 

Elis mengaku baru memulai usahanya pada 2022, namun setahun belakangan ia banyak mendapat order baik dari dalam dan luar negeri. 

 

“Kalau ekspor dalam volume besar sih belum, cuma kalau dari luar negeri yang paling banyak order ke Baragakai dari Jepang. Sekali pesan bisa ratusan, tetapi khusus tempat teh. Sama buyer saya dijual lagi ke beberapa toko di Jepang,”.

 

Diantara para buyer yang berkeliling menghampiri setiap paviliun atau booth, Sokoguru bertemu dengan buyer dari Belanda,Hilliana Pancaningsih dan Suaminya Lucas Sinnema, owner  Amenis Trading Nederland.

 

Lucas datang ke TEI ternyata atas undangan Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk mendapatkan penghargaan Primaduta Award 2024. Penghargaan itu diberikan karena Amenis Trading dinilai secara konsisten selama lima tahun beruturut-turut membeli produk-produk UKM dengan cukup besar.

 

“Kami membeli produk-produk home living dari kayu jati dan trembesi. Di Belanda kami punya dua toko, satu di dekat Amsterdam dan satunya lagi di dekat perbatasan dengan Jerman,” ujar Hilli yang berdarah Indonesia.

 

Menurutnya, pelanggan Hilli di Belanda sebagian besar adalah reseller, kada untuk 1 item, misalnya patung, setiap pelanggan bisa membeli 20-30 buah untuk dijual lagi ke beberapa negara lain di Eropa.

 

Itulah sebabnya sekali berbelanja di Jepara, Jawa Tengah Amennis Trading bisa membawa enam kontainer besar. Maka tidak mengherankan jika dalam setahun nilai impornya mencapat ratusan ribu euro.

 

“Untuk tahun 2023 nilai impor perusahaan kami dari Indonesia mencapai 175.317,24 euro atau setara dengan Rp2,995 miliar. Dari sini kita langsung belanja ke Jepara dan Semarang. Mumpung di Indonesia,” imbuhnya.

 

Dalam pameran TEI itu juga Hilli mengaku tertarik dengan produk kayu untuk mandi sauna yang bisa dirakit sendiri oleh konsumennya (knock down).

“Aku tertarik dengan itu. Bisa jual buat family,” ujarnya. (Ros/SG-2)