Ekonomi

Revitalisasi Pasar Binjai Hulu, Sintang, Kalbar, untuk Dorong Perekonomian dan UMKM

Groundbreaking atau peletakan batu pertama proyek ini dilakukan pada Sabtu (5/10), dipimpin Deputi Bidang Perkoperasian Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM), Ahmad Zabadi.

By Deri Dahuri  | Sokoguru.Id
07 Oktober 2024
Kondisi  saat ini Pasar Binjai Hulu, Kecamatan Binjai Hulu, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, (Ist)

PEMERINTAH terus memperkuat komitmennya dalam mengembangkan wilayah tertinggal dan terluar di Indonesia. 

 

Salah satu langkah pentingnya adalah melalui proyek revitalisasi pasar tradisional di Kecamatan Binjai Hulu, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat (Kalbar). 

 

Groundbreaking atau peletakan batu pertama proyek ini dilakukan pada Sabtu (5/10), dipimpin Deputi Bidang Perkoperasian Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM), Ahmad Zabadi.

 

Baca juga: Kemeriahan Warnai Hari Kedua Festival Pasar Rakyat (FPR) 2024 di Pasar Pahing, Kediri

 

Revitalisasi pasar ini merupakan bagian dari pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2021 yang menitikberatkan pada percepatan pembangunan ekonomi di kawasan perbatasan dan wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar). 

 

Dengan revitalisasi tersebut, pasar tradisional Binjai Hulu diharapkan mampu menjadi pusat ekonomi baru yang mendorong kemajuan UMKM di wilayah tersebut.

 

 

Fasilitas Baru untuk Pedagang dan Dukungan Koperasi

 

Menurut Ahmad Zabadi, proyek ini menjadi peluang besar bagi para pedagang untuk mengembangkan usaha mereka. 

 

"Revitalisasi ini akan menjadi kesempatan bagi pedagang untuk memperluas usahanya, apalagi pasar ini nanti akan dikelola oleh koperasi," ujarnya.

 

Kemenkop UKM memberikan dukungan dana sebesar Rp1,5 miliar dalam bentuk Daftar Isian Pelaksana Anggaran (DIPA). 

 

Baca juga: Pasar Padaringan, Cibiru, Bandung, Sajikan Seni, Budaya, dan Ekonomi di Bukit Mbah Garut

 

Dana ini akan digunakan untuk membangun 13 kios dan 25 los bagi 38 pedagang. Diharapkan pembangunan ini dapat rampung sebelum akhir 2024. 

 

Selain itu, pemerintah daerah juga mengalokasikan tambahan anggaran sebesar Rp1 miliar, sehingga total dana untuk proyek ini mencapai Rp2,5 miliar.

 

Dengan total anggaran tersebut, Ahmad Zabadi optimistis pasar tradisional ini akan menjadi sarana yang optimal bagi para pedagang untuk memasarkan produk mereka, sekaligus memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar. 

 

Koperasi Produsen Alam Berkah Mandiri akan menjadi pengelola pasar, dan diharapkan mampu menjadi jembatan yang memperkuat para pedagang kecil.

 

“Pengelolaan pasar oleh koperasi akan membantu pedagang mendapatkan akses ke sumber daya yang lebih produktif, pembiayaan, hingga bahan dagangan yang lebih kompetitif,” tambah Ahmad Zabadi.

 

Dorong Transformasi UMKM dan Pusat Ekonomi Baru

 

Selain mengembangkan usaha pedagang, proyek revitalisasi ini juga bertujuan mengubah citra pasar tradisional yang kerap dianggap kumuh. 

 

Koperasi diharapkan bisa menjaga kebersihan dan tata kelola pasar, sehingga pasar tradisional Binjai Hulu dapat menjadi tempat yang nyaman dan aman bagi penjual maupun pembeli.

 

Sementara itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Kalbar, Ignasius IK, menegaskan pentingnya menjaga interaksi yang harmonis antara pedagang dan pembeli. 

 

Baca juga: Festival Pasar Rakyat 2024: Langkah Nyata Dukung Keberlanjutan Pasar Pahing, Kota Kediri

 

Menurut Ignasius, pasar yang modern, bersih, dan dikelola dengan baik dapat mendukung perkembangan UMKM dan menciptakan lapangan kerja baru di Binjai Hulu.

 

"Pasar tradisional menghadapi tantangan besar di era digital ini. Oleh karena itu, revitalisasi pasar adalah langkah penting untuk membantu UMKM bertransformasi menjadi lebih modern," ujar Ignasius.

 

Ia juga mengimbau masyarakat untuk merawat pasar setelah revitalisasi selesai, agar pasar ini bisa menjadi pusat aktivitas ekonomi yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

 

Proyek revitalisasi pasar di daerah 3T ini bukanlah yang pertama kali dilakukan Kemenkop UKM. 

 

Sebelumnya, program serupa telah sukses dilaksanakan di wilayah-wilayah seperti Biak Numfor, Sumba Barat, Ternate, hingga Malinau di Kalimantan Utara. 

 

Proyek ini diharapkan dapat memperkuat posisi pasar tradisional sebagai pusat ekonomi lokal yang dapat bersaing di era modern. (SG-2)