PRESIDEN Prabowo Subianto memberi apresiasi kepada Bank Indonesia (BI) yang selama ini dengan baik menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Sebab, stabilitas mata uang merupakan wujud kedaulatan suatu negara.
Apresiasi juga disampaikan kepada Kementerian Keuangan (Kemenkeu), dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang terus bersinergi erat sebagai garda terdepan menjaga stabilitas perekonomian,serta perlu terus dipertahankan untuk memperkuat stabilitas dan transformasi ekonomi nasional.
Apresiasi itu disampaikan Presiden pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2024 yang mengusung tema Sinergi Memperkuat Stabilitas dan Transformasi Ekonomi Nasional di Kantor Pusat BI, Jakarta, Jumat (29/11).
Baca juga: RDG Bank Indonesia Oktober 2024 Putuskan Mempertahankan BI-Rate Tetap 6,00%
“Mari bersama semua unsur di semua bidang dengan semua keahilan, kita harus bekerja dalam satu kesatuan. Kita yakin kita akan mencapai apa yang kita cita-citakan," ujar Kepala Negara dalam pidato arahannya, dalam keterangan Bank Indonesia, Sabtu (30/11).
Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyampaikan, optimisme Bank Indonesia bahwa perekonomian Indonesia ke depan akan semakin baik, namun dengan tetap mewaspadai sejumlah tantangan tantangan global yang meningkat.
Bank Indonesia, sambungnya, memprakirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 tetap kuat pada kisaran 4,8-5,6%, dan akan terus meningkat menjadi 4,9-5,7% pada 2026 didukung oleh konsumsi swasta, investasi, dan kinerja ekspor yang cukup baik.
Baca juga: Bank Indonesia Gandeng Otoritas Jasa Keuangan Luncurkan Central Counterparty
“Inflasi akan tetap terkendali dalam rentang sasaran 2,5±1% pada 2025 dan 2026 didukung konsistensi kebijakan moneter, kebijakan fiskal, dan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP). Stabilitas eksternal dan sistem keuangan tetap terjaga, disertai digitalisasi yang terus berkembang pesat,” jelas Perry.
Ke depan, imbuhnya, lima tantangan global perlu terus dicermati dan diantisipasi yakni perlambatan dan divergensi pertumbuhan ekonomi global, penurunan inflasi dunia yang lambat, suku bunga negara maju yang masih akan bertahan tinggi, kuatnya mata uang dolar AS, serta pelarian modal dari emerging markets ke negara maju.
Perry mengatakan sinergi sebagai kunci untuk prospek kinerja ekonomi Indonesia dalam memperkuat stabilitas dan transformasi ekonomi nasional. Sinergi kebijakan perlu terus diperkuat untuk menghadapi berbagai tantangan yang semakin kompleks ke depan dan mempercepat transformasi ekonomi nasional agar perekonomian tumbuh lebih kuat.
Baca juga: Ketiga Kalinya Bank Indonesia Raih Penghargaan Best Central Bank of the Year 2024
Dalam kaitan itu, kata Gubernur BI lagi, sinergi bauran kebijakan meliputi lima area penting, yakni pertama, stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Kedua, pertumbuhan domestik melalui peningkatan konsumsi dan investasi, ketiga, peningkatan produktivitas dan kapasitas ekonomi nasional;. Keempat, pendalaman keuangan untuk pembiayaan perekonomian, dan kelima digitalisasi sistem pembayaran serta ekonomi keuangan digital nasional. (SG-1)