KURANG dari sepekan umat Islam di Indonesia dan seluruh dunia akan menyambut kehadiran bulan suci Ramadan 1445 H.
Bagi umat Islam, di antara 12 bulan, Ramadan adalah bulan yang sangat istimewa dan disebut pula sebagai bulan penuh magfirah atau ampunan dan keberkahkan.
Dalam upaya peningkatan ketakwaan, muslim akan melaksanakan ibadah puasa sebulan penuh.
Baca juga: DPRD Kota Bogor Minta Pemerintah Turunkan Harga Beras Jelang Ramadan
Bersamaan kedatangan bulan Ramadan, kebutuhan umat Islam terhadap pangan untuk memenuhi kebutuhan buka puasa dan sahur pun meningkat.
Sayangnya sejak Februari 2024, masyarakat mengeluh dengan kelangkaan beras di pasaran. Kendati tersedia di beberapa warung, toko, dan pusat perbelanjaan, harga beras masih cukup tinggi.
Namun untuk memenuhi kebutuhan beras yang harganya tinggi di pasaran, sejumlah pemerintah daerah yang bekerja sama dengan Perum Bulog menggelar operasi pasar murah.
Baca juga: DPR Minta Pemerintah Segera Atasi Kelangkaan dan Kenaikan Beras
Sementara itu, Penjabat (Pj) Bupati Garut, Barnas Adjidin, secara langsung memeriksa ketersediaan beras di Gudang Bulog, Jalan Cimanuk, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat, baru-baru ini.
Pj Bupati Garut Pastikan Stok Pangan di Daerahnya Aman
Sebagaimana dilansir situs Pemprov Jabar, Selasa (5/3), Barnas menyatakan ketersediaan pangan di Kabupaten Garut dipastikan aman hingga pasca-Idul Fitri.
Ia menyebut tidak ada kekurangan ketersediaan pangan, khususnya beras, berdasarkan perhitungan jumlah penduduk dan kebutuhan masyarakat, khususnya komoditas beras.
“Ini tentu merupakan kerja sama yang luar biasa antara kita dengan Bulog, juga dengan para pemangku kepentingan terkait. Dan hari ini juga disaksikan oleh ibu Kajari bahwa stok beras di Kabupaten Garut aman sampai dengan pasca-lebaran,” ucapnya.
Baca juga: Pemkot Bandung Siap Gelar Operasi Pasar dan Pasar Murah di 30 Kecamatan
Pimpinan Cabang Bulog Ciamis, Ashville Nusa Panata, mengungkapkan bahwa stok beras wilayah Priangan Timur saat ini sekitar 6 ribu ton hingga 7 ribu ton.
Untuk Kabupaten Garut sendiri, terdapat stok beras sebanyak 900 ton, dengan tambahan seribu hingga dua ribu ton beras sedang dalam perjalanan.
Menyikapi kelangkaan dan kenaikan harga beras, Ashville menjelaskan bahwa Bulog berkolaborasi dengan pemerintah daerah untuk mengatasi masalah tersebut.
Dia menambahkan, El Nino tahun lalu mengakibatkan gagal panen dan mundurnya masa tanam, yang diperkirakan berlangsung hingga pertengahan Maret hingga April.
"Untuk mengisi waktu itu, akhirnya untuk menyikapinya Bulog melakukan upaya-upaya dengan pemerintah, upaya pertama yaitu dengan bantuan pangan yang sekarang sedang berjalan, itu untuk yang Garut tonase alokasi 2900 begitu berjalan," ucapnya.
Ashville juga menyoroti program Stabilisasi beras Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang telah didistribusikan ke pasar tradisional maupun ritel binaan Bulog.
Terakhir, operasi pasar dengan dinas-dinas terkait dilakukan sebagai upaya penanganan kelangkaan beras.
"Mudah-mudah bisa menurunkan harga atau minimal menahan harga,” ucap Ashville.
“Kalau sekarang kita koordinasi dengan DKP cukup untuk pasca lebaran posisi mungkin sekitar tiga bulan ke depan, dan ini stok ini dalam posisi dinamis, jadi kalaupun ini kurang juga nanti ada barang baru yang masuk," pungkasnya. (SG-2)