TAHUN 2023 menjadi tahun yang penuh tantangan bagi perekonomian Indonesia. Pertumbuhan ekonomi melambat menjadi 5,05 persen, sedikit lebih rendah dari tahun sebelumnya yang mencapai 5,31 persen.
Di tengah badai ekonomi global dan inflasi yang tinggi, Indonesia disebutkan masih menunjukkan ketangguhan. Meski diterpa gelombang ketidakpastian, kapal ekonomi Indonesia terus melaju, meski diterpa gelombang ketidakpastian.
Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal 1 tahun 2024 tetap optimistis.
Baca juga: Hadir di Inacraft 2024, Produk UMKM Kota Bandung Bidik Pasar Mancanegara
Lembaga riset Danareksa Sekuritas memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh sebesar 5,16 persen (yoy) pada kuartal I 2024, meningkat dari pertumbuhan 5,04 persen (yoy) pada kuartal IV 2023 dengan didorong peningkatan konsumsi rumah tangga dan belanja pemerintah.
Pertumbuhan Kota Bandung 2023 Tumbuh 5,07 Persen
Sementara itu, laju pertumbuhan Ekonomi Kota Bandung tertinggi kedua di antara Kabupaten Kota di Bandung Raya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung per 1 Maret 2024, kinerja ekonomi Kota Bandung tahun 2023 tumbuh positif sebesar 5,07 persen dibandingkan tahun 2022.
Baca juga: Tak Hanya Bertahan, Comring, Produk UMKM Kota Bandung, Perlu Sentuhan Inovasi
“Di wilayah Bandung Raya, laju pertumbuhan tertinggi adalah Kota Cimahi sebesar 5,19 sementara terendah adalah Kabupaten Bandung sebesar 4,97,” kata kepala Diskominfo Kota Bandung Yayan A. Brilyana sebagaimana dikutip situs Pemkot Bandung, Sabtu (2/3).
Secara umum, struktur ekonomi Kota Bandung tidak mengalami perubahan. Sejak tahun 2020 terdapat tiga lapangan usaha yang memiliki kontribusi terbesar dalam struktur perekonomian Kota Bandung yaitu perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor (25,33 persen), industri pengolahan (18,73 persen), dan informasi dan komunikasi (14,69 persen).
“Pendorong utama perekonomian Kota Bandung tahun 2023 berasal dari pengeluaran konsumsi Rumah Tangga (60,97 persen),” jelas Yayan,
Pembentukan modal tetap bruto (25,35 persen), dan pengeluaran konsumsi pemerintah (9,79 persen).
Perekonomian Kota Bandung berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas harga berlaku tahun 2023 mencapai Rp 351,28 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 221,97 triliun.
Baca juga: Food Street Malabar Jadi Pelengkap Wisata Kuliner di Kota Bandung
“Dari sisi produksi, lapangan usaha jasa kesehatan dan kegiatan sosial mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 9,31 persen,” kata Yayan..
Dari sisi pengeluaran, komponen pengeluaran konsumsi Lembaga Non Profit dan Rumah Tangga (LNPRT) mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 16,07 persen.
Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan yang tinggi terjadi pada lapangan usaha dengan kontribusi yang relatif kecil terhadap perekonomian Kota Bandung.
“Lapangan usaha tersebut adalah lapangan usaha kesehatan dan kegiatan sosial dengan pertumbuhan 9,31 persen. Diikuti oleh lapangan usaha transportasi dan pergudangan dengan pertumbuhan 8,79 persen,” jelas Yayan.
Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung tahun 2023 Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) sebesar Rp 351,28 triliun atau secara nominal bertambah sebesar RP 23,13 triliun dibanding tahun 2022 yang sebesar Rp 328,15 triliun.
Sedangkan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK), PDRB Kota Bandung tahun 2023 sebesar Rp 221,97 triliun, atau mengalami pertambahan Rp 10,72 triliun dibanding nilai tahun 2022 yang sebesar Rp 211,25 triliun. (SG-2)