DI balik gemerlap Kota Yogyakarta, sebuah program pemberdayaan UMKM kuliner yang digagas Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta sejak tahun 2018, yakni E-Nglarisi Gandeng Gendong, terus berlanjut dan semakin digencarkan.
Pada tahun 2024, target realisasi anggaran E-Nglarisi Gandeng Gendong melalui aplikasi diharapkan bisa terserap sekitar 60% dari alokasi yang ada.
Hingga awal Juni 2024, serapan anggaran program ini telah mencapai sekitar Rp 1,29 miliar.
Baca juga: Dekranasda Dorong Perajin UMKM Kembangkan Produk Khas Yogyakarta
Tri Karyadi Riyanto Raharjo, Kepala Dinas Perindustrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (PKU) Kota Yogyakarta, menjelaskan bahwa E-Nglarisi adalah layanan penyedia jasa jamuan makanan dan minuman untuk kegiatan organisasi perangkat daerah (OPD) lingkup Pemkot Yogyakarta melalui aplikasi Jogja Smart Service (JSS). Misalnya, untuk kebutuhan rapat dinas.
"Realisasi anggaran melalui aplikasi E-Nglarisi telah mencapai sekitar Rp 1,29 miliar,” ujar Sri.
“Namun, masih banyak OPD yang melakukan pemesanan tidak melalui aplikasi, tetapi melalui WA, SMS, telepon, dan datang langsung, sehingga tidak semua terpantau seberapa besar anggaran yang terserap," kata Tri Karyadi baru-baru ini sebagaimana dikutip situs Pemkot Yogyakarta.
Tren serapan anggaran program E-Nglarisi Gandeng Gendong sejak 2018 mengalami peningkatan, pernah mencapai lebih dari 70%-80%.
Baca juga: Bakpia Kurnia Sari: Perjalanan Sukses UMKM Yogyakarta yang Mendunia
Namun, sempat turun selama masa pandemi Covid-19 pada tahun 2020-2021 karena tidak ada kegiatan tatap muka.
Pada tahun 2024, Pemkot Yogyakarta mengalokasikan anggaran sebesar Rp 5,4 miliar untuk jamuan makan minum kegiatan OPD.
"Tahun ini target serapannya setidaknya enam puluh persen dari alokasi anggaran lewat aplikasi E-Nglarisi," ujarnya.
Sejak tahun 2022, Dinas PKU Kota Yogyakarta tidak hanya memberikan bimbingan teknis terkait produk, kualitas, dan pemasaran, tetapi juga mengedukasi penggunaan aplikasi kepada penyedia jasa.
Selain itu, dilakukan kurasi terhadap penyedia jasa makanan dan minuman di E-Nglarisi.
Baca juga: Miliki UMKM, Kelurahan Purwokinanti Mewakili Kota Yogyakarta Ikuti Lomba Tingkat DIY
Dari sekitar 350 kelompok Gandeng Gendong, hanya sekitar 173 kelompok yang layak menjadi penyedia jasa, sementara sisanya masih dalam tahap pembinaan untuk dapat bergabung.
"Karena berbasis aplikasi, segala transaksionalnya harus berbasis aplikasi. Pemkot sudah mengeluarkan instruksi wali kota tahun 2023 bahwa transaksi E-Nglarisi harus melalui aplikasi,” jelas Tri.
“Kami terus menyampaikan ini kepada semua OPD. Sebagian penyedia jasa belum familiar, maka kami juga melakukan edukasi agar mereka bisa menggunakan aplikasi," tutur Tri.
Secara terpisah, Asri Mikatsih, Koordinator Kelompok Gandeng Gendong Kuliner Pakudaya di Kelurahan Pakuncen, berbagi pengalaman tentang manfaat program Nglarisi Gandeng Gendong.
"Meskipun omzet tahun ini tidak sebanyak di awal karena semakin banyak penyedia jasa Gandeng Gendong dan persaingan ketat, tetapi kelompok Pakudaya setiap hari masih menerima pesanan. Dalam sehari, rata-rata ada pesanan 200-400 nasi boks dan 200 snack," ujarnya.
Kelompok Pakudaya memberdayakan sekitar 11 warga sekitar dan pelaku kuliner setempat untuk menyuplai snack atau camilan.
"Dapur kami setiap hari masih tetap memasak untuk melayani pesanan. Selain dari pemkot, kami juga melayani Provinsi DIY, konsumen pribadi, dan sekolah," tutur Sri.
"Jadi kami memperluas pasar. Semangat kami sebenarnya adalah pemberdayaan yang menjadi kata kunci di Pakudaya," tambah Asri.
Asri berharap program E-Nglarisi Gandeng Gendong terus dipertahankan dan manfaatnya semakin besar, tidak hanya untuk Kelompok Pakudaya tetapi juga untuk kelompok Gandeng Gendong yang mulai bertumbuh di seluruh Kota Yogyakarta.
"Program ini benar-benar bisa sampai ke bawah. Kami yang sebelumnya tidak punya pendapatan, dengan adanya program ini ibu-ibu bisa memiliki pendapatan sendiri dan membantu perekonomian keluarga," pungkasnya. (SG-2)