KEMENTERIAN Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) menargetkan ada 10 Usaha Kecil Menengah (UKM) yang dapat melakukan Initial Public Offering (IPO) tahun ini. Untuk itu, KemenKopUKM bersama Bursa Efek Indonesia (BEI) berkomitmen untuk menggencarkan langkah sosialisasi untuk mendorong pelaku UKM melantai di Bursa.
“Kami bersama BEI berupaya agar UKM lompat usahanya. Tidak terus-menerus kecil dan menengah,” kata MenKopUKM Teten Masduki dalam Forum Pasar Modal di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (17/7).
Acara tersebut merupakan rangkaian program SME IPO kerja sama antara Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) bersama BEI. Sebanyak 250 UKM hadir dalam acara tersebut dan perusahaan-perusahaan tersebut merupakan rekomendasi dari KADIN, HIPMI, IDX Incubator, serta binaan KemenKopUKM.
Baca juga: Karya Kreatif Jabar X Pekan Kerajinan Jabar 2024 Percepat Dorong UMKM Naik Kelas
Teten mengatakan pihaknya terus mendorong pelaku UKM untuk naik kelas dan memperluas sumber pendanaan dengan cara IPO dan memperoleh pendanaan melalui Pasar Modal.
IPO sendiri merupakan sebuah langkah penggalangan dana yang digunakan oleh perusahaan melalui pasar modal, di mana perusahaan menjual sahamnya kepada publik untuk pertama kalinya.
“Maka kami sepakat jemput bola. Salah satunya lewat acara ini untuk mengajak UKM. Ayo jangan takut masuk bursa,” imbuhnya, dalam rilis Kemenkop UKM.
Baca juga: Gelar Roadshow Kewirausahaan, Pemkot Batam Dorong UMKM Naik Kelas
Dalam kesempatan itu, Menteri Teten juga mengatakan pihaknya saat ini sedang mencoba menawarkan berbagai solusi bagi pelaku UKM untuk melaksanakan IPO. Salah satunya dengan membentuk holding usaha.
“Saya menawarkan dan mencoba mengajak dari usaha sejenis untuk membuat holding. Jadi usaha sejenis digabungkan supaya IPO sehingga ada akselerasi. Sesuai nama di bursa kan ada Papan Akselerasi. Supaya cepat jangan sendiri-sendiri. Kita senangnya UKM itu berdampingan sehingga gabung dan melakukan IPO. Ini juga salah satu alternatif selain menggandeng investor,” katanya lagi.
Menteri Teten menekankan, IPO sangat penting dilakukan agar pelaku UKM dapat mengembangkan kapasitas usahanya menjadi usaha besar.
Baca juga: Peringati Hari Jamu Nasional, BPOM Dorong UMKM Jamu Naik Kelas dan Ekspansi Global
“UKM dapat mencari pembiayaan lebih murah dan besar yaitu di Pasar Modal supaya bisa akselerasi. Jadi ayo semangat untuk naik kelas dan salah satu caranya dengan IPO,” kata Menteri Teten.
44 UKM melantai di bursa
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman mengatakan bahwa sampai saat ini, sudah ada 44 perusahaan aset skala kecil dan menengah yang melantai di bursa melalui papan akselerasi.
“Sejak 2019 BEI sudah membuat suatu papan perdagangan khusus bagi perusahaan aset kecil dan menengah. Jadi ada Papan Utama, Papan Pengembangan dan Papan Ekonomi Baru. Kita buat khusus perusahaan kecil dan menengah namanya Papan Akselerasi jumlahnya saat ini 44 perusahaan dan sudah ada 1 perusahaan promosi ke Papan Pengembangan pada November 2023. Sudah naik kelas,” katanya.
Menurut Iman, perusahaan di Papan Akselerasi asetnya rata-rata mencapai di atas Rp10 miliar dan yang paling besar mencapai sekitar Rp250 miliar. Aset di bawah angka tersebut, pelaku UKM dapat memanfaatkan fasilitas Securities Crowdfunding untuk pembiayaan.
Selain itu, lanjutnya, BEI juga telah memiliki IDX Incubator yang menjadi tempat untuk memfasilitasi perusahaan yang ingin mempelajari proses IPO.
“IDX Incubator sudah ada di Jakarta, Surabaya, dan Bandung. Kami fasilitasi perusahaan yang mau belajar proses IPO. Jadi seperti belajar membuat laporan keuangan dan bertemu investor. Kami siapkan tenaga ahlinya. Kita juga siap untuk menjembatani perkenalan dengan para profesi penunjang pasar modal yang akan mendukung proses IPO perusahaan, seperti underwriter, kantor akuntan publik, kantor hukum, notaris dan lainnya,” ujarnya.
Di sisi lain, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang UKM Temmy Satya Permana, menjelaskan, kegiatan itu merupakan tindak lanjut penandatanganan nota kesepahaman kerja sama antara KemenKopUKM dan BEI pada 2023 yaitu program SME IPO, program pendampingan UKM untuk memasuki ekosistem pasar modal.
Rangkaian kegiatan Program SME IPO terdiri dari forum pasar modal, pelatihan, coaching clinic, dan business matching. Forum Pasar Modal tahun ini dilaksanakan di Kota Yogyakarta, Surabaya, Makassar, dan Jakarta.
“Selama ini persepsi masuk ke bursa itu sulit dan mahal jadi kita ingin mengubah pola pikir itu khususnya bagi pelaku UKM. Semoga adanya program ini dapat mendorong UKM kita naik kelas, mandiri, dan berdaya saing,” tutup Temmy. (SG-1)