IKAN asli Queensland, Australia, jade perch merupakan komoditas yang potensial dibudidayakan di Indonesia. Ikan air tawar itu memiliki nilai ekonomi tinggi di pasar global, begitupun dengan kandungan gizinya.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono memperkenalkan ikan jade perch tersebut dengan menggelar santap siang bersama stakeholder di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Kamis (3/10).
"Ikan ini bisa hidup di wilayah tropis, sesuai dengan kondisi geografis Indonesia. Nilai ekonominya di pasar cukup tinggi, dan sangat potensial dikembangkan di Indonesia," ujarnya pada acara santap siang tersebut dalam rilis KKP.
Baca juga: Sarjana Perikanan Diminta Turut Kembangkan Budi Daya Komoditas Unggulan Ekspor
Berkaca dari kesuksesan produksi udang vaname di Indonesia, Menteri Trenggono berharap ikan jade perch juga bisa dikembangkan sebagai varian komoditas budi daya. Vaname sendiri semula merupakan udang asli Hawaii, Amerika, yang saat ini umum dibudidayakan di Indonesia.
Peluang pengembangan bud idaya jade perch di Tanah Air didukung oleh besarnya potensi lahan budi daya yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
Di sisi lain, lanjutnya, ikan dengan nama latin Scortum barcoo ini memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi di kisaran USD15 - 22 per kilogram (KG). Sedangkan ketika disajikan sebagai menu makanan harganya melambung mencapai Rp1,2 juta per porsi.
Baca juga: KKP-Vietnam: Sukses Budi Daya Lobster, Kini Perluas Kerja Sama dengan Tuna, Rumput Laut
Negara yang sudah membudidayakan ikan jade perch diantaranya Malaysia dan Singapura.
"Kalau kita konsisten terhadap satu produk, fokus, pasti kita bisa berhasil," imbuh Trenggono.
Sementara itu, Health Educator, Bobby Ida, yang turut hadir pada acara makan siang bersama itu, mengutarakan, besarnya kandungan gizi ikan jade perch. Menurutnya, omega 3-nya lebih tinggi dibanding salmon, sehingga sangat cocok dikonsumsi untuk menjaga kesehatan tubuh.
Baca juga: Pengelolaan Budi Daya Udang di Kebumen Jadi Percontohan Pola Modern
"Kandungan omega 3 ikan ini tinggi, baik untuk kesehatan seperti mencegah kolesterol maupun stroke," ungkapnya.
Merujuk data, ikan jade perch toleran terhadap salinitas hingga 10 ppt, dan beratnya bisa mencapai 800 gram dalam waktu pemeliharaan tujuh bulan dari ukuran benih.
Jade Perch cocok untuk produksi baik di kolam yang dikelola dengan baik atau sistem resirkulasi. Jade perch juga dapat bertahan hidup di daerah subtropis dan tropis. (SG-1)