MENTERI Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa pemerintah Indonesia siap menghadapi dampak eskalasi konflik di Timur Tengah dengan langkah-langkah antisipatif.
Konflik di Timur Tengah semakin memanas setelah serangan ratusan drone dari Iran ke Israel sebagai balasan atas penghancuran gedung Konsulat Iran di Damaskus, Suriah, oleh Israel pada 1 April 2024 lalu.
Dampak dari konflik ini tidak hanya terasa secara regional, namun juga berpotensi memengaruhi perekonomian global dan meningkatkan risiko makroekonomi bagi Indonesia.
"Rambatan dampak kepada pasar finansial Indonesia baru akan terlihat saat pembukaan pasar besok pagi," ujar Airlangga dalam rapat terbatas dengan seluruh unsur Kedeputian pada Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan sejumlah Duta Besar pada Senin (15/4).
Baca juga: Sandiaga Uno: Mudik dan Libur Lebaran Gerakkan Roda Perekonomian
Airlangga menegaskan bahwa langkah-langkah antisipatif telah disiapkan untuk menjaga kepercayaan pasar atas potensi kenaikan harga komoditas, terutama minyak, serta kenaikan harga emas sebagai aset safe haven.
Konflik ini juga diprediksi akan mengganggu rantai pasokan melalui Terusan Suez, yang berdampak pada kenaikan biaya kargo untuk produk seperti gandum, minyak, dan komponen alat produksi dari Eropa.
Meskipun demikian, Airlangga menekankan bahwa perekonomian Indonesia masih relatif kuat, dengan pertumbuhan di atas 5% dan inflasi terkendali. Neraca perdagangan Indonesia juga masih mengalami surplus hingga Februari 2024, yang menopang Cadangan Devisa yang kuat.
Baca juga: Negara G20 Sepakat Perkuat Kerja Sama Atasi Tantangan Perekonomian Global
"Pemerintah tidak tinggal diam, kita akan siapkan sejumlah kebijakan strategis untuk memastikan agar perekonomian nasional tidak terdampak lebih jauh," tambah Airlangga sebagaimana dilansir situs Kemenko Perekonomian.
Dalam rapat tersebut, dibahas pula sejumlah respons kebijakan terkait dengan pengendalian inflasi, kinerja sektor perbankan dan pasar modal, serta rencana koordinasi kebijakan fiskal dan moneter untuk mengelola nilai tukar dan defisit anggaran.
Baca juga: Di Tengah Perlambatan Ekonomi Dunia , Perekonomian RI 2024 Diperkirakan Tumbuh 5,2%.
"Airlangga mengajak para pelaku pasar untuk tetap tenang dan tidak mengambil langkah spekulatif. Respons kebijakan yang terukur dari Pemerintah diharapkan mampu memitigasi dampak eskalasi konflik global saat ini," tutupnya. (SG-2)