Ekonomi

Masyarakat Didorong Lirik Budi Daya Sarang Burung Walet Perkuat Ekonomi Keluarga

Dari 100% pasokan sarang walet dunia, sebanyak 60% di antaranya berasal dari Indonesia. Nilai ekspor tersebut hampir mencapai Rp10 triliun per tahun.
 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
10 Januari 2025
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono saat meninjau Processing Bird House di PT Surya Aviesta yang mengekspor sarang burung walet, di Surabaya, Jawa Timur, Selasa, (7/1). (Dok. Kementan)

PEMERINTAH melalui Kementerian Pertanian (Kementan) akan memfasilitasi seluruh kebutuhan petani walet yang ingin mengembangkan budi daya dan memperkuat ekspor nasional. 

 

Bila ada regulasi yang menghambat, pemerintah siap untuk mempercepat dan menyederhanakan proses tersebut. Pasalnya,  pemerintah ingin meningkatkan volume ekspor, menyederhanakan regulasi agar para pengusaha dan masyarakat lebih bersemangat.

 

Hal itu disampaikan Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono saat meninjau Processing Bird House di PT Surya Aviesta, Surabaya, Jawa Timur, beberapa waktu lalu. 

 

Baca juga: Perkuat Program Pertanian Indonesia, Wamentan Sudaryono Ajak Jepang Berinvestasi

 

“Tekad Presiden Prabowo  jelas, kita ingin swasembada pangan, mengurangi impor, dan memperbesar ekspor,” katanya dalam keterangan resmi Kementan, Kamis (9/1).

 

Untuk itu, sambung Mas Dar, demikian Sudaryono biasa disapa, pihaknya mendorong masyarakat Indonesia untuk melirik budi daya sarang burung walet (SBW) sebagai kekuatan ekonomi keluarga dan memperkuat ekspor nasional.

 

Lebih lanjut, ia mengungkapkan, potensi produksi sarang walet sangat menjanjikan, mengingat lebih dari 60% pasar ekspor dunia dipasok dari Indonesia.

 

Baca juga: Wamentan di Belanda Dorong Produk Pertanian RI Kuasai Pasar Dunia

 

“Tentu ini potensi luar biasa yang bisa dimanfaatkan masyarakat kita, dan saya kira boleh dicoba. Kenapa? Karena dari 100% pasokan sarang walet dunia, 60% di antaranya berasal dari Indonesia. Nilai ekspornya pun hampir mencapai Rp10 triliun per tahun,” imbuh Mas Dar.

 

Ia pun berharap agar kontribusi ekspor Indonesia bisa meningkat lebih dari 60%, dengan target mencapai 63%- 65%, sehingga sarang burung walet Indonesia bisa lebih mendominasi pasar ekspor dunia.

 

“Industri walet ini sangat potensial, karena jika Indonesia sudah menyuplai 60% pasokan dunia, kami yakin itu bisa meningkat lebih jauh. Hanya dengan menyiapkan tempat untuk walet bersarang, petani bisa meraih pendapatan yang cukup besar. Harga sarang walet yang mencapai puluhan juta per kilogram bisa memperkuat ekonomi keluarga,” tuturnya.

 

Baca juga: Wamentan Sudaryono Undang Peternak dan Petani Prancis Berinvestasi di Indonesia

 

Kementerian Pertanian juga mendorong hilirisasi produk sarang burung walet untuk meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB). Indonesia merupakan pemasok utama sarang burung walet dunia, dengan kontribusi antara 60% hingga 80% dari total pasokan global. 

 

Negara tujuan utama ekspor sarang burung walet Indonesia adalah Tiongkok yang mengimpor sekitar 500 ton dari total ekspor Indonesia yang mencapai 1.800 ton per tahun. (SG-1)