KOTA Bandung mencatat prestasi gemilang di sektor investasi. Bahkan investasi yang dicapai telah melampaui target.
Hingga September 2024, realisasi investasi telah mencapai Rp8,57 triliun, melampaui target tahun 2024 yang dipatok sebesar Rp7,3 triliun.
Pencapaian ini mempertegas Kota Bandung sebagai kota ramah investasi yang kompetitif di tingkat nasional maupun internasional.
Baca juga: Pemrov Jawa Barat dan Heilongjiang, China Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Investasi
Penjabat Wali Kota Bandung, A. Koswara, menegaskan pentingnya investasi yang tidak hanya menggenjot angka ekonomi, tetapi juga memberikan dampak langsung pada kesejahteraan masyarakat.
Ia mendorong investasi di sektor padat karya dan ekonomi kreatif, yang dinilai mampu memberdayakan talenta lokal dan mengurangi angka pengangguran terbuka, yang saat ini berada di angka 7,4%.
Investasi Harus Mampu Selesaikan Ketimpangan Ekonomi
"Investasi ini harus mampu menyelesaikan masalah ketimpangan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja.” jelas Koswara.
Dok.Pemkot Bandung.
“Kami fokus pada sektor padat karya dan ekonomi kreatif karena potensinya dalam mengintegrasikan talenta lokal Bandung yang sudah diakui secara nasional," ungkap Koswara dalam Bandung Investment Summit 2024, Rabu (20/11).
Potensi Besar Bandung di Mata Investor
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Bandung, Ronny Ahmad Nurudin, mengungkapkan bahwa pencapaian investasi tahun ini berasal dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp6,34 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA) senilai Rp2,23 triliun.
Baca juga: Investasi di Kota Bandung Lampaui Target, Capai Rp8,57 Triliun hingga Triwulan III 2024
Sektor unggulan yang menjadi magnet bagi investor meliputi transportasi, pergudangan, telekomunikasi, industri kimia dan farmasi, perhotelan, restoran, hingga properti.
Dok.Pemkot Bandung.
"Kota Bandung sebagai ibu kota Jawa Barat memiliki daya tarik yang besar bagi investor, baik domestik maupun internasional.” terang Ronny.
“Bandung Investment Summit menjadi platform strategis untuk mempromosikan peluang investasi unggulan," kata Ronny.
Integrasikan Sektor Investasi Besar dengan UMKM
Selain itu, pemerintah Kota Bandung juga berupaya mengintegrasikan sektor investasi besar dengan usaha mikro, keil, dan menengah (UMKM).
Baca juga: Sebagai Provinsi Terbaik Pelayanan Investasi, Capaian Investasi Jabar Lampaui Target
Kolaborasi ini bertujuan untuk menciptakan dampak ekonomi yang lebih luas dan inklusif, sehingga seluruh lapisan masyarakat dapat merasakan manfaat dari masuknya investasi.
Investasi Berkualitas untuk Masa Depan Berkelanjutan
Ketua DPRD Kota Bandung, Asep Mulyadi, menyampaikan apresiasinya atas capaian investasi tersebut.
Menurut Asep, investasi yang berkualitas harus selaras dengan prinsip pembangunan berkelanjutan.
"Investasi bukan hanya soal angka, tetapi juga dampaknya bagi masyarakat,” ucapnya.
“Kita harus memastikan bahwa investasi ini mampu meningkatkan daya beli, membuka lapangan kerja, dan tetap menjaga kelestarian lingkungan," tegas Asep.
Sekretaris DPMPTSP Jawa Barat, Deni Rusyana, juga menyoroti kontribusi Kota Bandung yang menempati posisi kelima dalam daftar daerah dengan realisasi investasi tertinggi di Jawa Barat.
Menurut Deni, tantangan ke depan adalah memastikan investasi yang masuk bersifat inklusif dan berkelanjutan.
"Jawa Barat terus menjadi destinasi utama investasi di Indonesia. Namun, inklusivitas dan keberlanjutan harus menjadi prioritas agar manfaatnya dapat dirasakan oleh semua sektor usaha, mulai dari mikro hingga besar," ujar Deni.
Komitmen Menuju Kota Ramah Investasi
Keberhasilan Bandung melampaui target investasi menjadi bukti nyata komitmen pemerintah daerah dalam menciptakan iklim bisnis yang kondusif.
Dengan fokus pada pembangunan berkelanjutan, inklusivitas, dan integrasi talenta lokal, Kota Bandung terus memperkuat daya saingnya sebagai tujuan investasi unggulan.
Bandung kini tak hanya menjadi destinasi wisata yang memikat, tetapi juga pusat ekonomi kreatif dan padat karya yang mampu memberikan kontribusi signifikan pada pertumbuhan ekonomi nasional. (SG-2)
