SELAIN untuk pemenuhan kebutuhan industri pangan dan energi, olahan kelapa sawit juga merambah ke subsektor industri kreatif, salah satunya industri batik. Hilirisasi dari kelapa sawit bisa menghasilkan produk yang berguna bagi industri batik.
Salah satu produk turunan dari kelapa sawit, yaitu stearin, bisa dimanfaatkan sebagai substitusi parafin impor, serta minyak kelapa dan kendal (lemak hewan).
Hal itu disampaikan Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Andi Rizaldi dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (31/10).
Baca juga: Kemenperin Dorong Hilirisasi Industri Kelapa Sawit Melalui Inovasi Teknologi
“Bahkan, stearin ini bisa memberikan rasa aman bagi para konsumen terhadap kehalalan malam batik yang digunakan. Upaya ini sekaligus juga dapat memperkuat ekosistem industri halal nasional,” katanya dalam rilis yang diterima Sokoguru.
Untuk itu, sambung Andi, pihaknya terus terus mendorong peningkatan nilai tambah kelapa sawit sebagai salah satu komoditas unggulan Indonesia agar menjadi produk yang memiliki harga jual lebih tinggi.
Upaya strategis itu merupakan wujud pelaksanaan kebijakan hilirisasi dalam mempertahankan posisi Indonesia sebagai negara produsen minyak sawit terbesar di dunia, dengan jumlah 45,5 juta metrik ton per tahun.
Baca juga: Menkeu Hapus Tarif Pungutan Ekspor Kelapa Sawit Hingga 31 Agustus
Hal itu pula yang mendorong diselenggarakannya kegiatan Promosi Diversifikasi Produk Kelapa Sawit di wilayah Jawa Timur dan Promosi Halal Produk Turunan Kelapa Sawit melalui Workshop Batik Berbasis Kompetensi (skema pembuatan malam batik), pada 21-24 Oktober 2024.
Kegiatan tersebut , lanjutnya, diselenggarakan atas kerja sama Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik (BBSPJIKB) dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Kegiatan yang dilaksanakan selama empat hari di Pacitan, Jawa Timur itu juga didukung oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur, Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perindustrian Kabupaten Pacitan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Malang, serta Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kota Malang.
Baca juga: Hari Batik Nasional 2024: Momentum Bangga Berbatik dan Pelestarian Batik Gedog Tuban
Pada kesempatan itu, dalam keterangan tertulisnya Kepala BBSPJIKB, Budi Setiawan, menyampaikan, sebanyak 30 tenaga terampil yang mengikuti lokakarya tersebut berasal dari Provinsi Jawa Timur. Mereka akan mendapatkan sertifikat BNSP dengan skema pembuatan malam batik dengan acuan SKKNI Nomor 104 Tahun 2018.
“Dari skema workshop tersebut, nantinya akan diajarkan dan diujikan lima unit kompetensi yang terdiri dari penyusunan rencana kerja, pemilahan limbah, pengolahan malam bekas, pembuatan malam batik dan pengujian kelenturan malam yang salah komponennya adalah stearin,” imbuhnya.
Budi menambahkan, kegiatan di Pacitan tersebut merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Promosi Diversifikasi Produk Kelapa Sawit yang telah berjalan mulai Agustus lalu di Banjarbaru.
“Kami berharap sertifikat BNSP yang berlaku selama tiga tahun untuk para peserta yang telah lulus atau direkomendasikan oleh assesor bisa dipertahankan dan diperpanjang secara mandiri,” imbuhnya.
Di samping untuk mendorong industri batik dalam memanfaatkan potensi kelapa sawit, kegiatan itu juga untuk menunjukkan keberpihakan Pemerintah Indonesia pada industri kelapa sawit nusantara yang merupakan unggulan Indonesia di pasar internasional.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perindustrian Pacitan, Prayitno mengapresiasi dan menyambut baik inisiatif dari BBSPJIKB dan BPDPKS serta berharap workshop tersebut dapat meningkatkan kompetensi dan daya saing pelaku batik di daerah Pacitan dan Jawa Timur.
Pada kesempatan tersebut, BBSPJIKB juga menyerahkan sertifikat halal batik, termasuk lingkup barang gunaan, kepada delapan pelaku industri batik di wilayah Jawa Timur yang telah melalui tahapan pendampingan hingga sertifikasi halal.
Pelaku industri batik yang menerima sertifikat halal adalah Sri Nasifah dari Jayanti Batik, Patemi dari Batik Mekar Sejati, Evi Wahyu Astutik dari Griya Batik Sengguruh, Astutik Ningtias dari Batik Wagastu, Muthmainah dari Batik Muthidea, Rahmi Masita Prihatiningtias dari Batik Organic by Yagasu, Elok Evi Nurul Aini dari Batik Mojo dan Sri Widjayati dari Batik Bambu Kenanga. (SG-1)