KEMENTERIAN Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) telah berhasil mengumpulkan data dari 13,4 juta pelaku Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (KUMKM) di Indonesia.
Langkah ini merupakan bagian dari upaya menuju integrasi data tunggal, sejalan dengan Permenkop UKM Nomor 7 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Satu Data Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah melalui Basis Data Tunggal.
Sebagaimana dilansir situs Kemenkop UKM, baru-baru ini, Deputi Bidang Kewirausahaan Kemenkop UKM, Siti Azizah, menjelaskan bahwa survei dilakukan secara langsung ke KUMKM di berbagai wilayah di Indonesia selama dua tahun berturut-turut, yaitu 2022 dan 2023.
Baca juga: Tips Memasarkan Produk UMKM melalui Marketplace
Pada tahun 2022, berhasil terkumpul 9,1 juta data, sedangkan pada tahun 2023 terkumpul 4,3 juta data, sehingga totalnya mencapai 13,4 juta data.
Ini menjadi langkah awal karena sebelumnya tidak ada data yang terintegrasi dan terstandardisasi.
Survei ini mencakup tujuh aspek, seperti identitas usaha, pemasaran, proses produksi, pembiayaan, manajemen organisasi, logistik, dan sumber daya manusia, dengan total sekitar 98 pertanyaan untuk ketujuh aspek tersebut
Baca juga: Inilah Tips Sederhana untuk Mengawali Bangun UMKM
Meskipun survei telah dilakukan di seluruh provinsi, namun jumlah data KUMKM yang terkumpul masih didominasi oleh daerah Jawa.
Namun, masih ada upaya untuk mendata lebih banyak wilayah, terutama daerah yang sulit dijangkau seperti Kepulauan Mentawai, Kepulauan Maluku, Kepulauan Riau, dan Papua.
Pihak Kemenkop UKM juga berusaha untuk berintegrasi data dengan Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), namun masih perlu pembahasan lebih lanjut terkait konsep dan definisi yang sama.
Baca juga: Dorong Pemberdayaan UMKM, Si Bakul Gelar Sarasehan di Notoprajan
Mereka berharap pendataan ini dapat menjadi dasar untuk memantau perkembangan KUMKM di masa mendatang. (SG-2)