Ekonomi

Inilah Sejumlah Tantangan yang Dihadapi UMKM Saat Ini

Dari kesulitan akses permodalan hingga persaingan ketat dengan produk impor, UMKM harus beradaptasi agar tetap bertahan dan berkembang di era digital.

By Kang Deri  | Sokoguru.Id
10 Februari 2025
Pameran UMKM yang digelar Pemerintah Kota Depok, Jawa Barar. (Ist/Pemkot Depok)

USAHA mikro, kecil, dan menengah (UMKM) terus menjadi tulang punggung perekonomian nasional, tetapi tantangan yang mereka hadapi kian kompleks. 

 

Dari kesulitan akses permodalan hingga persaingan ketat dengan produk impor, UMKM harus beradaptasi agar tetap bertahan dan berkembang di era digital.

 

Hambatan yang Masih Menghantui UMKM


Pertama. Permodalan dan Akses Kredit

 

Meskipun pemerintah menyediakan skema pembiayaan seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR), banyak pelaku UMKM masih kesulitan mengakses modal. 

 

Baca juga: Penipuan Berkedok Bantuan UMKM, Wali Kota Surabaya Ingatkan Warga

 

Persyaratan agunan serta proses administrasi yang rumit menjadi kendala utama bagi usaha kecil yang ingin berkembang.

 

Kedua, Digitalisasi dan Teknologi
 

Pemanfaatan teknologi digital masih menjadi tantangan bagi sebagian besar UMKM. 

 

Rendahnya literasi digital serta kurangnya pelatihan menghambat mereka dalam memanfaatkan platform e-commerce dan pemasaran digital secara optimal.

 

Ketiga, Persaingan dengan Produk Impor
 

Meningkatnya arus produk impor murah, terutama dari China, membuat UMKM lokal sulit bersaing. Produk luar negeri yang lebih murah dan memiliki jaringan distribusi luas kerap mengalahkan produk dalam negeri di pasar domestik.

 

Baca juga: UMKM Kripik Tempe Kahla Tembus Pasar Arab Saudi, Rahasianya?

 

Keempat, Regulasi dan Perizinan
 

Birokrasi yang rumit masih menjadi keluhan bagi pelaku usaha kecil. 

 

Meski pemerintah telah menerapkan sistem Online Single Submission (OSS) untuk mempermudah perizinan, kenyataannya masih banyak kendala teknis yang dihadapi UMKM dalam mengurus legalitas usaha.

 

Kelima, Distribusi dan Rantai Pasok
 

Keterbatasan jaringan distribusi menjadi kendala bagi banyak UMKM yang ingin menembus pasar yang lebih luas. 

 

Biaya logistik yang tinggi serta keterbatasan produksi juga membuat mereka sulit bersaing di pasar modern maupun ekspor.

 

Keenam, Dampak Inflasi dan Kenaikan Harga Bahan Baku
 

Fluktuasi harga bahan baku akibat inflasi serta gangguan rantai pasok global berimbas pada meningkatnya biaya produksi UMKM. 

 

Hal ini membuat harga jual produk mereka menjadi kurang kompetitif di pasar.

 

Ketujuh, Kurangnya Inovasi dan Branding
 

Banyak UMKM masih mengandalkan model bisnis tradisional tanpa melakukan inovasi produk atau strategi branding yang kuat.

 

Padahal, di era ekonomi kreatif saat ini, inovasi dan nilai tambah menjadi kunci untuk menarik perhatian konsumen.

 

Baca juga: BRI Pacu UMKM Melesat, Strategi Cerdas Perkuat Perbankan di 2025

 

Dukungan dan Harapan bagi UMKM

 

Agar UMKM tetap bisa menjadi pilar utama ekonomi nasional, diperlukan sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan lembaga keuangan. 

 

Akses pembiayaan yang lebih inklusif, program pelatihan digitalisasi, serta perlindungan terhadap produk lokal harus menjadi prioritas dalam kebijakan pengembangan UMKM.

 

Dengan strategi yang tepat dan dukungan yang lebih konkret, UMKM diharapkan dapat terus tumbuh dan bersaing di tengah tantangan yang semakin besar. 

 

Pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat perlu bersinergi agar sektor UMKM tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang lebih pesat di era globalisasi ini. (SG-2)