Ekonomi

Industri Tekstil Nasional Berpotensi Bangkit Lewat Pengembangan Serat Rami

Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menegaskan dukungannya terhadap perkembangan komoditas rami sebagai alternatif bahan baku industri tekstil di Indonesia.

By Fajar Ramadan  | Sokoguru.Id
01 April 2024
dok. HO/Kemenkop UKM

Dalam kunjungan kerjanya ke CV Ramindo Berkah Persada Sejahtera (Rabersa) di Dusun Gandok, Kalikajar, Wonosobo, Jawa Tengah, Sabtu (30/3), MenKopUKM Teten Masduki mengungkapkan bahwa Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) tengah berupaya untuk melindungi industri tekstil domestik dari persaingan global, khususnya dengan China.

 

“Produktivitas rami yang sangat bagus berpotensi menjadi fondasi ekonomi kita khususnya di industri tekstil dalam negeri,” ujar Teten, seperti dilansir kemenkopukm.go.id.

 

Menurut MenKopUKM, Indonesia memiliki produktivitas rami berkualitas tinggi yang dapat menjadi fondasi bagi industri tekstil nasional. 

 

Baca juga: Hadirkan Produk UMKM Sepekan, Ramadan Vaganza Kota Surabaya Catat Transaksi Rp 500 Juta

 

Ia mengapresiasi upaya CV Rabersa dalam mengolah tanaman rami menjadi serat alam, meskipun dalam skala yang masih sederhana, namun sudah melalui proses setara industri.

 

“Industri ini ekosistemnya perlu dimodernisasi. Jika nanti rami dijadikan sumber serat nasional, maka serat rami menjadi bahan baku yang dihasilkan dari hasil bumi Indonesia yang melibatkan petani kecil di ladang sehingga kemudian bisa menjadi kekuatan ekonomi,” tandasnya.

 

Sementara itu, MenKopUKM juga menyampaikan bahwa industri tekstil di sektor hilir sudah menunjukkan perkembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sektor hulunya. Namun, tantangan terbesar masih terletak pada ketersediaan bahan baku tekstil yang masih didominasi oleh impor.

 

Baca juga: Bank Jatim QRIS Ramadan Vaganza di Surabaya Hadirkan Produk dari 98 Pelaku UMKM

 

“Sirkular ekonomi dari serat rami juga sangat besar. Daunnya bisa untuk pakan ternak kambing atau domba, biomassa ternak dapat dimanfaatkan untuk pupuk organik, bulu dombanya pun dipakai menjadi benang wol artinya ini zero waste. Benefit sirkular ekonomi tak kemana-mana dinikmati oleh petani lagi,” paparnya.

 

Selain itu, Indonesia juga tengah bersiap untuk menjadi pemain kunci di industri modest fashion melalui berbagai event kelas dunia. Menurut MenKopUKM, untuk bersaing dengan negara lain, Indonesia perlu memiliki kekhasan dalam industri modest fashion.

 

Dalam mendukung industri tekstil melalui perkembangan serat rami, KemenKopUKM bersama Pemerintah Daerah Wonosobo berencana membangun Rumah Produksi Bersama (RPB) serat rami untuk mendukung industri tekstil.

 

“Setidaknya dibutuhkan sekitar 5.000 meter persegi yang dikelola berbasis koperasi multipihak, agar memudahkan kita mencari investor dengan fokus pada produk custom dan ketersediaan bahan baku,” ujar MenKopUKM.

 

Data perdagangan Januari 2024 menunjukkan bahwa komoditas Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Indonesia mengalami surplus. Meskipun demikian, beberapa komoditas seperti sutra, wol, kapas, dan serat tekstil nabati masih mengalami defisit.

 

Menanggapi hal tersebut, Wakil Bupati Kabupaten Wonosobo Muhammad Albar menyambut baik kedatangan MenKopUKM. Ia berharap potensi rami dapat semakin dikenal di tingkat nasional dan memberikan dampak positif bagi perekonomian baik di Wonosobo maupun di tingkat nasional.

 

Dalam kesempatan yang sama, Chief Executive Officer (CEO) CV Rabersa Wibowo Akhmad menjelaskan bahwa pihaknya telah menghasilkan produk berupa serat rami inagrass sejak tahun 1999. Meskipun demikian, keterbatasan mesin produksi, modal, dan lahan masih menjadi hambatan dalam memenuhi permintaan pasar.

 

Baca juga: Tumbuh 4,46%, Jumlah SPT yang sudah diserahkan mencapai 12,6 juta

 

CV Rabersa telah menerima permintaan dari beberapa negara seperti China, Korea Selatan, dan Jepang, yang mengakui kualitas produk rami Indonesia lebih unggul dibandingkan dengan produk dari negara lain.

 

Untuk mendukung pengembangan industri serat alami, KemenKopUKM bersama CV Rabersa dan KaIND (Kain Indonesia) Sustainable Fashion Besutan sedang menyusun kajian kelayakan dan perhitungan kebutuhan pengembangan sentra industri serat alami dengan pendekatan Integrated Farming.

 

Harapannya, kerja sama antara pihak-pihak terkait dapat terus berlanjut dan memberikan manfaat bagi pengembangan industri tekstil serta edukasi mengenai serat alami di Indonesia. (SG-3)