DEKARBONISASI industri nikel dipercaya berkontribusi besar dalam agenda pembangunan transformasi ekonomi sesuai visi Indonesia Emas 2045.
Di lain sisi, transformasi ekonomi juga ditargetkan menjadi strategi kunci di dalam dokumen perencanaan jangka menengah untuk membawa Indonesia keluar dari middle income trap.
Untuk itu, Kementerian PPN/Bappenas bekerja sama dengan World Resources Institute Indonesia (WRI Indonesia) menyusun peta jalan dekarbonisasi industri nikel.
Baca juga: Untuk Capai Indonesia Emas 2045 Bappenas Dorong Penguatan Pasar Modal
Menandai dimulainya kerja sama tersebut Kementerian PPN/Bappenas dan WRI Indonesia menggelar diskusi bertemakan Kick Off Penyusunan Peta Jalan Dekarbonisasi Industri Nikel sebagai Masukan Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029, Rabu (3/4).
Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Bappenas Vivi Yulaswati mengatakan agenda tersebut melibatkan berbagai pemangku kepentingan seperti pembuat kebijakan, industri, akademisi, dan asosiasi terkait untuk membahas sejumlah tantangan dan penerapan solusi untuk industri nikel yang berkelanjutan.
“Dalam prosesnya, kami menyambut kerja sama dengan WRI Indonesia sebagai lembaga riset independen yang akan memberikan kontribusi menyeluruh. Hal ini mencakup penelitian, analisis data, serta perancangan rekomendasi kebijakan untuk mendukung penurunan emisi sepanjang rantai pasok industri nikel di Indonesia,” ujarnya, dalam keterangannya yang dilansir bappenas.go.id.
Baca juga: Bappenas dan Pemerintah Jerman Bekerja Sama dalam Mereformasi Pengelolaan Sampah
Adanya peta jalan dekarbonisasi industri itu, lanjut Vivi, dapat semakin menyelaraskan ambisi ekonomi dengan pencapaian target pengurangan emisi sesuai dengan komitmen Indonesia dalam Perjanjian Paris.
“Hal itu dapat ditempuh melalui penciptaan ekosistem industri nikel yang berkelanjutan, memperhatikan lingkungan, dan beretika, seiring dengan misi untuk menghasilkan nilai tambah yang tinggi dan mampu bersaing di pasar global,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Program Iklim, Energi, Kota, dan Laut WRI Indonesia, Almo Pradana, mengatakan, sebagai pemain global, poros pemanfaatan nikel Indonesia harus berdasar pada prinsip pembangunan rendah karbon. Indonesia perlu menciptakan industri yang produktif sekaligus mengimplementasikan proses produksi dan produk yang rendah emisi.
“Menyertai pelaksanaan hilirisasi nikel dengan dekarbonisasi menjadi krusial karena tidak hanya mampu mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional, tetapi juga meningkatkan daya saing di pasar global yang semakin hijau,” ujarnya.
Almo mengatakan peta jalan dekarbonisasi yang diinisiasi oleh Kementerian PPN/Bappenas dengan dukungan WRI Indonesia itu ditargetkan mampu menjadi panduan dalam menjadikan dekarbonisasi nikel sebagai kunci transisi energi Indonesia dan dunia. (SG-1)