SEBANYAK 30 industri kecil dan menengah (IKM) dari Nusa Tenggara Barat (NTB) yang lolos kurasi dan mendapat pendampingan pada rangkaian kegiatan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia dan Bangga Berwisata Indonesia (Gernas BBI dan BBWI) 2024 berhasil mencapai total penjualan Rp8,01 miliar.
Capaian 30 IKM BBI tersebut diperoleh selama periode pendampingan intensif sepanjang September-November 2024, dengan fokus pendampingan mengenai manajemen perusahaan, branding serta pemasaran offline dan online.
Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza mengumumkan capaian tersebut saat memberi sambutan pada Puncak Acara Gernas BBI Ite Begawe Fest 2024 di Kota Mataram, Minggu (8/12) malam.
Baca juga: KKP Jadikan Gernas BBI/BBWI Momentum Perkuat UMKM Perikanan di Maluku
“Mari kita jadikan gerakan ini sebagai budaya dan langkah nyata menuju Indonesia yang lebih maju karena Buatan Indonesia adalah kebanggaan kita semua,” ujarnya dalam keterangan resmi Kemenperin, Senin (9/12).
Lebih lanjut, Faisol mengatakan, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bersama Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sukses menyelenggarakan Gernas BBI dan BBWI 2024, dengan tema Ite Begawe Fest dan tagline Kilau Sejuta Karya.
Dalam Bahasa Sasak, Ite Begawe Fest bermakna kita bekerja sama, bahu-membahu merayakan pesta sebagai wujud syukur.
Baca juga: Dorong UMKM dan Pariwisata, OJK Gelar Harvesting Gernas BBI dan BBWI di Sumsel
Dalam program pendampingan kepada pelaku IKM, sambungnya, Kemenperin menggandeng Pemprov NTB, Dekranas Provinsi NTB, dan tenaga ahli untuk mengurasi sebanyak 1.041 IKM dari NTB yang mendaftar melalui e-Smart IKM.
“Kurasi tahap pertama menghasilkan 100 IKM, yang kemudian diseleksi kembali melalui tahapan wawancara dengan tersisa 30 IKM terpilih. Ke-30 IKM BBI tersebut diberikan pendampingan intensif,” jelas Faisol lagi.
IKM Champion
Dari 30 IKM terpilih tersebut, lima diantaranya meraih IKM Champion yang diumumkan saat Harvesting atau Puncak Acara Gernas BBI dan BBWI NTB Ite Begawe Fest 2024, di Halaman NTB Mall, kompleks Islamic Center NTB.
Baca juga: Kabar Baik untuk UMKM, Gernas BBI dan BBWI 2024 Diluncurkan
Adapun lima IKM Champion dengan peningkatan omzet terbesar tersebut, adalah Semeleto Indonesia, Riles Lestary, Riana Meilia Lombok NTB Pearls, Sate Rembiga Goyang Lidah, dan PT Karya Iwin Insani. IKM Champion ini berhasil mengangkat kearifan lokal NTB melalui produk kosmetik, perhiasan, pangan, serta songket dan tenun.
Wamenperin menyampaikan apresiasi kegigihan IKM Champion yang telah membuktikan kemampuan mereka dalam mengembangkan potensi bisnis dengan mengangkat produk-produk khas NTB.
“Semoga IKM Champion terpilih semakin semangat untuk naik kelas dan mengembangkan pasarnya tak hanya di level provinsi dan nasional, tetapi juga semakin berani untuk ekspor dan menjadi acuan bagi IKM lain agar ekosistem IKM di NTB semakin maju secara positif dan membangkitkan perekonomian provinsi ini,” tutur Faisol.
Pada rangkaian acara Harvesting Gernas BBI dan BBWI NTB 2024, 30 IKM terbaik diberikan kesempatan untuk memamerkan produk unggulannya di lokasi acara. Komoditas produk yang dipamerkan di antaranya tenun, kriya, perhiasan, pangan, kosmetik, serta produk herbal.
Selain 30 IKM tersebut, terdapat 95 peserta pameran lainnya yang ikut berpartisipasi dalam Harvesting BBI dan BBWI NTB 2024.
Digelar selama tiga hari, pada 6–8 Desember 2024, Harvesting Gernas BBI dan BBWI NTB 2024 diisi berbagai kegiatan, seperti kompetisi bakat antarpelajar, pentas seni dan musik, talkshow, kegiatan olahraga, serta fashion show dan fashion street, dengan tema besar mengangkat kekayaan budaya Indonesia.
Sementara itu, Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (Dirjen IKMA), Reni Yanita mengungkapkan, sebelum puncak acara tersebut, pihaknya telah menggelar berbagai kegiatan pembinaan IKM di Provinsi NTB sejak April hingga Desember 2024.
Kegiatan pembinaan tersebut di antaranya Sosialisasi dan Fasilitasi Sertifikasi TKDN IK, Pendampingan Sertifikasi Kekayaan Intelektual, serta Fasilitasi Mesin Peralatan WUB IKM Tenun di Kabupaten Lombok Tengah.
Selain itu, bimbingan teknis (bimtek) dan Bantuan Alat Komoditi Minyak Goreng Kelapa, Workshop Peningkatan Kemampuan SDM IKM Reparasi Mesin Kapal Penunjang Wisata, Bimbingan Teknis Produksi dan Kewirausahaan IKM Batako Berbasis Limbah Batu Bara, serta Pendampingan Diversifikasi Produk bagi Sentra IKM Logam di NTB.
“Ada juga bimtek Produksi dan Kewirausahaan IKM Paving Block Berbasis Limbah Batu Bara di Lombok Barat, Bimtek dan Fasilitasi alat IKM olahan Kopi di Lombok Timur, serta Fasilitasi Mesin dan Peralatan IKM Pangan Berbasis Hortikultura,” tutup Reni. (SG-1)