Ekonomi

Gelar Seminar Nasional, ITB Rumuskan Strategi Peningkatan Logistik di Masa Depan

Berbagai masalah logistik di Indonesia masih banyak yang perlu diatasi, termasuk regulasi, kelembagaan, pembangunan infrastruktur, strategi operasional, pembiayaan, hingga pengembangan SDM di bidang logistik.
 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
25 Juli 2024
Dok. Sokoguru/Fajar Ramadan

PENINGKATAN kinerja logistik penting dilakukan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Terlebih Indonesia  sebagai negara kepulauan memiliki tantangan geografis dan demografis yang luar biasa.

 

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan hal itu dalam pidato pembukaan Seminar Nasional bertajuk Peningkatan Kinerja Logistik di Indonesia: Refleksi, Tantangan, dan Peluang Sistem Logistik Nasional, di Aula Barat Institut Teknologi Bandung (ITB), Kamis (25/7). 


“Untuk itu Transportasi adalah tulang punggung yang menghubungkan kita semua, meskipun transportasi itu sendiri adalah layanan. Upaya mempersatukan Indonesia menjadi filosofi dari Kementerian Perhubungan, baik secara filosofis maupun fisik,” ujarnya.

 

Baca juga: Presiden Jokowi Harap Kecepatan Logistik di NTB Makin Baik Setelah Peresmian Jalan

 

Menurutnya,  konektivitas nasional sangat penting karena gap antara Timur dan Barat masih besar. Bahkan, lanjut Budi,  Kementerian Perhubungan telah melakukan banyak studi dengan Bank Dunia (World Bank) untuk Papua, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Ambon-Maluku, guna meningkatkan konektivitas dan kemampuan ekonomi teman-teman di Timur. 

 

“Melalui Pelindo, Pelni, dan program Tol Laut serta kapal perintis, kami berusaha melayani masyarakat, terutama di Indonesia bagian Timur. Transportasi Barat Indonesia secara komersial dapat berjalan dengan baik, tetapi tidak demikian dengan Timur. Kami harus berusaha keras memberikan stimulasi agar ekonomi di Timur bergerak. Alhamdulillah, upaya kami membuahkan hasil," imbuh Menhub Budi.


Lebih lanjut, Ia menjelaskan terkait  Ranking Logistic Performance Index (LPI) Indonesia masih belum baik, tetapi pihaknya  terus berupaya untuk meningkatkannya. 

 

Baca juga: Efisiensi Biaya Logistik akan Dongkrak Daya Saing Investasi di Indonesia

 

“Kami tidak boleh berpangku tangan. Kami harus berpikir jangka panjang untuk meningkatkan daya saing logistik nasional," jelas Budi Karya Sumadi.

 

Di tempat yang sama, sebelumnya, Wakil Rektor Bidang Keuangan, Perencanaan, dan Pengembangan Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof. Muhamad Abduh, dalam sambutannya mengatakan, Indonesia  sebagai negara kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau, menghadapi tantangan logistik yang unik dan kompleks. 

 

“Efisiensi sistem logistik sangat krusial bagi negeri ini untuk memastikan distribusi barang dan jasa yang merata di seluruh wilayah,” ujarnya yang mewakili Rektor Prof. Reini Wirahadikusumah. 

 

Baca juga: Diperlukan Fulfillment Center UMKM untuk Perlancar Distribusi Logistik

 

Abduh mengamini pendapat Menhub Budi bahwa kondisi logistik di Indonesia masih belum menunjukkan peningkatan signifikan.  Mengutip data Logistics Performance Index (LPI) dari Bank Dunia (World Bank), Abduh mengatakan, peringkat Indonesia hanya naik sedikit yaitu  75 dari 155 negara pada 2010 menjadi ranking 63 dari 139 negara di tahun 2023. 

 

Selanjutnya,  Wakil Rektor Bidang Keuangan, Perencanaan, dan Pengembangan ITB itu menyampaikan, posisi LPI Indonesia bahkan sempat turun 17 peringkat dari ranking 46 pada 2018. 

 

“Hal ini menunjukkan masih adanya berbagai masalah yang perlu diatasi, termasuk regulasi, kelembagaan, pembangunan infrastruktur, strategi operasional, pembiayaan, hingga pengembangan sumber daya manusia di bidang logistik,” ujarnya. 


Acara yang diselenggarakan oleh Lembaga Pengembangan Ilmu dan Teknologi (LPIT) ITB itu  bertujuan mengulas perkembangan dan tantangan sistem logistik nasional serta merumuskan strategi peningkatan di masa depan.

 

Menurut Abduh, saat ini, bangsa Indonesia sedang berjuang untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Untuk mencapai visi tersebut, terdapat empat pilar penting, dua di antaranya adalah pembangunan ekonomi berkelanjutan dan pemerataan pembangunan. 

 

Kedua pilar tersebut membutuhkan kompetitivitas, konektivitas, dan inklusivitas dari kegiatan para pelaku ekonomi di Indonesia.

 

“Berbagai studi dan kajian di bidang logistik telah menunjukkan hubungan erat antara kinerja logistik dan kompetitivitas perekonomian sebuah negara. Sektor logistik yang efektif dan efisien akan menjamin kelancaran arus barang dan ketersediaan komoditas yang dibutuhkan masyarakat dengan harga yang terjangkau,” jelasnya. 

 

Selama lebih dari satu dekade terakhir, sambung Abduh, berbagai inisiatif telah diambil oleh pemerintah untuk memperbaiki kinerja sistem logistik Indonesia. 

 

Langkah-langkah tersebut mencakup penerbitan Peraturan Presiden RI Nomor 26 Tahun 2012 tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional (Sislognas), pengembangan program Tol Laut, serta pembangunan infrastruktur transportasi dalam rangka mewujudkan Nawacita.

 

“Namun demikian, data terakhir menunjukkan peringkat LPI kita masih belum meningkat secara signifikan. Biaya logistik juga belum mencapai target yang diharapkan dalam cetak biru Sislognas. Ini bukan berarti pemerintah belum berbuat banyak, tetapi inisiatif dan upaya negara-negara lain juga sangat pesat, yang menjadi tantangan bagi kita semua.," imbuhnya. 

 

Itulah sebabnya, kata  Abduh, penyelenggaraan seminar sebagai upaya untuk mempertemukan berbagai pemangku kepentingan dalam mencari solusi bersama. 

 

"ITB berharap dari seminar ini dihasilkan temuan dan rekomendasi bermanfaat bagi pemangku kepentingan dan pembuat kebijakan dalam merumuskan kebijakan strategi logistik nasional yang mampu menjawab berbagai tantangan ke depan,” ujarnya. 

 

Dengan demikian, lanjutnya, kinerja logistik nasional semakin kompetitif dan meningkat dalam rangka mendukung visi Indonesia Emas 2045, membangun ekonomi yang berkelanjutan, dan pemerataan pembangunan," lanjutnya.


Empat sesi

Seminar nasional tentang logistik itu terbagi dalam empat sesi yang membahas topik-topik penting terkait peningkatan sistem logistik nasional:

 

Sesi Pertama, seminar dimoderatori Prof. Ir. Harun Al-Rasyid Lubis M.Sc. Ph.D, dengan topik Refleksi Satu Dekade Sislognas: Tantangan dan Peluang Peningkatan Sistem Logistik Nasional Saat Ini. 

 

Dalam sesi tersebut tampil sebagai pembicara  Ir. Fary Djemy Francis MMA, Dr. Ir. Ali Murtopo Simbolon ST. S.Si MM. MT IPU, Mr. Ninan Omen Biju, dan Titah Yudhistira ST. MT. Ph.D. 

 

Mereka mengulas kondisi logistik dan infrastruktur transportasi saat ini serta perkembangan dalam satu dekade terakhir, sekaligus mengidentifikasi tantangan dan peluang logistik nasional dalam konteks global supply chain serta prioritas program pemerintah mendatang.

 

Pada sesi Kedua, seminar dimoderatori Prof. Ir. Ade Sjafruddin M.Sc. Ph.D, dengan materi pembahasan  Pengembangan Sistem Transportasi Logistik Laut. 

 

Fokus diskusi mencakup refleksi pelaksanaan program Tol Laut, peluang dan tantangan pengembangan short sea shipping - Ro-Ro untuk mendukung program Tol Laut, serta peluang dan tantangan pengembangan inland waterways. Pembicara dalam sesi tersebut antara lain Dr. Capt. Antoni Arif Priadi M.Sc., Ir. R.J. Lino, Khoiri Sutomo SE, dan Prof. Ir. Harun Al-Rasyid Lubis M.Sc. Ph.D.

 

Di sesi ketiga, seminar dimoderatori Dr. Ir. Yusmar Anggadinata, dengan tema Pengembangan Sistem Tata Kelola (Governance) Logistik Nasional. Pembicara termasuk Rachmat Kaimuddin B.Sc. MBA, Sri Sugi Atmanto S.E. M.M., Ir. Arif Suhartono MBA, dan Adenantara Dwiwicaksono ST M.Ds. Ph.D/Dr. Agus Ekomadyo. 

 

Sesi tersebut membahas reformasi birokrasi dan regulasi untuk meningkatkan efisiensi serta menurunkan logistics cost Indonesia, pemetaan kebutuhan koordinasi dan kolaborasi antar lembaga, serta pengembangan national single logistic platform yang mencakup seluruh kegiatan logistik dari hulu hingga hilir.

 

Sesi keempat, seminar dimoderatori Dr. Andi Cakravastia AR S.T. M.T, dengan topik Strategi Peningkatan Resources Pengembangan Sistem Logistik Nasional. 

 

Pembicara dalam sesi ini adalah Scenaider Clasein Hasudungan Siahaan AK M.S.F. C.I.A. FRM, Dr. Nofrisel, Mr. Daniel Alexander van Tuijll, dan Dr. Ir. Lucia Diawati. 

 

Para narasumber membahas alternatif pembiayaan sektor transportasi logistik laut melalui shipping development fund, serta pengembangan pendidikan logistik untuk meningkatkan kualitas logistik di Indonesia.

 

Seminar ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kinerja sistem logistik di Indonesia melalui kolaborasi dan kemitraan antara berbagai pemangku kepentingan. (Fajar Ramadan/SG-1)