Ekonomi

Gelar Green Economy Expo, Bappenas Percepat Ekosistem Ekonomi Sirkular Indonesia

Menteri Suharso juga meluncurkan dua dokumen penting yaitu Peta Jalan dan Rencana Aksi Nasional Ekonomi Sirkular Indonesia, serta Peta Jalan Pengelolaan Susut dan Sisa Pangan.
 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
04 Juli 2024
Dalam acara Green Economy Expo yang  dihadiri beberapa perwakilan duta besar negara sahabat dan lembaga internasional ini, Menteri Suharso juga meluncurkan dua dokumen penting, yaitu: Peta Jalan dan Rencana Aksi Nasional Ekonomi Sirkular Indonesia, serta Peta Jalan Pengelolaan Susut dan Sisa Pangan, Rabu (3/7). (Dok. Bappenas) 

PEMERINTAH Indonesia terus berkomitmen mempertahankan kualitas lingkungan dengan keanekaragaman hayati yang sangat strategis bagi pengembangan ekonomi hijau dan sirkular. Ekonomi hijau akan menjadi pendorong transisi menuju pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. 

 

Demikian disampaikan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa, saat membuka acara Green Economy Expo: Advancing Technology, Innovation, and Circularity, di Jakarta Convention Center, Rabu (3/7).

 

“Mengingat posisi kita sebagai salah satu negara dengan keanekaragaman hayati tertinggi dan sumber daya alam melimpah. Indeks kualitas lingkungan hidup terus meningkat, mencapai 72,53 poin pada 2023,” ujarnya, seperti dikutip situs resmi Bappenas.

 

Baca juga: Kepala Bappenas: Peluncuran RIPPP 2022-2041 dan SIPPP Percepat Pembangunan Papua

 

Kegiatan yang digelar Kementerian PPN/Bappenas 3-5 Juli 2024 itu juga dibuka oleh Menteri Kordinator Bidang Perekonomian Erlangga Hartarto.

 

Di acara yang dihadiri sejumlah perwakilan duta besar negara sahabat dan lembaga internasional itu, Menteri Suharso juga meluncurkan dua dokumen penting yaitu Peta Jalan dan Rencana Aksi Nasional Ekonomi Sirkular Indonesia, serta Peta Jalan Pengelolaan Susut dan Sisa Pangan.

 

“Jika diterapkan dengan serius di lima sektor prioritas (pangan, elektronik, kemasan plastik, konstruksi, dan tekstil), ekonomi sirkular berpotensi memberikan manfaat tinggi pada pembangunan kita,” imbuhnya. 

 

Baca juga: Bappenas Targetkan Industri Ramah Iklim di Indonesia pada 2040

 

Contohnya, lanjut Suharso, ekonomi sirkular meningkatkan produk domestik bruto (PDB) Indonesia kisaran Rp593 triliun hingga Rp638 triliun. 

 

“Hal itu menciptakan 4,4 juta lapangan kerja hijau hingga pada 2030 dengan 75% dari total pekerjaan merupakan tenaga kerja perempuan, mengurangi timbulan limbah 18%-52% dibandingkan business as usual pada 2030, juga berkontribusi menurunkan emisi GRK 126 juta ton CO2,” tegasnya.

 

Sementara itu, Menteri Airlangga menambahkan,  potensi kesejahteraan sosial melalui pengembangan ekonomi hijau. Transformasi ekonomi menuju ekonomi hijau, katanya,  akan fokus pada penciptaan investasi, modal dan infrastruktur, lapangan kerja, dan keterampilan yang lebih berkelanjutan, guna mewujudkan kesejahteraan sosial dan kelestarian lingkungan.

 

Baca juga: Kepala Bappenas: Transformasi Konektivitas Digital Percepat SDGs

 

“Transformasi Ekonomi Hijau merupakan komitmen Pemerintah Indonesia mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045, menjadi Negara Nusantara yang Berdaulat, Maju, dan Berkelanjutan dengan memperhatikan kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup dalam pembangunan,” jelasnya.

 

Menutup acara pembukaan Green Economy expo. Menteri Suharso menyampaikan apresiasi atas kontribusi berbagai pihak, dan berharap acara ini menjadi melting point gagasan dan perumusan solusi berbagai persoalan pembangunan ekonomi berkelanjutan.

 

 “Saya mengajak kita semua untuk menjadi bagian dari ekonomi hijau, sebagai akselerator perubahan,” pungkas Menteri Suharso. (SG-1)