Ekonomi

FESyar Jawa 2024: BI Luncurkan Tiga Program Inovatif Berbasis Digital

Optimalisasi digitalisasi sebagai kunci pertumbuhan ekonomi yang inklusif diharapkan mendorong tiga  inovasi digital Fesyar Jawa dapat direplikasi untuk memperkuat pertumbuhan eksyar di seluruh wilayah Indonesia.
 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
14 September 2024
Bank Indonesia menyelenggarakan Festival Ekonomi Syariah (FESyar) Jawa  di Surabaya, Jawa Timur  dengan tema Sinergi untuk Memperkuat Ketahanan dan Kebangkitan Ekonomi Syariah Jawa, pada  13-15 September 2024. (Dok. Bank Indonesia)

DI tengah berlangsungnya Festival Ekonomi Syariah (FESyar) Jawa di Surabaya, Jawa Timur, pada 13-15 September 2024,  Bank Indonesia (BI) meluncurkan  tiga program inovatif berbasis digital.

 

Tiga program inovatif berbasis digital itu difokuskan pada perluasan literasi, pengembangan keuangan mikro, dan instrumen sosial ekonomi pemberdayaan umat. 

 

Demikian disampaikan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti, pada pembukaan FESyar, Jumat (13/9).

 

Baca juga: Wapres: Eksyar Berpotensi Besar di Pasar Global dan Jadi Arus Baru Ekonomi

 

Pada acara yang mengusung tema Sinergi untuk Memperkuat Ketahanan dan Kebangkitan Ekonomi Syariah Jawa, ia menekankan,  digitalisasi merupakan kunci untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. 

 

“Untuk itu, Bank Indonesia bersama mitra strategis bersinergi mengakselerasi ekonomi dan keuangan syariah (eksyar) di wilayah Jawa melalui tiga  inovasi berbasis digital tersebut,” ujar Destry.

 

Ketiga inovasi tersebut, lanjutnya,  mencakup, pertama, digitalisasi literasi keuangan inklusif dan syariah dengan mengoptimalkan kolaborasi kanal komunikasi Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) dengan Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Provinsi guna mendorong literasi eksyar kepada masyarakat luas. 

 

Baca juga: Bulan Pembiayaan Syariah 2024 Dorong Eksyar Tumbuh Inklusif dan Berkelanjutan

 

“Kedua, digitalisasi ekosistem halal end-to-end melalui pembentukan halal center, pengembangan database UMKM halal se-Jawa, dan fasilitasi onboarding  pembiayaan UMKM bekerjasama dengan Baitul Maal Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (BM KNEKS),” imbuh Destry.

 

Ketiga, sambungnya, digitalisasi dan optimalisasi Zakat, Infaq, Shodaqah dan Wakaf (Ziswaf) melalui kerja sama platform Satu Waqaf Indonesia (SWI) khusus Jawa. 

 

Destry mengatakan, perkembangan eksyar di Indonesia terus menunjukkan tren positif. Eksyar, katanya, memiliki keunggulan yaitu berdaya tahan di tengah krisis karena ditopang oleh model bisnis yang solid, inklusif, dan berkelanjutan. 

 

Baca juga: Bank Indonesia: FESyar KTI 2024 Perkuat Ekonomi Syariah di Timur Indonesia

 

Lebih lanjut, Ia pun menunjukkan berbagai indikator menunjukkan perkembangan eksyar di Indonesia terus membaik. Pembiayaan perbankan syariah pada Juli 2024 mencapai Rp597,89 triliun  atau tumbuh 11,92% (yoy), capaian nominal tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun 2023 yang tercatat Rp569,37 triliun. 

 

Di tataran global, eksyar Indonesia berdasarkan laporan dari SGIE Report saat ini berada pada peringkat ke-3 (di bawah Malaysia dan Arab Saudi), meningkat 1 peringkat dibanding tahun sebelumnya. 

 

Menyikapi perkembangan itu, Destry mendorong, perlunya memacu eksyar melalui sinergi erat dengan KNEKS dan berbagai stakeholders. 

 

Berperan sebagai AIR

Bank Indonesia, tambah Destry,  senantiasa berperan sebagai Akselerator, Inisiator, dan Regulator (AIR) dalam pengembangan eksyar yang meliputi, pertama,  koordinasi dengan berbagai stakeholder mendorong percepatan program eksyar.

 

“Kedua, memprakarsai inovasi program pengembangan eksyar, seperti pemberdayaan ekonomi pesantren serta  ketiga, perumusan dan penerbitan ketentuan sesuai kewenangan,” tambahnya.. 

 

Mencermati tantangan ke depan, menurut Destry, akselerasi eksyar perlu didukung dengan perluasan akses pembiayaan, literasi keuangan, dan penguatan multiplier effect eksyar sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru. 

 

“Optimalisasi digitalisasi sebagai kunci pertumbuhan ekonomi yang inklusif diharapkan mendorong tiga  inovasi digital Fesyar Jawa dapat direplikasi untuk memperkuat pertumbuhan eksyar di seluruh wilayah Indonesia,” tutupnya.

 

 

Kawasan Industri Halal

Pada kesempatan yang sama, Penjabat (Pj.) Gubernur Provinsi Jawa Timur, Adhy Karyono, menyampaikan, kemajuan eksyar di Jawa Timur ditandai dengan berbagai capaian.

 

“Di antaranya pendirian Kawasan Industri Halal (KIH) di Sidoarjo, yang merupakan kawasan industri halal pertama dan terbesar di Indonesia,” ujarnya. 

 

KIH itu, sambung Adhy, ditujukan untuk membangun ekosistem industri halal di Jawa Timur ​​turut mendukung penguatan ekonomi Jawa Timur dan nasional. 

 

Ia mengatakan, dari sisi penyaluran pembiayaan perbankan syariah di Jawa Timur juga tercatat tinggi, yakni tumbuh sebesar 12,44% (yoy) pada Juli 2024, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit umum di Jawa Timur yang sebesar 4,74% (yoy). 

 

Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersinergi dengan berbagai stakeholder terus mendorong pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Jawa Timur di berbagai bidang. 

 

Pemberdayaan ekonomi pesantren dan UMKM, khususnya di bidang makanan-minuman, akomodasi, dan fesyen, merupakan salah satu hal utama yang menjadi perhatian, serta mendorong muslim friendly tourism dan memperkuat kualitas destinasi wisata Wali Songo. 

 

“Upaya-upaya tersebut mengantarkan Jawa Timur mendapatkan penghargaan Universitas Brawijaya (UB) Halal Award kategori Pemerintah Daerah Produk Halal pada Brawijaya Halal Summit 2024 serta 8 penghargaan dari 10 kategori dalam Anugerah Adinata Syariah 2024,” jelas Adhy.

 

FESyar Jawa 2024 merupakan bagian dari rangkaian acara menuju Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) ke-11 yang akan diselenggarakan pada 30 Oktober – 3 November 2024 di Jakarta. 

 

Kegiatan FESyar Jawa 2024 meliputi Sharia Economic Forum Seminar & Talkshow yang mengulas topik-topik hangat seputar eksyar seperti pengembangan ekosistem produk halal, perberdayaan UMKM syariah, dan optimalisasi dana ZISWAF di era digital. 

 

Gelaran tersebut  juga diintegrasikan dengan Sharia Fair yang menampilkan UMKM syariah unggulan, business matching, dan lomba menarik yang berlokasi di pelataran Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya. (SG-1)