DPR RI, melalui Ketua Komisi I, Meutya Hafid, menekankan pentingnya keterlibatan aktif Pemerintah dalam diplomasi untuk mengurangi eskalasi konflik di Timur Tengah.
Meutya mengingatkan bahwa eskalasi konflik tersebut berpotensi mengarah pada Perang Dunia III, yang dapat merugikan seluruh umat manusia.
Meutya menyoroti tindakan Iran dalam mengaktifkan sistem pertahanan udaranya di beberapa provinsi sebagai respons terhadap situasi tersebut. Meskipun ada laporan tentang ledakan di Provinsi Isfahan, Iran, namun tidak ada fasilitas nuklir yang terkena dampak.
Baca juga: Banggar DPR Beri Lima Saran untuk Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran- Israel
Dalam konteks serangan Iran terhadap Israel sebagai balasan atas serangan terhadap Konsulat Iran di Damaskus, Meutya menyerukan perlindungan terhadap warga negara Indonesia (WNI) yang berada di wilayah konflik di Timur Tengah.
Ia juga mendesak Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI untuk bertindak dalam memastikan keselamatan WNI di Palestina, Iran, dan wilayah lainnya yang terlibat dalam konflik.
"Saya meminta Kemlu juga untuk memitigasi keselamatan WNI di semua wilayah yang tengah berkonflik dan sekitarnya, di Palestina, Iran, dan lain-lain," ucap Meutya sebagaimana dilansir situs DPR RI, Jumat (19/4).
Baca juga: Konflik Iran-Israel, DPR RI Minta Pemerintah Waspadai Kenaikan Harga Minyak
Tidak hanya itu, Meutya juga mengajak Pemerintah RI untuk mendukung langkah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam mendorong penghentian serangan dari semua pihak, termasuk serangan Israel terhadap Gaza.
Ia menegaskan pentingnya Dewan Keamanan (DK) PBB untuk terlibat aktif dalam mencegah eskalasi konflik lebih lanjut di Timur Tengah.
Baca juga: Menko Airlangga: Respons Konflik di Timur Tengah dengan Langkah Antisipatif
Meutya menyoroti kegagalan DK PBB dalam menyelesaikan konflik Israel-Hamas di Gaza dan konflik Rusia-Ukraina.
Oleh karena itu, ia menekankan perlunya upaya lebih keras dari DK PBB dalam meredam gejolak baru yang mungkin muncul dalam konflik tersebut. (SG-2)