BANK Indonesia (BI) resmi menurunkan suku bunga acuan BI-Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia, Rabu (16/1).
Kebijakan ini diambil untuk menekan inflasi dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di tengah tantangan global.
Anggota Komisi XI DPR RI, Fathi, menyambut baik langkah tersebut.
Baca juga: Turunkan Suku Bunga Jadi 5,75%, BI Dorong Pertumbuhan Ekonomi dan Pertahankan Stabilitas
Ia menilai, kebijakan penurunan suku bunga bank merupakan langkah strategis yang tidak hanya menstabilkan perekonomian domestik.
Penurunan Suku Bunga Bank Bisa Perkuat Sektor UMKM
Fathi juga mengatakan tetapi juga memperkuat sektor-sektor prioritas seperti usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta ekonomi hijau.
Anggota Komisi XI DPR RI, Fathi. (Dok.DPR RI)
"Penurunan suku bunga BI-Rate ini adalah sinyal positif yang dapat menurunkan biaya pinjaman dan memberi dorongan kepercayaan bagi pelaku usaha, khususnya UMKM, dalam mengembangkan bisnis mereka," ujar Fathi.
Baca juga: Kementerian UMKM Siap Tutup Marketplace yang Tak Dukung Produk Lokal dan UMKM
"Dukungan terhadap sektor ekonomi hijau juga menunjukkan komitmen terhadap masa depan yang berkelanjutan," papar Fahti.
Selain BI-Rate, suku bunga Deposit Facility dan Lending Facility juga ikut dipangkas untuk memperkuat kebijakan makroprudensial yang mendukung sektor-sektor produktif.
Fathi percaya, langkah ini akan membuka peluang lebih besar bagi perbankan dalam menyalurkan kredit kepada UMKM, yang dianggap sebagai tulang punggung ekonomi nasional.
"Sebagai anggota DPR, saya akan terus mendorong agar kebijakan ini benar-benar dirasakan oleh masyarakat, terutama pelaku UMKM,” terangnya.
“Kami juga akan memastikan sektor perbankan memanfaatkan kebijakan ini untuk memperluas akses pembiayaan yang lebih inklusif dan terjangkau," tegas politikus Fraksi Partai Demokrat ini.
Baca juga: Kementerian UMKM Luncurkan Logo Baru dengan Simbol Harapan dan Kebangkitan
Fathi juga menekankan pentingnya sinergi antara Bank Indonesia, pemerintah, dan pelaku usaha untuk mendorong implementasi ekonomi hijau.
Menurutnya, investasi pada sektor ramah lingkungan bukan hanya soal pelestarian, tetapi juga peluang bisnis yang dapat meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global.
"Investasi di sektor ramah lingkungan bukan hanya tentang menjaga alam, tetapi juga membuka peluang bisnis baru yang dapat meningkatkan daya saing Indonesia di kancah global," tambahnya.
Ia berharap, kebijakan strategis ini akan diikuti oleh langkah-langkah fiskal dan moneter yang harmonis untuk memastikan stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Dengan penurunan BI-Rate ini, Fathi optimis, ekonomi Indonesia dapat terus tumbuh dengan mengedepankan inklusivitas dan keberlanjutan, memberikan manfaat nyata bagi UMKM dan sektor ekonomi lainnya. (SG-2)