WAKIL Ketua Komisi IV DPR RI, Alex Indra Lukman, mendesak pemerintah untuk segera merealisasikan transformasi Perum Bulog (Badan Urusan Logistik).
Langkah ini dinilai krusial untuk mengembalikan Bulog ke perannya sebagai pengelola cadangan pangan nasional, tanpa dibebani orientasi komersial yang justru menyimpang dari tujuan awalnya.
"Bulog harus kembali ke fungsi utamanya, memastikan stabilitas harga pangan dan ketersediaan stok, bukan sekadar mengejar untung-rugi. Itu mandat utamanya," tegas Alex.
Baca juga: Bulog Pastikan Stok dan Harga Pangan Stabil di Jawa Barat Jelang Akhir Tahun
Pernyataan Alex disampaikan saat Rapat Kerja Komisi IV DPR RI bersama Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Rabu (4/12).
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Alex Indra Lukman. (Dok.DPR RI)
Lindungi Petani dan Stabilitas Harga Pangan
Alex menyoroti dampak buruk fluktuasi harga yang sering merugikan petani.
Ia menekankan bahwa reformasi Bulog dapat menjadi solusi untuk melindungi petani sekaligus menjaga kestabilan harga pangan nasional.
“Transformasi ini harus diwujudkan segera. Bulog tidak bisa terus-menerus berada di persimpangan antara tugas publik dan tuntutan profit. Fokusnya harus jelas: mendukung stabilitas pangan,” tambah politikus Fraksi PDI-Perjuangan tersebut.
Baca juga: Kerja Sama Perum Bulog-KemenKop: Bulog akan Serap Produk Pangan yang Dikelola Koperasi
Program Petani Milenial dan Penyuluh Pertanian
Selain transformasi Bulog, Alex juga menyoroti pentingnya keseriusan pemerintah dalam program petani milenial.
Menurut Alex, program ini harus memiliki dampak konkret dengan menyediakan akses pasar, teknologi modern, serta dukungan lainnya agar para petani muda mampu menjadi motor penggerak sektor pertanian.
"Kita harus serius mendukung petani muda. Berikan mereka akses ke teknologi, pasar, dan pelatihan. Mereka adalah masa depan pertanian kita," ujarnya.
Tak hanya itu, Alex menegaskan pentingnya penghargaan lebih bagi penyuluh pertanian, yang disebutnya sebagai garda terdepan dalam menghubungkan inovasi teknologi dengan praktik lapangan.
“Penyuluh harus mendapat insentif yang layak dan fasilitas memadai. Mereka adalah ujung tombak kemajuan pertanian di Indonesia,” tegasnya.
Kunjungan ke Gudang Bulog dan Fokus Penugasan PSO
Pada November lalu, Komisi IV DPR melakukan kunjungan spesifik ke beberapa gudang Bulog di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Baca juga: Direksi Bulog Pantau Pembongkaran Beras di Pelabuhan Tanjung Wangi, Banyuwangi
Peninjauan ini bertujuan mengevaluasi kesiapan Bulog untuk melepaskan peran bisnisnya di bawah Kementerian BUMN dan fokus pada tugas utama sebagai penyangga pangan nasional melalui skema Public Service Obligation (PSO).
Selama ini, Bulog dihadapkan pada dilema antara menjalankan tugas PSO dan mencari keuntungan.
Padahal, menurut Alex, margin bisnis yang dimiliki Bulog hanya sekitar enam persen, terlalu kecil untuk mendukung fungsi komersial yang berorientasi profit.
Harapan untuk Reformasi Pangan Nasional
Transformasi Bulog diharapkan menjadi awal dari reformasi besar-besaran di sektor pangan nasional.
Dengan fokus pada tugas utama dan dukungan program petani milenial serta penyuluh, sektor pertanian Indonesia diharapkan mampu menjadi lebih berkelanjutan dan kompetitif.
"Reformasi ini tidak hanya untuk Bulog, tetapi untuk seluruh ekosistem pangan. Dengan sinergi yang kuat, kita bisa menciptakan stabilitas pangan yang kokoh dan melindungi kepentingan petani," pungkas Alex. (SG-2)