PEMERINTAH melalui Kementerian Perindustrian (kemenperin) menargetkan nilai komitmen yang akan terealisasi menembus di atas Rp200 triliun pada business matching 2024 di Bali. Dengan target tersebut, maka realisasi belanja produk dalam negeri diharapkan mencapai minimal Rp250 triliun hingga akhir triwuIan 2024.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan hal itu pada pembukaan Business Matching Belanja Produk Dalam Negeri: Kemandirian Produk Dalam Negeri Menuju Indonesia Emas di Denpasar, Bali, Selasa (5/3), seperti dilansir kemenperin.go.id.
Menperin optimistis, target tersebut bisa terealisasi karena terdapat potensi belanja barang dan modal di APBN dan APBD sebesar Rp1.223,37 triliun pada 2024. Total nilai itu di luar anggaran dari BUMN dan juga BUMD.
Baca juga: Business Matching 2024: Pemerintah Optimalkan Pembelian Produk Lokal dari IKM dan UMKM
“Komitmen yang telah dibangun sejak awal ini, perlu terus dikawal agar pelaksanaannya di lapangan dapat menunjukkan hasil yang maksimal,” tegas Agus.
Pemerintah berkomitmen untuk terus mengoptimalkan pelaksanaan program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN). Langkah strategis itu diyakini akan mampu meningkatkan produktivitas dan daya saing industri di tanah air, yang berujung pada terpacunya pertumbuhan ekonomi nasional dan kesejahteraan rakyat.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan yang membuka acara Business Matching 2024 itu mengatakan pada 2023, belanja produk dalam negeri berkontribusi 0,68% terhadap perekonomian dan menyerap 1,30% atau 1,82 juta tenaga kerja.
“Jika performa ini terus ditingkatkan, kami yakin akan berkontribusi untuk mencapai Indonesia Maju pada 2045,” katanya.
Lebih lanjut, Menko Marves mengemukakan, di tengah tensi politik dan perlambatan ekonomi global, ekonomi nasional mampu tumbuh positif sebesar 5,05%. Capaian itu lebih baik dari kinerja sejumlah negara maju.
“Selain itu, indikator sosial juga membaik, pertanda bahwa pertumbuhan ekonomi kita berkualitas untuk kesejahteraan,” imbuh Luhut.
Oleh sebab itu, lanjutnya, aksi afirmasi belanja produk dalam negeri selama dua tahun terakhir sudah pada jalur yang tepat.
“Untuk itu, saya sampaikan apresiasi ke seluruh kementerian, lembaga, pemerintah daerah, BUMN dan BUMD atas upaya meningkatkan belanja produk dalam negeri,” ujarnya.
Naik terus
Menperin Agus kemudian menyampaikan pihaknya menginisiasi penyelenggaraan business matching pada tahun 2022, dan telah menjadi kegiatan rutin setiap tahun hingga saat ini.
“Kami melihat, dari tahun ke tahun, komitmen nilai kontrak yang ditandatangani terus naik. Pada tahun 2022 di Bali, nilai kontraknya mencapai di atas Rp100 triliun, kemudian tahun 2023 di Jakarta sekitar Rp180 triliun,” ujarnya.
Agus menegaskan, agar penyerapan produk dalam negeri (PDN) dapat lebih tinggi, terdapat lima langkah yang diambil oleh Kemenperin. Pertama, menerbitkan Peraturan Menteri (Permen) Perindustrian No. 46/2022 tentang Ketentuan dan Tata Cara Penghitungan Nilai Tingkat Komponen dalam Negeri untuk Industri Kecil.
“Untuk itu, kami membutuhkan dukungan dari seluruh kepala daerah agar industri kecil di wilayah kerjanya dapat memanfaatkan fasilitas Permen tersebut agar mendapatkan sertifikasi,” jelasnya.
Kedua, menambah jumlah surveyor agar dapat semakin banyak menerbitkan sertifikat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Ketiga, melakukan penyesuaian cara menghitung TKDN yang merupakan arahan terakhir dari Bapak Presiden.
Keempat, evaluasi perlu dilakukan mengingat karakter industri yang berbeda, sehingga harus jeli dan tidak bisa menggeneralisasi cara menghitung maupun threshold TKDN yang sudah ditetapkan. Misalnya dari cost base diubah jadi process base atau sebaliknya.
“Penyesuaian cara menghitung TKDN merupakan ongoing process yang sekarang sedang dilakukan Kemenperin,” jelas Menperin.
Kelima, Kemenperin terus melakukan pengawalan terhadap realisasi belanja PDN serta pemenuhan kebutuhan produk-produk dalam pengadaan barang dan jasa.
Menteri Agus mengatakan pada Business Matching tahun ini terdapat lima sektor yang menjadi perhatian khusus, karena dapat menjadi pembelian produk dalam negeri terbesar. Sektor tersebut berasal dari konstruksi, alat pertahanan dan keamanan, transportasi, pertanian dan perkebunan, serta farmasi dan alat kesehatan.
Pelaksanaan Business Matching merupakan one stop event yang terdiri lima rangkaian kegiatan. Pertama, gelaran desk business matching untuk memfasilitasi para perwakilan kementerian/lembaga, pemerintah daerah, BUMN, serta dunia usaha dapat saling melakukan temu bisnis untuk menginisiasi maupun memperkuat kerja sama dalam hal pemenuhan kebutuhan barang dan jasa.
Kedua, pemberian Penghargaan Penggunaan Produk Dalam Negeri Tahun 2024, yang dijadwalkan akan diserahkan langsung oleh Presiden Joko Widodo. Pada tahun ini, akan ada delapan kategori penerima penghargaan yang berasal dari sisi pengguna dan produsen produk dalam negeri.
Ketiga, pameran produk dalam negeri. Produk-produk yang ditampilkan pada pameran ini merupakan produk yang telah memiliki tingkat kandungan dalam negeri yang tinggi untuk setiap bidang. Keempat, seminar talkshow Akselerasi Sertifikasi TKDN yang telah dilaksanakan pada hari pertama.
Kelima, coaching clinic (pojok konsultasi) yang menghadirkan para perwakilan dari Kementerian Hukum dan HAM, LKPP, BKPM, BPKP, Ditjen IKMA Kemenperin, Pusat Data dan Informasi Kemenperin, Unit Layanan Publik Kemenperin, dan Lembaga Verifikasi Independen. (SG-1)