SEBANYAK 1.200 ekor bibit udang ditebar di Instalasi Tambak Silvofishery Marana Maros, Sulawesi Selatan. Penebaran tersebut sekaligus menandai peluncuran Pilot Project Budi daya Udang Tradisional Plus.
Peluncuran pilot project tersebut dilakukan oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDM KP) melalui Balai Riset Perikanan Budi daya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAP3) Maros berkolaborasi dengan eFishery dan United Nations Industrial Development Organization (UNIDO).
“Kegiatan piloting project budi daya udang tradisional plus dilakukan di Instalasi Tambak Silvofishery Marana, Maros, yang telah ditetapkan sebagai Smart Fisheries Village (SFV) berbasis Unit Pelaksana Teknis (UPT), yang dikembangkan BPPSDM KP melalui unit kerja BRPBAP3 Maros,“ ujar Kepala BRPBAP3 Maros, A. Indra Jaya Asaad, seperti dikutip kkp.go.id, Kamis (25/4).
Baca juga: Kerja Sama KKP dan Sumba Timur Bangun Modeling Budi Daya Udang di Lahan Tandus
Dalam kegiatan piloting project tersebut, lanjutnya, BRPBAP3 Maros menyediakan tambak tradisional seluas 2 hektare (ha). “Indra mengucapkan terima kasih dan apresiasi sebesar-besarnya untuk eFishery dan UNIDO yang memilih Instalasi Tambak Silvofisheries Marana sebagai lokasi piloting project budi daya udang tradisional plus.
Pengembangan tambak udang tradisional plus dinilai Indra lebih berkelanjutan secara lingkungan karena tidak mengonversi lahan produktif, mampu mempertahankan area bakau, rendah jejak karbon, serta lebih ramah lingkungan.
Baca juga: Sukses Membudidayakan Udang Politeknik AUP Serang diharapkan Cetak Entrepreneur Muda
Di tempat yang sama, Vice President Publik Affair Efishery Muhammad Chairil menuturkan program itu merupakan langkah awal bagaimana melaksanakan budi daya udang dengan teknologi yang dikembangkan oleh eFishery dan standar operasional prosedur (SOP) yang telah dibuat oleh organisasi pengembangan industri PBB atau UNIDO.
Udang ramah lingkungan
The Global Quality and Standards Programme (GQSP) UNIDO Indonesia, Boedi Juliati, mengatakan, saat ini pihaknya telah mengembangkan SOP budi daya udang tradisional plus yang dapat diaplikasikan di Instalasi Tambak Silvofishery Marana.
“SOP ini merupakan strategi untuk mendukung program pemerintah dalam peningkatan produksi dan ekspor udang nasional. Dengan luasan tambak tradisional yang besar maka peningkatan produktivitas tambak tradisional ini juga berdampak besar untuk peningkatan kesejahteraan pembudidaya kecil,” jelasnya.
Di samping itu, sambung Juliati, budi daya udang tradisional juga lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan terlebih apabila disertai dengan pemeliharaan dan penanaman kembali hutan bakau di sekitarnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, prosedur operasional budi daya udang tradisional plus digunakan sebagai acuan untuk kegiatan budi daya pembesaran udang vaname secara tradisional plus, yang dimulai dari persiapan tambak, manajemen kualitas air, penebaran benur, pembesaran udang, manajemen pakan, dan persiapan pelaksanaan panen.
Juliati mengatakan tujuan prosedur itu sebagai pedoman untuk meningkatkan produktivitas tambak dan pendapatan petambak melalui penerapan cara budi daya udang yang baik dan benar guna menghasilkan udang berkualitas tinggi, ramah lingkungan, terjamin keamanan pangannya, efisien, menguntungkan, dan berkelanjutan.
Kegiatan itupun pun turut mendapat apresiasi dan dukungan dari pemerintah daerah setempat. Kepala Dinas Kelautan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan M. Ilyas, secara langsung merespon positif dan berterima kasih kepada BRPBAPPP Maros serta eFishery yang telah memilih wilayahnya sebagai lokasi piloting project budi daya udang tradisional plus, mengingat Sulawesi Selatan memiliki potensi besar untuk budi daya udang tradisional.
“Saya berharap piloting project berlanjut terus dan bisa dikembangkan di daerah lain khsususnya Sulawesi Selatan,”tuturnya.
Sebelumnya, pada Juni 2023, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan pihaknya fokus untuk mencapai target yang ditetapkan, salah satunya capaian produksi udang sebesar 2 juta ton pada 2024.
"Saya ingin mengejar target yang diberikan oleh pemerintah. Pada waktu saya diangkat menjadi Menteri KP itu ada satu target di 2024 mencapai produksi udang nasional dua juta ton," ujar Trenggono. (SG-1)