BULAN lalu tepatnya 8 Maret 2024 lalu diperingati sebagai Hari Perempuan Internasional atau International Women’s Day.
Bersamaan dengan peringatan Hari Perempuan Internasional, upaya mendukung perjuangan perempuan dalam meraih hak-hak yang sama dengan laki-laki dalam berbagai bidang, seperti politik, ekonomi, sosial, dan budaya kembali digaungkan.
Selanjutnya, memasuki bulan April, masyarakat Indonesia memperingati Hari Kartini atau peringatan hari kelahiran pejuang kaum wanita, RA Kartini, yang dilahirkan 21 April 1879 di Mayong, Karasidenan Jepara, yang kini masuk wilayah Kabupaten Rembang, Jawa Tengah,
Baca juga: Pesta Dagang Gratis untuk UMKM dalam Perayaan HUT Ke-528 Kota Sungailiat
Sebagaiman diketahui bahwa RA Kartini merupakan sosok pahlawan nasional Indonesia, yang telah berjuang memperjuangkan emansipasi untuk kaum perempuan.
Perjuangannya bertujuan agar perempuan bisa mendapatkan hak-hak yang setara dengan kaum laki-laki, salah satunya pendidikan.
Terkait dengan kondisi kekinian, ternyata peran perempuan dalam pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) ternyata patut diacungi jempol dan layak diapresiasi.
Apalagi UMKM telah lama menjadi pilar utama dalam pertumbuhan ekonomi global, memberikan sumbangan signifikan terhadap penciptaan lapangan kerja dan kesejahteraan masyarakat.
Baca juga: Dukungan Permodalan Penting untuk Pengembangan UMKM Berkelanjutan
Di tengah dinamika ekonomi yang terus berubah, peran perempuan dalam mengembangkan UMKM semakin mencuat sebagai kekuatan yang tak terbantahkan, tidak hanya sebagai pelaku ekonomi, tetapi juga sebagai agen perubahan sosial.
Dengan keberanian, ketangguhan, dan kreativitas mereka, perempuan telah berhasil membangun dan memelihara banyak bisnis yang sukses, memberikan kontribusi yang tak ternilai bagi kemajuan masyarakat.
Peran perempuan dalam ekosistem UMKM bukan lagi sekadar pilihan, melainkan sebuah keniscayaan yang tak terhindarkan.
Adalah fakta yang tak terbantahkan bahwa UMKM yang dipimpin oleh perempuan seringkali memiliki keunggulan kompetitif, berkat kepekaan mereka terhadap pasar dan kemampuan mereka untuk berinovasi.
Baca juga: Dampak Rupiah Melemah: Waspada, Muncul Tantangan yang Mengintai
Namun, meskipun telah menunjukkan kemampuan luar biasa dalam mengelola bisnis, perempuan dalam UMKM masih dihadapkan pada berbagai tantangan yang memerlukan solusi terintegrasi dari pemerintah, lembaga keuangan, dan masyarakat.
Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh perempuan dalam UMKM adalah akses terhadap modal dan sumber daya keuangan yang memadai.
Sayangnya, sebagian besar perempuan pelaku UMKM masih mengalami kesulitan dalam mengakses pembiayaan yang diperlukan untuk mengembangkan bisnis mereka.
Oleh karena itu, langkah-langkah untuk meningkatkan literasi keuangan dan memudahkan akses ke produk keuangan menjadi sangat penting dalam mendukung pertumbuhan UMKM yang dipimpin oleh perempuan.
Selain itu, upaya untuk mendorong inovasi dan kolaborasi dalam ekosistem UMKM juga menjadi hal yang tak terelakkan.
Kolaborasi antara perempuan pelaku UMKM dengan lembaga keuangan dapat menghasilkan produk dan layanan keuangan yang lebih sesuai dengan kebutuhan mereka.
Demikian pula, perluasan program pelatihan dan pendampingan juga merupakan langkah yang krusial untuk memberdayakan perempuan dalam aspek manajerial, keuangan, dan pemasaran.
Melalui langkah-langkah bersama untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan kondusif, kita dapat memperkuat peran perempuan dalam UMKM, menghasilkan dampak positif yang luas baik bagi perekonomian maupun masyarakat secara keseluruhan.
Saat kita mengakui dan mendorong kemandirian serta kreativitas perempuan dalam UMKM, kita juga sedang membangun masa depan yang lebih inklusif dan berkelanjutan bagi semua pihak. (SG-2)