Soko Bisnis

Tingkatkan Produksi Udang Nasional, Capaian Program Induk Udang Vaname Nusa Dewa Positif

BPIU2K Karangasem Bali mencatat distribusi sebaran Induk Udang Vaname Nusa Dewa selama tahun 2022-2024 sebanyak 42.548 ekor, tersebar di sembilan provinsi.

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
02 April 2025

Pada 2024, Balai Produksi Induk Udang Unggul dan Kekerangan (BPIU2K) Karangasem  Bali berhasil mendistribusikan induk udang vaname Nusa Dewa  16.800 ekor. Sedangkan di Awal tahun 2025, sebanyak 4.710 ekor. (Dok. KKP)

SOKOGURU, Jakarta- Sejak diluncurkan dua tahun lalu oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, Program induk udang vaname unggul Nusa Dewa (NSD) berhasil menunjukkan capaian positif dalam menopang peningkatan produksi udang nasional. 

Hal itu terlihat dari keberhasilan Balai Produksi Induk Udang Unggul dan Kekerangan (BPIU2K)  Karangasem Bali mendistribusikan induk udang vaname Nusa Dewa sebanyak 16.800 ekor. 

Sedangkan di Awal 2025, BPIU2K Karangasem telah mendistribusikan calon induk sebanyak 4.710 ekor untuk bantuan kepada kelompok pembudidaya udang serta meningkatkan penerimaan negara bukan pajak (PNBP). 

Demikian disampaikan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (Dirjen DJPB- KKP), Tb Haeru Rahayu dalam siaran resmi KKP di Jakarta, beberapa hari lalu.

Baca juga: Revitalisasi 800 Ha Tambak Udang di Sumbawa Tingkatkan Pendapatan Nelayan

“Induk udang vaname Nusa Dewa berkomitmen dalam menyediakan benih udang vaname berkualitas guna mendukung peningkatan produksi udang nasional,” katanya.

Lebih lanjut, Tebe, sapaan akrab Tb Haeru, menjelaskan, pihaknya, melalui BPIU2K Karangasem telah berhasil menunjukkan capaian positif dalam menopang peningkatan produksi udang nasional. 

Induk udang vaname Nusa Dewa merupakan produk Indonesia yang memiliki kelebihan tumbuh lebih cepat, toleran terhadap penyakit dan perairan lokal, serta dapat bersaing dengan produk induk udang dari negara lain.

BPIU2K Karangasem telah berhasil memenuhi permintaan naupli dan benih udang vaname di berbagai wilayah Indonesia.  

Baca juga: DIGITS FEB Unpad Kembangkan Teknologi DRMS, Solusi Cerdas Cegah Wabah Penyakit Udang

Ia mengaku optimistis Indonesia berpotensi besar menjadi salah satu negara penghasil udang vaname di dunia. 

“Capaian peningkatan jumlah distribusi setiap tahun, menunjukkan kehadiran DJPB Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di industri perudangan nasional,” jelas Tebe.

Progres pemuliaan Induk Udang Vaname Nusa Dewa, sambungnya,  terus mengalami perkembangan signifikan. Varian induk Nusa Dewa ini memiliki lima  line (sifat).

Pertama, lanjut Tebe, Fast Growth yang merupakan udang dengan sifat tumbuh lebih cepat. Kedua, Balance merupakan udang dengan tingkat keseimbangan antara pertumbuhan dan ketahanan yang baik. 

“Ketiga, Resisten terhadap White Spot Syndrome Virus (WSSV). Keempat, Toleran terhadap serangan Acute Hepatopancreatic Necrosis Disesase (AHPND). Terakhir, Plant Based Protein merupakan strain udang yang diadaptasikan terhadap penggunaan protein nabati,” jelasnya lagi.

 

Diminati pembudidaya  

Sementara itu, Kepala BPIU2K Karangasem, Wendy Tri Prabowo, menjelaskan, tercatat distribusi sebaran Induk Udang Vaname Nusa Dewa selama tahun 2022 hingga 2024 sebanyak 42.548 ekor. 

Baca juga: Ekspor Udang RI Turun, KKP Buka Peluang Pasar Baru ke Jepang, Australia dan Korsel

“Tersebar di sembilan provinsi diantaranya Aceh, Lampung, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan dan Gorontalo,” ujarnya.

Selain itu, sambung Wendy, Induk Udang Vaname Nusa Dewa selama tahun 2022 hingga 2024 juga dikembangkan di 4 Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Perikanan Budi Daya (DJPB) yaitu Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Ujung Batee, Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Takalar, Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara dan Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Situbondo.

“Induk udang vaname produk Indonesia ini juga turut dikembangkan oleh pelaku usaha swasta. Tercatat selama tahun 2022 hingga 2024 terdapat 42 pelaku usaha swasta yang mengembangkan induk udang vaname Nusa Dewa di berbagai daerah di Indonesia,” imbuhnya.

Wendy menjelaskan progres Induk udang vaname Nusa Dewa yang telah dikembangkan dengan platform molecular breeding, yakni melalui keunikan mengkuantifikasi sifat yang dikembangkan oleh tim Laboratorium BPIU2K Karangasem. 

Nusa Dewa telah memiliki HAKI No. EC00202273964 untuk marka molecular (SNP) resisten WSSV dan dilengkapi dengan penetapan release melalui Kepmen KP No. 181 Tahun 2023. 

“Nusa Dewa juga telah menyelesaikan whole genome sequence (WGS), untuk menunjukkan genuitas terhadap produk beredar lainnya, sekaligus sebagai kekayaan sumber daya genetic (SDG) yang dikembangkan KKP,” kata Wendy.

Udang Vaname produk Indonesia ini mendapatkan tingkat kepuasan dari kelompok pembudidaya udang. 

Hal itu dirasakan Uus, pelaku usaha swasta hatchery udang di Kalianda, Lampung Selatan. Ia  menggunakan induk udang vaname Nusa Dewa. Hingga saat ini dan masih dibanjiri permintaan nauplii dan benih udang vaname Nusa Dewa.

Uus mengakui nauplii dan benih udang vaname Nusa Dewa memiliki daya tahan kuat dan pertumbuhan cepat. Naupli dan benih udang vaname Nusa Dewa yang dihasilkan telah didistribusi ke berbagai wilayah di Indonesia seperti Aceh, Makassar, Bali, Anyer, Pangandaran dan Riau. 

“Permintaan yang tinggi baik pada musim hujan maupun selama kemarau terhadap nauplii dan benih udang vaname Nusa Dewa menunjukkan bahwa keberadaannya menjadi solusi dan alternatif bagi pelaku usaha,” tutupnya.

Sebelumnya Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyebut udang sebagai salah satu produk perikanan unggulan ekspor Indonesia di pasar global. 

Untuk itu produktivitasnya terus ditingkatkan KKP melalui sejumlah program kerja, di antaranya program pengembangan induk udang vaname di Karangasem, Bali. (SG-1)