Soko Bisnis

Telkom Didesak Tak Hanya Cari Untung, DPR: Bangun Konektivitas untuk Negeri

Ketua Komisi VI DPR minta Telkom tak sekadar kejar untung. Telkom diminta jadi motor kedaulatan digital, dorong inklusi wilayah 3T, dan berani bersaing global.

By Deri Dahuri  | Sokoguru.Id
02 Juli 2025
<p>Direktur Utama Telkom Indonesia yang baru, Dian Siswarini. (Dok,askara.co)</p>

Direktur Utama Telkom Indonesia yang baru, Dian Siswarini. (Dok,askara.co)

SOKOGURU, JAKARTA — Komisi VI DPR RI menegaskan bahwa PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk harus mengambil peran lebih besar sebagai pilar utama transformasi digital nasional. 

Hal ini disampaikan langsung oleh Ketua Komisi VI DPR RI, Anggia Erma Rini, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Direktur Utama Telkom Indonesia yang baru, Dian Siswarini, di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Rabu (2/7/2025).

Ketua Komisi VI DPR RI, Anggia Erma Rini. (Dok.DPR RI)

"Telkom tidak boleh hanya mengejar untung. Ia harus hadir untuk menjawab tantangan inklusi digital, perlindungan data, dan kedaulatan digital, terutama di wilayah 3T,” tegas Anggia.

Baca juga: DPR RI Ajak Telkom Perluas Akses Teknologi hingga Pelosok Tanah Air

Dian Siswarini, Dirut Baru Telkom

RDP ini sekaligus menjadi ajang perkenalan resmi Dian Siswarini sebagai Direktur Utama baru Telkom, menggantikan Ririek Adriansyah yang menjabat sejak 2019. Dian merupakan perempuan pertama yang memimpin Telkom Indonesia, dan sebelumnya dikenal luas sebagai Presiden Direktur XL Axiata.

Baca juga: Telkom Berkomitmen Dorong Perluasan Penggunaan AI di Tanah Air

Komisi VI menyambut baik pergantian pimpinan ini. Menurut Anggia, kepemimpinan baru harus membawa Telkom menjadi perusahaan digital kelas dunia yang kompetitif namun tetap berpihak kepada kepentingan nasional.

Laba Menurun, Tantangan Pasar Kian Kompleks

Dalam paparannya, Dian mengungkapkan bahwa pendapatan konsolidasi Telkom pada Triwulan I-2025 mencapai Rp36,6 triliun, turun 2,1% dari periode sama tahun lalu. Laba bersih juga menurun tipis ke Rp5,8 triliun.

Meski begitu, EBITDA masih kuat di Rp18,2 triliun dengan margin 49,8%, menunjukkan fondasi bisnis yang masih stabil. 

Capex Telkom juga dialokasikan sebesar Rp5 triliun, dengan lebih dari 50% digunakan untuk penguatan jaringan fiber optic, BTS, satelit, dan kabel bawah laut.

Namun, Telkom menghadapi tekanan serius di sektor mobile, dengan penurunan 578 ribu pelanggan aktif dan ARPU turun 3,6%.

Telkom Harus Berani Inovasi di Era AI dan 5G

Melihat tren pasar digital global, Anggia menekankan bahwa transformasi Telkom tidak boleh sekadar “pemanis” atau kosmetik. 

Di tengah gempuran AI, teknologi 5G, dan raksasa digital global, Telkom dituntut untuk membangun model bisnis yang lebih agresif dan progresif.

Baca juga: Telkom Dorong UMKM Kuasai Inovasi Digital untuk Tingkatkan Omzet dan Naik Kelas

“Telkom harus berani inovatif. Tantangan hari ini bukan hanya dari dalam negeri, tapi juga dari pemain global bermodal besar dan teknologi canggih,” ujarnya.

Digital untuk Semua: Konektivitas adalah Keadilan Sosial Baru

Lebih dari sekadar bisnis, Anggia juga mengingatkan pentingnya kedaulatan digital dan pemerataan akses, terutama untuk wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal).

“Hari ini kebutuhan pokok bukan cuma sandang, pangan, papan—tapi juga paket data. Ini soal keadilan sosial digital,” tegasnya.

Ia menambahkan bahwa DPR akan terus mendorong Telkom agar tidak sekadar menjadi korporasi besar, tapi juga relevan dan berpihak kepada rakyat Indonesia. (*)