SOKOGURU: Di tengah riuhnya kendaraan yang melintas saat jam pulang kerja, sebuah tenda sederhana berdiri tak jauh dari Perumahan Puskopkar, tepat di belakang Kampus Unrika, Batuaji, Kota Batam.
Di balik tenda itu, ada cerita hangat yang tak hanya soal roti bakar dan es coklat, tapi juga tentang tekad, impian, dan perjuangan seorang pemuda bernama Muhammad Fauzi Rachman yang akrab disapa Ojik.
Muhammad Fauzi Rachman yang akrab disapa Ojik. (dok.gokepri.com)
Setiap sore, Ojik dengan sigap menata roti kukus, roti bakar, dan es coklat yang ia beri nama Es Coklat Harapan.
Baca juga: Kisah UMKM Sukses: Perjalanan CV Karya Winazar Menembus Pasar Internasional
Harganya ramah di kantong mulai dari Rp7.000 namun rasanya memikat banyak warga Batuaji, Kota Batam, yang menjadikannya pilihan utama untuk berbuka puasa.
Bahkan, jika pembeli hanya memesan es coklat, Ojik akan tetap menyisipkan sepotong roti tawar.
Sebuah kombinasi sederhana yang ternyata menyimpan filosofi: rasa manis dalam hidup tak pernah lengkap tanpa sesuatu yang bisa "dicelupkan" dan dinikmati bersama.
Namun, di balik kelezatan kudapan itu, tersimpan cerita perjalanan panjang penuh liku.
SarjanaTeknik Tekuni Kuliner Roti Bakar
Lahir pada 1997, Ojik adalah lulusan teknik dari salah satu kampus ternama di Bandung.
Alih-alih mengikuti jejak umum sebagai pekerja kantoran, ia memilih jalan sunyi: menjadi pedagang kaki lima. Keputusan yang tak serta-merta mendapat restu orang tua.
Baca juga: Rumah BUMN Ubah UMKM Jadi Pemain Global, Dari Pelatihan Hingga Jadi Eksportir
“Orang tua masih berharap saya bekerja sesuai latar belakang pendidikan,” kenangnya.
Minat Ojik terhadap dunia usaha memang tumbuh sejak ia masih duduk di bangku SMP.
Ia sempat merintis usaha donat bakar pada 2018, bahkan aktif mengikuti bazar-bazar UMKM di Batam.
Tapi keterbatasan waktu antara kuliah di Bandung dan menjalankan bisnis membuatnya harus menepi sejenak dari dunia usaha.
Namun Bandung justru menjadi sumber inspirasinya. Di kota itu, Ojik kerap menjelajahi kedai dan warung untuk mencari ide.
Hingga ia menemukan konsep roti bakar pastry yang merupkan paduan rasa renyah, legit, dan elegan. Itulah titik balik lahirnya Rokubar Es Coklat Harapan di penghujung 2022.
Restu yang Didapat Sehari Sebelum Jualan
Ojik sempat berpindah tempat jualan hingga empat kali, akibat lokasi yang kurang strategis atau ketidaksesuaian dengan rekan sewa.
Dan saat akhirnya ia menemukan tempat di Batuaji, restu dari orang tua menjadi hal yang paling ia cari.
Dengan nekat, ia meminjam uang dari teman-temannya untuk modal awal. Tapi sehari sebelum tenda pertamanya berdiri, ia kembali berbicara dengan orang tuanya.
Baca juga: UT Dukung UMKM A. Utary Cake Bakery Tingkatkan Daya Saing di Bulukumba, Sulsel
“Saya sadar, restu itu penting. Tanpa itu, rasanya seperti berjalan tanpa arah,” tuturnya.
Dan restu itu pun akhirnya datang. Orang tua yang semula ragu, akhirnya luluh oleh ketulusan dan tekad anaknya. Sejak saat itu, Ojik tak pernah menoleh ke belakang.
Lebih dari Sekadar Dagangan
Kini, Es Coklat Harapan bukan hanya nama menu, tapi juga simbol dari perjalanan hidup Ojik—bahwa dalam setiap kesederhanaan, tersimpan harapan.
Harapan untuk hidup dari jalan yang dicintai, harapan agar usaha kecilnya bisa terus tumbuh, dan harapan agar kisahnya bisa menjadi inspirasi bagi banyak anak muda yang ragu mengambil jalan berbeda.
Menu favoritnya mungkin roti bakar dan es coklat. Tapi sesungguhnya, yang ia sajikan setiap sore adalah keyakinan bahwa mimpi, sekecil apapun, layak diperjuangkan. (Sumber: gokepri.com/SG-2)