SOKOGURU, JAKARTA – Investor senior asal Amerika Serikat dan pendiri Bridgewater Associates, Ray Dalio, kembali menjadi sorotan.
Kali ini bukan karena strategi investasinya, melainkan sindiran tajam terhadap praktik nepotisme yang diunggahnya di media sosial.
Unggahan itu muncul di tengah isu pengunduran dirinya dari posisi Dewan Penasihat Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).
Baca juga: 21 Capaian Strategis Pemerintah Kuartal I-2025: Dari MBG hingga Peluncuran Danantara
Melalui akun pribadinya, Dalio menuliskan pesan tegas: "Don't use your pull to get someone a job."
(Jangan gunakan pengaruhmu untuk memberi seseorang pekerjaan)
Dalam unggahannya yang dikutip Jumat, 30 Mei 2025, Ray Dalio menegaskan bahwa pengaruh pribadi tidak boleh menggantikan kompetensi sebagai syarat utama dalam mendapatkan pekerjaan.
Dalio: Korupsi Terselubung Berbahaya Tak Boleh Ditoleransi
Ia menyebut praktik tersebut sebagai bentuk “korupsi terselubung” yang berbahaya dan tidak boleh ditoleransi.
"It is an insidious form of corruption and it must not be tolerated."
Baca juga: Wakil Ketua DPR Harap Danantara Bantu Pemberdayaan UMKM dan Ekonomi Kerakyatan
Unggahan ini sontak menimbulkan spekulasi publik, terlebih karena hanya dua bulan lalu, kehadiran Dalio di Danantara diumumkan secara resmi dan disambut hangat oleh pemerintah Indonesia.
CEO Danantara Buka Suara: "Dalio Masih di Tim Kami"
Terkait isu mundurnya Ray Dalio, CEO Danantara, Rosan Roeslani, langsung membantah.
Ia memastikan bahwa hingga saat ini, pihak Danantara masih berhubungan baik dengan Dalio dan timnya.
“Nggak, nggak ada itu. Saya baru minggu lalu ketemu sama timnya, anaknya juga, Mark Dalio. Pembicaraan berjalan lancar, kami juga baru Zoom,” ujar Rosan di Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (28/5).
Rosan menegaskan, Ray Dalio masih berada dalam jajaran Dewan Penasihat Danantara dan komunikasi antar kedua pihak masih aktif.
Bloomberg Ungkap Dalio Mundur?
Meski telah dibantah oleh Rosan, laporan Bloomberg menyebutkan bahwa Dalio disebut mundur karena alasan pribadi.
Namun, sumber yang dikutip tidak merinci lebih lanjut alasan tersebut.
Baca juga: Prabowo Luncurkan Danantara, Badan Pengelola Investasi untuk Percepat Pembangunan Nasional
Isu ini menjadi perbincangan publik karena bertepatan dengan pernyataan Dalio soal pentingnya meritokrasi, dan penolakannya terhadap sistem yang memberi ruang pada pengaruh pribadi atau koneksi dalam penempatan posisi strategis.
Unggahan tersebut juga dinilai sebagai bentuk kritik terhadap praktik-praktik yang mungkin terjadi di lingkungan kerja atau bahkan lembaga tempat ia berada.
Dalio: “Nepotisme Rusak Semua Pihak”
Lebih jauh, Ray Dalio menyebut praktik menggunakan pengaruh pribadi merugikan semua pihak: pencari kerja menjadi tidak terlihat layak, perekrut kehilangan kredibilitas, dan pemilik pengaruh justru memperburuk sistem.
Dalio dikenal sebagai tokoh yang menjunjung tinggi prinsip radical transparency dan merit-based culture, prinsip yang ia terapkan di perusahaan investasinya, Bridgewater Associates.
Apakah ini sinyal Dalio benar-benar akan hengkang dari Danantara? Atau justru peringatan keras bagi sistem rekrutmen di Indonesia?
Publik kini menunggu klarifikasi resmi dari Ray Dalio sendiri. (*)