SOKOGURU, MEDAN - Setelah sukses di Surabaya awal Agustus 2025, LPS Financial Festival kini hadir di Medan.
Acara ini berlangsung di Regale International Convention Centre pada 20–21 Agustus 2025.
Festival ini digelar bertepatan dengan 80 tahun Kemerdekaan RI dan 20 tahun LPS.
Perayaan ini menjadi momen penting untuk menguatkan literasi keuangan masyarakat Indonesia.
Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan tujuan utama festival ini.
Menurutnya, acara ini mendorong literasi keuangan agar dapat dinikmati semua lapisan masyarakat.
“Acara ini dikemas dengan memadukan edukasi dan hiburan seru, agar literasi keuangan bisa dipelajari dengan cara yang ringan, menyenangkan, dan dekat dengan keseharian masyarakat. Selain itu, penyelenggaraan festival ini juga merupakan upaya kami untuk memperluas jangkauan komunikasi LPS. Kami ingin memastikan bahwa masyarakat semakin mengenal LPS, memahami peran kami dalam menjaga simpanan dan stabilitas sistem keuangan,” ujarnya.
Di hadapan generasi muda Medan, Purbaya menyerukan optimisme terhadap ekonomi nasional.
Ia menegaskan keyakinannya bahwa Indonesia mampu tumbuh dengan fondasi ekonomi yang kuat.
“Pemerintah telah menetapkan, target pertumbuhan ekonomi pada RAPBN 2026 adalah sebesar 5,4%. Bagi sebagian orang angka ini cukup tinggi dan ambisius, namun sebenarnya angka ini cukup realistis untuk bisa dicapai,” jelasnya.
Baca Juga:
Menurut Purbaya, kekuatan utama Indonesia ada pada permintaan domestik. Konsumsi swasta, belanja pemerintah, dan investasi memberi kontribusi besar pada PDB.
“Untuk bisa tumbuh tinggi, kuncinya adalah fokus pada diri kita sendiri dengan memperkuat daya beli masyarakat, meningkatkan investasi di dalam negeri, dan mendorong produktivitas sektor riil. Kalau kita konsisten memanfaatkan potensi ini, maka sekalipun dunia diwarnai ketidakpastian, ekonomi Indonesia akan tetap mampu tumbuh kuat, tangguh, dan mandiri,” tambahnya.
Ia juga menyinggung warisan pemikiran Prof. Sumitro Djojohadikusumo dengan konsep Sumitronomics.
Menurutnya, gagasan tersebut masih relevan untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.
“Salah satu pemikirannya yang juga sangat relevan untuk diterapkan adalah keseimbangan pembangunan antara mesin fiskal dan swasta, beliau juga menekankan pentingnya menjaga likuiditas di sistem perbankan agar tidak sampai kering. Hal ini menunjukkan bahwa ternyata Prof. Soemitro merupakan seorang penganut paham monetaris juga,” jelasnya.
*LPS Financial Festival Dorong Potensi Daerah dan Literasi Keuangan
Purbaya menyebut, Medan dipilih karena menjadi pusat ekonomi terbesar di luar Jawa.
Kota ini juga berperan penting sebagai pintu gerbang ekonomi kawasan barat Indonesia.
“Dengan potensi ekonomi yang demikian besar, kami pikir, masyarakatnya, termasuk generasi mudanya, juga harus dibekali dengan literasi keuangan yang baik. Dengan literasi keuangan yang lebih baik, masyarakat akan lebih siap memanfaatkan peluang yang dapat memperkuat daya saing ekonomi daerah,” ujarnya.
Pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara menunjukkan kinerja yang kuat di sektor konsumsi rumah tangga dan ekspor.
Daerah ini juga unggul dalam hasil perkebunan dan pariwisata Danau Toba.
“Namun, potensi besar ini tidak akan memberikan manfaat maksimal jika masyarakat belum memiliki keterampilan dan pemahaman yang memadai dalam mengelola keuangan. Inilah mengapa literasi dan inklusi keuangan menjadi sangat penting,” tambahnya.
Festival ini juga dihadiri tokoh nasional seperti mantan Mendiknas M. Nuh, Gubernur Sumut Bobby Nasution, dan pengusaha Chairul Tanjung.
Kehadiran mereka memberi warna pada gelaran LPS Financial Festival 2025.
Selain itu, pengunjung bisa mengikuti kelas inspiratif bersama Herjunot Ali, Raline, dan pakar trading Michael Yeoh.
Suasana festival semakin semarak dengan penampilan Agak Laen, RAN, Wali, dan Judika. (*)