SokoBisnis

Perkuat Circular Economy Indonesia akan Gelar AIGIS 2025 pada 20-22 Agustus

AIGIS akan jadi forum utama membahas solusi konkret dalam membangun ekosistem circular economy lebih kuat di dalam negeri, dan rantai pasok industri hijau.

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
28 Maret 2025

Kementerian Perindustrian mengumumkan penyelenggaraan Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) 2025 akan berlangsung pada 20-22 Agustus 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC), Jumat (28/3). (Dok. Kemenperin)

SOKOGURU, Jakarta- Untuk memperkuat komitmen Indonesia dalam mendorong transformasi industri menuju praktik lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan menyelenggarakan Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC), pada 20-22 Agustus mendatang.

Selain mendorong transformasi industri ke arah ramah lingkungan, AIGIS 2025 juga sekaligus bertujuan meningkatkan daya saing industri manufaktur nasional di pasar domestik dan global.

AIGIS 2025 akan menjadi platform utama bagi pemangku kepentingan industri, pembuat kebijakan, dan inovator untuk berkolaborasi dalam upaya dekarbonisasi sektor manufaktur. 

Tahun ini, AIGIS mengusung tema Mendorong Dekarbonisasi Industri melalui Ekosistem Industri Hijau, sejalan dengan target net-zero emissions Indonesia pada 2060 dan komitmen sektor industri dalam negeri untuk mencapai net-zero pada 2050.

Baca juga: Minta Perusahaan Lapor Data Emisi untuk Menuju Industri Hijau

Salah satu inisiatif penting yang akan diperkenalkan dalam AIGIS 2025 adalah pembentukan Green Industry Service Company (GISCO). 

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan

GISCO akan menjadi instrumen pembiayaan yang memberikan kemudahan akses bagi industri, khususnya sektor manufaktur, dalam mengadopsi teknologi rendah karbon dan meningkatkan efisiensi energi.

“GISCO akan menjadi motor penggerak dekarbonisasi industri dalam negeri, terutama bagi pelaku usaha yang menghadapi kendala investasi dalam penerapan teknologi hijau,” ujarnya dalam keterangan resmi Kemenperin di Jakarta, Jumat (28/3).

Baca juga: Gaungkan Penguatan Ekosistem Industri Hijau, Kemenperin Gelar Kick-off AIGIS 2025

Menurutnya, GISCO hadir sebagai solusi bagi industri yang ingin beralih ke teknologi rendah karbon namun masih menghadapi kendala dalam hal investasi dan pendanaan. 

“Dengan GISCO, kita akan mempercepat transformasi industri menuju dekarbonisasi yang lebih masif dan efektif, terutama bagi sektor manufaktur yang menjadi tulang punggung industri dalam negeri,” imbuhnya. 

 

Bahan Daur Ulang masih impor

AIGIS 2025, sambung Menperin,  juga akan menyoroti isu strategis terkait ekonomi sirkular (circular economy), yang menjadi kunci bagi keberlanjutan industri manufaktur di Indonesia. 

Saat ini, tantangan utama yang dihadapi sektor industri adalah ketersediaan bahan baku daur ulang, yang masih sangat bergantung pada impor.

Agus menyebut di banyak sektor manufaktur, seperti otomotif, tekstil, plastik, dan elektronik, penggunaan material daur ulang masih terbatas karena minimnya pasokan dalam negeri yang berkualitas dan terstandarisasi. 

Akibatnya, pelaku industri harus mengimpor bahan baku daur ulang, yang tidak hanya meningkatkan biaya produksi tetapi juga menimbulkan risiko ketergantungan terhadap pasar global.

Untuk itu, Menperin menegaskan, AIGIS akan menjadi forum utama untuk membahas solusi konkret dalam membangun ekosistem circular economy yang lebih kuat di dalam negeri. 

Baca juga: Lewat Pemantauan Emisi Berkelanjutan, Kemenperin Dukung Transformasi Industri Hijau

“AIGIS menjadi wadah bagi kita semua untuk membahas solusi nyata dalam mengatasi tantangan rantai pasok industri hijau, khususnya terkait bahan baku daur ulang. Dengan pendekatan circular economy yang lebih kuat, kita bisa mengurangi ketergantungan pada impor, memperkuat daya saing industri dalam negeri, dan mendorong pertumbuhan pasar domestik yang lebih berkelanjutan,” tambahnya.

 

 

Dampak bagi Pasar Domestik

Dengan dukungan GISCO dan penerapan prinsip circular economy yang lebih kuat, diharapkan sektor industri manufaktur Indonesia dapat mengurangi biaya produksi dengan optimalisasi bahan baku daur ulang dalam negeri, serta meningkatkan daya saing produk lokal di pasar domestik dan global dengan produk yang lebih ramah lingkungan.

Selain itu juga dapat mengurangi ketergantungan pada impor bahan baku daur ulang yang selama ini menjadi tantangan utama industri, serta mendukung pencapaian target net-zero emissions melalui efisiensi energi dan penerapan teknologi hijau di sektor manufaktur.

Guna mencapai sasaran tersebut, Kemenperin mengundang seluruh pemangku kepentingan, termasuk pelaku industri, akademisi, dan masyarakat umum, untuk berpartisipasi dalam AIGIS 2025. 

Informasi lebih lanjut mengenai acara ini dapat diakses melalui situs resmi di laman https://aigis-moi.id/.

 “Kami juga akan mengajak pemain industri global untuk membuka dan melebarkan sayap industrinya di Indonesia, agar terjadi sharing technology, knowledge dan tentunya pembukaan lapangan kerja,” pungkas Menteri Agus.

AIGIS adalah acara tahunan yang diselenggarakan oleh Kemenperin untuk mempromosikan transformasi industri menuju praktik yang lebih hijau dan berkelanjutan. 

AIGIS berfungsi sebagai platform untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan inovasi dalam upaya mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui industri hijau. (SG-1)