SETELAH sukses menyelenggarakan Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS), di Jakarta pada September 2024, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) kembali akan menggelar AIGIS pada 20-22 Agustus 2025 dengan tema Driving Industrial Decarbonization through Green Industry Ecosystem.
Penyelenggaraan AIGIS pertama pada 2024 itu merupakan langkah awal yang mengukuhkan komitmen Kemenperin dalam memperkuat ekosistem untuk memfasilitasi transformasi industri hijau tanah air melalui berbagai inovasi yang mendukung percepatan dekarbonisasi.
Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza mengatakan hal itu pada seremoni Kick-off The 2nd Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) 2025 di kantor Kemenperin, Rabu (18/12).
“Kick-off AIGIS 2025 menjadi titik awal dari rangkaian summit tersebut, sekaligus membuka ruang untuk kolaborasi strategis antara pemerintah, industri, mitra strategis, hingga organisasi internasional dalam memperkuat komitmen Kemenperin terkait dekarbonisasi industri nasional,” ujarnya.
Baca juga: Kemenperin Berikan Penghargaan dan Sertifikat Industri Hijau di Ajang AIGIS 2024
Acara AIGIS 2025, sambung Faisol, ditargetkan bisa meneruskan kesuksesan penyelenggaraan AIGIS 2024 yang berhasil menghimpun lebih dari 1.000 peserta dari berbagai latar belakang, mulai dari perwakilan kementerian/lembaga, pemerintah daerah, mitra pembangunan, organisasi internasional, industri, hingga pakar dan akademisi, secara daring maupun luring.
Turut hadir pada acara Kick-off AIGIS 2025 tersebut Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam HE Denis Chaibi, serta Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Andi Rizaldi.
“Beberapa rangkaian acara AIGIS 2025 meliputi GreenAuto 2025, GreenRun 2025, Greenphoto Competition, hingga program roadshow sosialisasi AIGIS 2025. Seluruh rangkaian acara ini akan diadakan di Jakarta, Bandung, Serang, Surabaya, dan Semarang,” ujar Andi.
Salah satu sorotan utama lainnya dalam Kick-off AIGIS 2025 adalah peluncuran Green Industry Service Company (GISCO) Prepatory Framework, sebuah inisiatif strategis yang dirancang untuk mempercepat transformasi industri menuju keberlanjutan melalui pengembangan ekosistem yang terintegrasi, mencakup pendanaan, teknologi, dan layanan pendukung lainnya.
Baca juga: Digelar Perdana, AIGIS 2024 Tingkatkan Nilai Tambah Manufaktur di Indonesia
Selain itu, dilakukan peluncuran Sistem Elektronik Layanan Sertifikasi Industri Hijau (SELASIH) sebagai bagian dari SIINas yang merupakan platform pelaksanaan sertifikasi industri hijau.
Pada kesempatan yang sama, lanjutnya, BSKJI Kemenperin juga menyerahkan Sertifikat Validasi dan Verifikasi Emisi GRK pertama kepada salah satu perusahaan industri yang divalidasi dan diverifikasi oleh Lembaga Validasi dan Veriikasi (LVV) internal Kemenperin.
Selain itu, diserahkan pula piagam apresiasi kepada lima perusahaan industri yang telah berkomitmen dalam pelaksanaan fasilitasi pendampingan National Lighthouse penerapan ekonomi sirkular sektor industri.
“Kemenperin juga menandatangani nota kesepahaman dengan World Resources Institute (WRI) Indonesia dan Institute for Essential Services Reform (IESR) dalam acara kick-off ini,” imbuh Andi.
Baca juga: Lewat Pemantauan Emisi Berkelanjutan, Kemenperin Dukung Transformasi Industri Hijau
Nota kesepahaman tersebut, jelasnya lagi, menegaskan kolaborasi strategis antarpihak dalam penyusunan kajian dekarbonisasi industri, serta kajian untuk meningkatkan daya saing industri nasional dalam memenuhi berbagai persyaratan terkait penurunan emisi gas rumah kaca (GRK), pengungkapan emisi, dan regulasi serupa baik di tingkat nasional maupun internasional.
Sambut baik
Sementara itu, Country Director WRI Indonesia, Nirarta Samadhi, menyambut baik kelanjutan komitmen Kemenperin dalam mendorong transformasi industri hijau nasional, khususnya pada rangkaian Acara Kick-Off AIGIS 2025.
Selama beberapa bulan terakhir, lanjutnya, WRI Indonesia telah mendukung penyusunan peta jalan dekarbonisasi untuk sembilan subsektor industri, yang sekaligus berkontribusi secara konkret dalam proses akselerasi dekarbonisasi industri nasional.
“Ke depannya, WRI Indonesia berkomitmen untuk dapat mendukung Kemenperin dalam memberikan rekomendasi terkait perbaikan tata kelola dekarbonisasi dan tata laksana emisi, sebagai bagian dari upaya penciptaan ekosistem industri hijau yang lebih tangguh sehingga target pertumbuhan ekonomi rendah karbon Indonesia pun tercapai.” kata Nirarta.
WRI Indonesia didirikan di Indonesia dengan nama Yayasan Institut Sumber Daya Dunia dan merupakan organisasi penelitian independen yang didedikasikan untuk berkontribusi pada pembangunan sosial ekonomi Indonesia secara inklusif dan berkelanjutan. Pekerjaannya difokuskan pada lima portofolio, yaitu hutan, iklim, energi, kota, dan transportasi, serta laut.
Di sisi lain, Direktur Eksekutif IESR, Fabby Tumiwa, mengapresiasi, kolaborasi pada AIGIS 2025. Pasalnya, kolaborasi seperti yang dilakukan pada AIGIS 2025 itu sangat krusial dalam mempercepat transformasi industri menuju ekonomi hijau dalam lingkup pembangunan ekosistem industri hijau.
“Dekarbonisasi industri bukan hanya tantangan, tetapi juga peluang besar bagi Indonesia untuk menjadi pemimpin regional dalam industri rendah karbon,” ujarnya.
Untuk itu, sambung Fabby, pihaknya berkomitmen mendukung kajian, pendampingan, dan rekomendasi kebijakan yang membantu industri beradaptasi terhadap standar keberlanjutan global serta meningkatkan daya saing nasional di era ekonomi sirkular, proses dekarbonisasi industri dan transformasi energi.
IESR merupakan organisasi think tank independen yang berfokus pada transformasi menuju ekonomi rendah karbon dan transisi energi berkelanjutan di Indonesia. IESR aktif dalam penelitian, advokasi kebijakan, dan pendampingan industri dalam mencapai dekarbonisasi.
Beberapa aktivitas yang dilakukan oleh IESR dalam lingkup kerja sama dengan berbagai pemangku kebijakan untuk sektor industri termasuk Kemenperin, menyusun peta jalan dekarbonisasi industri untuk sektor industri prioritas di Indonesia, memberikan dukungan dalam pencapaian target emisi nol bersih pada 2060 atau lebih cepat dan transformasi menuju energi terbarukan.
Selanjutnya berkolaborasi dengan pemangku kepentingan lokal dan internasional dalam memfasilitasi penerapan teknologi rendah karbon di sektor industri.
Sebagai motor utama pertumbuhan ekonomi, sektor industri memiliki peran strategis dalam mendukung komitmen nasional untuk mencapai Net Zero Emissions (NZE) pada 2060.
Sektor industri di Indonesia juga memiliki target yang lebih ambisius, yaitu mencapai emisi nol bersih pada 2050, satu dekade lebih cepat dari target nasional.
Untuk mewujudkan target tersebut, Kemenperin merintis berbagai upaya seperti menyusun peta jalan dekarbonisasi untuk Subsektor Industri Prioritas.
Selanjutnya, menyiapkan kebijakan pengurangan emisi industri, mekanisme pertukaran emisi Gas Rumah Kaca (GRK), dan nilai ekonomi karbon sektor industri. Kemudian, memperkuat ekosistem industri hijau dan mengembangkan ekonomi sirkular.
Wamenperin Faisol menambahkan transformasi industri menuju industri hijau bukan lagi sebuah pilihan, melainkan keharusan bagi masa depan bangsa dan Bumi.
“Pada 2024, Pusat Industri Hijau Kemenperin mencatat pengurangan emisi GRK sektor IPPU yang mencapai 6,92 juta ton CO2eq dan berhasil melampaui target Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC) 2030.
Selanjutnya, peningkatan efisiensi biaya industri hijau mencapai 7.31% dari yang sebelumnya 6.71%. Kemudian, peningkatan jumlah perusahaan industri tersertifikasi Standar Industri Hijau (SIH) setiap tahunnya yang kini menjadi 146 perusahaan, serta terdapat 25 SIH baru ditetapkan, sehingga total SIH mencapai 62 standar hingga hari ini. Catatan tersebut merupakan tonggak penting pencapaian dan target bagi Kementerian Perindustrian. (SG-1)