SOKOGURU, JAKARTA - Pagi itu, matahari belum tinggi, tapi notifikasi dari aplikasi Laku Emas sudah berbunyi: "Harga emas naik Rp6.000 per gram."
Bagi sebagian orang, ini hanya angka. Tapi bagi Bu Rina, seorang ibu rumah tangga yang rutin menabung emas sejak anaknya lahir, angka itu punya makna lebih dalam.
"Setiap rupiah yang naik, rasanya seperti senyum kecil dari masa depan," katanya sambil tersenyum.
Hari ini, Jumat 30 Mei 2025, harga beli emas berada di angka Rp1.775.000 per gram, naik Rp6.000 dari hari sebelumnya.
Sementara harga jualnya pun ikut merangkak ke angka Rp1.732.000 per gram. Meski selisih antara harga beli dan jual tetap ada, kenaikan ini seperti memberi harapan di tengah dinamika ekonomi yang belum sepenuhnya pulih.
Emas memang bukan sekadar logam kuning. Ia adalah simbol stabilitas, terutama di saat inflasi atau gejolak pasar saham.
Bagi banyak orang di Indonesia, emas jadi pilihan tabungan yang mudah dipahami dan diwariskan. Tak heran, setiap perubahan harga sekecil apapun menjadi perhatian serius.
Menariknya, di pasar emas fisik, harga juga menyesuaikan dengan kadar karat. Untuk perhiasan dengan kadar 24K atau 99%, harga jual hari ini mencapai Rp1.526.000 per gram.
Sedikit turun di kadar 22K, harga berada di Rp1.298.000, dan makin rendah seiring penurunan kadar karat hingga 9K yang dihargai Rp522.000 per gram.
Dari kisah Pak Andi, seorang pengrajin perhiasan di Pasar Cikini, setiap perubahan harga ini sangat mempengaruhi strategi produksinya.
“Kalau harga naik, saya tahan dulu produksi perhiasan besar, fokus ke model-model ringan tapi tetap cantik,” jelasnya. Strategi ini tak hanya menjaga omzet, tapi juga memenuhi selera pasar.
Tidak hanya pengrajin dan penabung, para investor ritel juga mulai melirik emas kembali.
Dengan pasar saham yang fluktuatif, emas dianggap sebagai 'safe haven'—tempat berlindung yang aman dari badai ekonomi.
Bagi generasi muda yang sudah akrab dengan investasi digital, emas kini bisa dibeli bahkan mulai dari 0,01 gram.
Dewi, seorang pekerja kantoran di Jakarta, mengaku senang dengan platform Laku Emas yang memudahkan pembelian dan pemantauan harga.
“Dulu saya pikir investasi emas itu ribet dan harus ke toko. Sekarang tinggal buka HP, beli, simpan di brankas digital. Dan yang paling menyenangkan: lihat harga hari ini naik!”
Tentu, seperti instrumen lainnya, emas juga punya risiko. Harga bisa turun, atau fluktuatif dalam jangka pendek.
Namun sejarah menunjukkan, dalam jangka panjang, emas cenderung naik seiring inflasi dan kenaikan biaya produksi global.
Oleh karena itu, emas cocok sebagai tabungan jangka menengah-panjang.
Bagi Anda yang baru mulai mempertimbangkan investasi emas, tidak ada kata terlambat.
Mulailah dari memahami perbedaan harga jual dan beli, kadar karat, serta biaya-biaya tersembunyi seperti pencetakan atau penyimpanan. Konsistensi lebih penting daripada jumlah besar di awal.
Jadi, saat melihat angka Rp1.775.000 per gram hari ini, bayangkan bukan hanya sebuah nilai, tapi potongan kecil dari masa depan Anda.
Emas bukan sekadar logam, ia adalah cerita tentang perencanaan, kesabaran, dan keyakinan. Sama seperti hidup, nilainya kadang naik, kadang turun, tapi selalu berharga.
Kadar | Harga Jual/ Gram |
---|---|
24K (99%) | Rp. 1,526,000 |
23K | Rp. 1,354,000 |
22K | Rp. 1,298,000 |
21K | Rp. 1,243,000 |
20K | Rp. 1,182,000 |
19K | Rp. 1,121,000 |
18K | Rp. 1,061,000 |
17K | Rp. 1,000,000 |
16K | Rp. 940,000 |
15K | Rp. 879,000 |
14K | Rp. 820,000 |
13K | Rp. 763,000 |
12K | Rp. 702,000 |
11K | Rp. 641,000 |
10K | Rp. 583,000 |
9K | Rp. 522,000 |
*Harga Dapat Berubah Sewaktu Waktu. (*)