SOKOGURU - Belakangan ini, menabung emas digital jadi tren baru di kalangan masyarakat Indonesia. 

Lewat aplikasi atau platform keuangan, kita bisa beli emas mulai dari Rp5.000 saja tanpa perlu repot menyimpan fisiknya. 

Praktis banget, kan. Tapi, banyak juga yang masih bertanya-tanya, 'apakah menabung emas digital benar-benar aman, atau justru berisiko?'.

Apa Itu Emas Digital?

Emas digital adalah bentuk investasi emas yang bisa dibeli dan disimpan melalui aplikasi resmi, biasanya dari bank, fintech, atau marketplace yang sudah punya izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti). 

Itu artinya, emas yang kita beli tetap ada bentuk fisiknya, hanya saja pencatatannya digital.

Kelebihan Menabung Emas Digital

1. Modal kecil – Bisa mulai nabung dari nominal kecil, cocok buat pemula.

2. Mudah diakses – Cukup lewat HP, bisa beli, jual, atau cek harga emas kapan saja.

3. Harga transparan – Biasanya aplikasi menampilkan harga emas real-time.

4. Aman bila resmi – Kalau platform sudah terdaftar di OJK/Bappebti, emas tersimpan di lembaga kustodian resmi.

Risiko yang Perlu Diperhatikan

1. Platform abal-abal – Kalau tidak terdaftar resmi, ada risiko penipuan.

2. Fluktuasi harga emas – Nilai emas bisa naik, tapi juga bisa turun dalam jangka pendek.

3. Biaya tambahan – Beberapa aplikasi menarik biaya penyimpanan atau penarikan emas fisik.

4. Risiko teknologi – Gangguan aplikasi atau keamanan data juga perlu diwaspadai.

Jadi, Aman atau Berisiko?

Jawabannya: aman selama kamu menabung di platform resmi yang diawasi OJK atau Bappebti. 

Risiko tetap ada, terutama dari harga emas yang fluktuatif, tapi secara umum lebih aman daripada platform ilegal.

Tips Menabung Emas Digital Supaya Aman

- Pilih aplikasi yang terdaftar resmi di OJK/Bappebti.

- Mulai dengan nominal kecil sambil belajar.

- Pantau harga emas sebelum beli atau jual.

- Jangan taruh semua uang di emas digital, tetap diversifikasi investasi.

Jadi, menabung emas digital bisa jadi pilihan cerdas untuk masa depan, asalkan kamu teliti memilih platform dan pahami risikonya. (*)