SOKOGURU, JAKARTA- Optimalisasi kerja sama ekonomi Indonesia dan Australia dalam kerangka Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) sangat penting.
Perjanjian dagang yang telah disepakati ini diharapkan semakin memberikan manfaat dan keuntungan bagi kedua pihak.
Demikian disampaikan Menteri Perdagangan Budi Santoso dalam perayaan hari jadi ke-5 tahun IA-CEPA, di Jakarta, pada Kamis, 3 Juli 2025.
Baca juga: Mendag: UMKM Harus Siap Ekspor untuk Lawan Serbuan Produk Impor
“Sebagai perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif, IA-CEPA telah memberikan kerangka kerja sama yang lebih strategis, dalam, dan luas dari sekadar liberalisasi tarif. Perjanjian ini disepakati agar memberikan manfaat dan keuntungan bagi kedua pihak. Diharapkan perjanjian ini semakin memperkuat hubungan dagang kedua negara dan ini adalah tanggung jawab bersama,” tegasnya, dalam keterangan resmi Kementerian Perdagangan (Kemendag).
Turut hadir pada acara tersebut Duta Besar Indonesia untuk Australia Siswo Pramono, Duta Besar Australia untuk Indonesia Rod Brazier, Utusan Khusus Presiden Bidang Perdagangan Internasional dan Multilateral Mari Elka Pangestu, serta Ketua Bidang Hubungan Internasional Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Catharina Widjaja turut hadir pada perayaan ini. Mendampingi Mendag Busan, yakni Staf Ahli Menteri Perdagangan Bidang Hubungan Internasional, Johni Martha.
Lebih lanjut, Mendag Busan menyebut, dalam optimalisasi implementasi IA-CEPA, Indonesia dan Australia sepakat melakukan reviu perjanjian untuk memastikan relevansi dan nilai tambah di tengah dinamika global. Reviu ini sejalan dengan semangat penguatan kerja sama ekonomi yang disampaikan Presiden RI Prabowo dan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese pada Mei lalu. Mendag Busan pun berharap keterlibatan pemangku kepentingan terkait.
Baca juga: Mendag Busan Siapkan Instrumen Permudah UMKM Tembus Pasar Global, Dukung Program Ekspor Shopee 2.0
"Proses reviu IA-CEPA bertujuan meningkatkan manfaat perjanjian bagi kedua negara. Dengan melibatkan dunia usaha, akademisi, dan masyarakat, diharapkan perjanjian ini dapat terus memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Indonesia dan Australia," tambah Busan, sapaan akrab Budi Santoso.
Menurutnya, apresiasi atas inisiatif Kedutaan Besar Australia dalam menyelenggarakan perayaan 5 tahun IA-CEPA.
Mendag Busan mengungkapkan, sejak diberlakukan pada 5 Juli 2020, IA-CEPA telah memberikan dampak positif terhadap perdagangan barang dan jasa, serta investasi kedua negara. Total perdagangan bilateral mencapai rekor tertinggi sebesar USD 15,4 miliar pada 2024, dengan tren ekspor Indonesia tumbuh 14,46 persen dan impor sebesar 17,42 persen selama lima tahun terakhir (2020—2024).
Baca juga: Kemendag Jalin Kerja Sama dengan Lembaga Halal Australia GAHC, Perkuat Potensi Ekspor Produk Halal
“Acara ini mencerminkan komitmen kedua negara dalam memperkuat kemitraan ekonomi yang saling menguntungkan,” imbuhnya.
Mendag Busan melanjutkan, di bidang jasa, pertumbuhan ekspor jasa Indonesia ke Australia tercatat meningkat sebesar 19,18% selama 2019–2023. Di sisi lain, investasi Australia di Indonesia terus meningkat, terutama di sektor pertambangan, energi terbarukan, industri kimia, pendidikan, serta hotel dan restoran.
“Saya juga mengucapkan apresiasi bagi seluruh pihak yang telah memberikan kontribusi dalam implementasi IA-CEPA sampai saat ini. Diharapkan perayaan ini menjadi momentum untuk memperkuat komitmen ke depan, menggali lebih banyak peluang kerja sama, dan memperdalam persahabatan kedua negara,” pungkasnya.
Sementara Dubes Brazier mengungkapkan, pencapaian IA-CEPA dalam memperkuat hubungan antara Australia dan Indonesia.
Hanya dalam waktu lima tahun, IA-CEPA telah meningkatkan perdagangan kedua negara hingga dua kali lipat. Ini adalah perjanjian penting yang mencerminkan hubungan dan kepercayaan yang mendalam antara kedua negara.
Pada acara tersebut digelar diskusi panel dengan tema “Indonesia-Australia CEPA: Five Years of Free Trade Economic Resillience”. Diskusi menghadirkan narasumber The Australian Business Champion to Indonesia Jennifer Wesacott dan Utusan Khusus Presiden Bidang Perdagangan Internasional dan Multilateral Mari Elka Pangestu. Keduanya berbagi pandangan tentang bagaimana IA-CEPA dapat memperkuat hubungan Indonesia-Australia.
Pada periode Januari hingga Mei 2025, total perdagangan Indonesia dan Australia tercatat sebesar USD5,15 miliar. Pada periode itu, ekspor Indonesia ke Australia tercatat sebesar USD1,52 miliar sedangkan impor Indonesia dari Australia USD3,63 miliar.
Produk andalan ekspor Indonesia ke Australia di antaranya minyak bumi kecuali minyak mentah, monitor dan proyektor, buldoser, pipa dan tabung, serta kayu. Sementara impor utama Indonesia dari Australia di antaranya batu bara, gandum dan meslin, bijih besi dan konsentrat, emas, serta gula tebu atau bit. (SG-1)