Soko Bisnis

Mendag: UMKM Harus Siap Ekspor untuk Lawan Serbuan Produk Impor

Mendag Budi Santoso mengungkapkan strategi RI hadapi perang dagang: perluas pasar ekspor, lindungi pasar dalam negeri, dorong UMKM naik kelas dan ekspor.

By Deri Dahuri  | Sokoguru.Id
03 Juli 2025
<p>Mendag Budi Santoso menjadi pembicara utama dalam Kajian Tengah Tahun (KTT) INDEF 2025 bertema “Masa Depan Ekonomi Indonesia di Tengah Perang Dagang dan Konflik Timur Tengah”, Rabu (2/7) di Jakarta. (Dok.Kemendag)</p>

<p> </p>

Mendag Budi Santoso menjadi pembicara utama dalam Kajian Tengah Tahun (KTT) INDEF 2025 bertema “Masa Depan Ekonomi Indonesia di Tengah Perang Dagang dan Konflik Timur Tengah”, Rabu (2/7) di Jakarta. (Dok.Kemendag)

 

SOKOGURU, JAKARTA — Menteri Perdagangan (Mendag), Budi Santoso, menegaskan Indonesia telah menyiapkan langkah strategis menghadapi potensi perang dagang global, termasuk dampak kebijakan tarif resiprokal dari Amerika Serikat (AS). 

Strategi utama pemerintah adalah dengan memperluas pasar ekspor dan memperkuat pengamanan pasar domestik.

“Strategi menghadapi perang dagang ada dua. Pertama, memperluas pasar ekspor melalui perjanjian dagang. Kedua, mengamankan pasar dalam negeri dari serbuan produk impor,” kata Budi.

Baca juga: Belitung Expo 2025, PT Timah Tampilkan Ratusan Produk UMKM Siap Tembus Pasar Global!

Mendag menyampaikan pernyataan tersebut saat menjadi pembicara utama dalam Kajian Tengah Tahun (KTT) INDEF 2025 bertema “Masa Depan Ekonomi Indonesia di Tengah Perang Dagang dan Konflik Timur Tengah”, Rabu (2/7) di Jakarta.

Perjanjian Dagang Dipercepat, Efek Psikologis Positif untuk Dunia Usaha

Budi mengungkapkan, Indonesia mencatat kemajuan signifikan dalam diplomasi perdagangan. Beberapa perjanjian dagang dengan Kanada, Uni Eropa, EAEU, dan Tunisia telah selesai dirundingkan. Meski belum diimplementasikan penuh, dampaknya sudah terasa.

Baca juga: Tak Sekadar Festival, Jateng Fair 2025 Jadi Panggung UMKM Kuliner Lewat Stan Angkringan

“Percepatan perundingan membuat pelaku usaha lebih optimis dan agresif melakukan business matching,” jelasnya.

Proteksi Pasar Domestik: Lawan Produk Impor Tak Adil

Untuk melindungi pasar dalam negeri dari dumping dan banjir produk asing akibat perang dagang, pemerintah mengaktifkan instrumen trade remedies seperti bea masuk pengamanan (BMTP) dan antidumping.

“Ini penting untuk melindungi industri dalam negeri agar tetap kompetitif,” ujar Mendag.

UMKM Jadi Pilar Pertahanan Ekonomi

Menurut Budi, peningkatan daya saing UMKM adalah kunci utama. Pemerintah mendorong kolaborasi antara UMKM dan ritel modern lewat program seperti Belanja di Indonesia Aja (BINA) dan Holiday Sale.

Baca juga: UMKM Jateng Naik Kelas! Ini Strategi Dekranasda untuk Tembus Pasar Dunia

“Kalau produk UMKM kita berkualitas, tidak akan kalah dari produk impor,” tegasnya.

Pemerintah juga menggenjot program UMKM BISA Ekspor (Berani Inovasi Siap Adaptasi) berbasis sumber daya dan pasar. Langkah ini dibarengi dengan penguatan jaringan 46 perwakilan dagang RI di 33 negara.

Ekspor Tumbuh Positif, AS Jadi Tujuan Ekspor Utama

Data BPS menunjukkan ekspor Indonesia Januari–Mei 2025 tumbuh 6,98% dibandingkan periode sama 2024, dengan nilai USD 111,98 miliar. AS menjadi negara tujuan ekspor utama, menggeser India.

“Volume ekspor kita naik, menunjukkan daya saing tetap kuat meski situasi global tidak pasti,” ujar Budi.

Ketidakpastian Global Adalah Peluang

Direktur Eksekutif Institute For Development of Economics and Finance (INDEF), Esther Sri Astuti, menyebut ketegangan geopolitik global bukan hanya risiko, tetapi juga peluang untuk membangun fondasi ekonomi nasional yang lebih kuat.

“Kita harap tekanan global ini bisa kita lalui, bahkan dimanfaatkan sebagai momentum perbaikan ekonomi,” kata Esther. (*)