Soko Bisnis

Harga Emas Tembus Rekor! Jangan Buru-Buru Beli Sebelum Tahu Fakta Ini

Harga emas tembus rekor. Sebelum beli waspadai risiko membeli emas. Anda perlu tahu kapan waktu terbaik dan cara aman investasi emas agar tak buntung.

By Sundus Afifah  | Sokoguru.Id
07 Mei 2025
<p>Ilustrasi logam emas dunia. Harga emas melonjak tajam. Apakah kini saat yang tepat untuk membeli atau justru harus waspada.Simak strategi investasi emas yang aman dan menguntungkan di sini.Foto Pexels.Michael Steinberg.</p>

Ilustrasi logam emas dunia. Harga emas melonjak tajam. Apakah kini saat yang tepat untuk membeli atau justru harus waspada.Simak strategi investasi emas yang aman dan menguntungkan di sini.Foto Pexels.Michael Steinberg.

SOKOGURU – Harga emas kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang masa. 

Di sejumlah toko emas, harga per gram bahkan telah menembus angka fantastis: Rp2,2 juta! 

Namun di tengah lonjakan harga yang luar biasa ini, masyarakat Indonesia justru berbondong-bondong memborong emas hingga stok di beberapa toko ludes. 

Tak sedikit yang rela antre sejak subuh demi mendapatkan logam mulia ini.

Fenomena ini menimbulkan pertanyaan penting: apakah sekarang waktu yang tepat untuk membeli emas? Atau justru saatnya berhenti sejenak dan berpikir ulang?

Dalam video edukatif dari kanal YouTube Satu Persen, sang narator membongkar berbagai pertimbangan penting sebelum memutuskan membeli emas, terutama di tengah lonjakan harga yang belum tentu berkelanjutan.

Kenaikan Emas Bisa Jadi Gelembung?

Sepanjang tahun terakhir, harga emas global naik lebih dari 50 persen, sebuah angka yang mencengangkan. 

Namun, lonjakan ini justru memunculkan kekhawatiran akan potensi bubble, kenaikan harga yang tak lagi mencerminkan nilai fundamental, melainkan didorong oleh FOMO (Fear of Missing Out).

Risiko-Risiko Beli Emas Saat Ini

Setidaknya ada tiga risiko utama yang harus diperhatikan sebelum membeli emas dalam kondisi saat ini:

-Penipuan, Maraknya permintaan bisa membuka peluang emas palsu beredar, atau platform jual beli bodong bermunculan.

-Harga mark-up berlebihan – Beberapa toko menjual emas jauh di atas harga pasar.

-Aksi profit taking – Banyak investor lama bisa jadi melepas emas secara bersamaan, memicu koreksi harga besar-besaran.

Kesalahan Umum dalam Investasi Emas

Banyak masyarakat membeli emas dengan cara yang salah, seperti menggunakan tabungan atau dana darurat. 

Padahal emas adalah investasi jangka panjang, bukan instrumen likuid untuk kebutuhan mendesak. 

Selain itu, selisih harga jual dan beli (spread) juga bisa sangat tinggi—bahkan hingga 7 persen—yang membuat pembeli langsung merugi bila ingin menjual dalam waktu dekat.

Contoh nyata: Harga beli emas 1 gram di Galeri 24 pada April 2024 adalah Rp2.041.000, sementara harga buyback-nya hanya Rp1.896.000.

FOMO Bikin Harga Tak Masuk Akal

Perbandingan harga emas Indonesia dengan harga global juga menunjukkan ketimpangan yang mencolok. 

Pada 17 April lalu, harga emas dunia adalah USD 106/gram atau sekitar Rp1,787 juta, sementara harga emas Antam mencapai Rp1,975 juta/gram. 

Perbedaan harga ini menunjukkan betapa tingginya permintaan lokal yang mendorong harga jauh dari logika pasar.

*Kapan Waktu Terbaik Beli Emas?

Melihat sejarah, harga emas memang cenderung melonjak saat krisis—seperti pada krisis minyak 1970-an, krisis keuangan 2008, dan pandemi Covid-19 2020. Namun, setelah krisis mereda, harga emas biasanya mengalami penurunan drastis. 

Maka, membeli emas di puncak harga bisa jadi keputusan berisiko jika tidak siap menghadapi koreksi.

Tips Beli Emas Aman dan Cuan

Agar tidak terjebak dalam kerugian, berikut beberapa tips dari Satu Persen:

-Jangan beli di toko atau platform yang tak terpercaya

-Hindari beli saat spread terlalu tinggi (di atas 7%)

-Gunakan emas sebagai alat lindung nilai jangka panjang, bukan dana darurat

-Pertimbangkan emas digital atau ETF emas seperti SPDR Gold Shares (kode: GLD)

Membeli emas bukanlah kesalahan, namun membeli di waktu dan cara yang salah bisa sangat merugikan. Maka, sebelum ikut antre emas, pastikan sudah memahami risikonya, menakar kebutuhan keuangan, dan memilih tempat pembelian yang aman serta transparan. (*)

Sumber : Satu Persen