Soko Bisnis

Harga Emas Hari Ini Masih Tinggi, Perak Bisa Jadi Alternatif

Ketahui, perak jadi alternatif lindung nilai yang terjangkau saat harga emas melonjak. Simak cara bijak investasi perak dan tips melindungi aset dari inflasi.

By Pipin Lukmanul Hakim  | Julaibib Ipok Imron  | Sokoguru.Id
23 Mei 2025
<p>Ilustrasi cincin perak. Perak menjadi alat lindung nilai yang lebih masuk akal disaat harga emas semakin tidak terjangkau. (Foto: Freepik).</p>

Ilustrasi cincin perak. Perak menjadi alat lindung nilai yang lebih masuk akal disaat harga emas semakin tidak terjangkau. (Foto: Freepik).

SOKOGURU - Akhir-akhir ini masyarakat sedang berbondong-bondong membeli emas. Hal ini tampak dari antrean panjang di butik-butik emas, khususnya milik PT Antam. 

Fenomena ini mencerminkan ketakutan masyarakat akan kehilangan kesempatan untuk mengamankan harta dalam bentuk logam mulia.

Fenomena ini disebut FOMO (Fear of Missing Out), yakni rasa takut ketinggalan yang mendorong tindakan impulsif. 

Banyak orang membeli emas tanpa pengetahuan yang benar akan fungsi dan peran logam mulia ini dalam ekonomi, membeli atas dorongan emosional sesaat.

Perlu diketahui bahwa emas tidak selalu cocok untuk semua orang, terutama jika tujuannya adalah berinvestasi jangka pendek. 

Apabila tidak dipahami dengan benar, kepemilikan emas justru bisa menimbulkan kerugian. Maka dari itu, edukasi menjadi kunci dalam menyikapi tren ini.

Emas Bukan Investasi, Tapi Lindung Nilai

Salah kaprah terbesar adalah menganggap emas sebagai investasi. Padahal, investasi sejatinya memiliki dua elemen utama, yaitu potensi keuntungan dan risiko kerugian. 

Emas tidak memberikan keduanya secara langsung karena nilainya cenderung tetap dalam jangka panjang.

Jika Anda memiliki 5 gram emas hari ini, 10 tahun lagi jumlahnya tetap 5 gram. Emas tidak menghasilkan keuntungan dalam bentuk dividen, atau bunga seperti saham atau obligasi. Satu-satunya hal yang diberikan emas adalah stabilitas daya beli terhadap inflasi.

Inilah yang disebut dengan fungsi hedging atau lindung nilai. Emas menjaga nilai kekayaan dari penurunan nilai uang kertas akibat inflasi. 

Oleh karena itu, lebih tepat menyebut emas sebagai pelindung kekayaan, bukan alat investasi pencetak kekayaan.

Emas Sebagai Asuransi Kekayaan

Dikutip dari kanal YoutTube Arsip Nusantara,  Ir. H. Zaim Saidi, penulis buku "Euforia Emas" dalam video ini menyebutkan, menurut analis ekonomi James Rickards, emas adalah bentuk asuransi keuangan terbaik.

Berbeda dengan produk asuransi konvensional yang bisa tidak cair saat dibutuhkan, emas selalu bisa dijual kapan saja. Ia bersifat likuid dan nilainya cenderung stabil bahkan saat krisis melanda.

Saat terjadi ketidakpastian ekonomi seperti perang dagang, inflasi tinggi, atau depresiasi mata uang, emas menjadi tempat berlindung yang aman karena kestabilan nilainya. Emas menjadi simbol kepercayaan terhadap stabilitas nilai.

Emas sebaiknya dibeli dengan dana "dingin" yang tidak akan digunakan dalam waktu dekat karena fungsi lindung nilai tadi. Membuatnya cocok untuk dana jangka panjang seperti pendidikan, kesehatan, dan pensiun.

Perak Jadi Alternatif Lindung Nilai

Di tahun 2025 ini harga emas sempat menembus Rp2 juta per gram, membuatnya semakin tidak terjangkau oleh masyarakat kelas menengah ke bawah. Dalam kondisi ini, perak menjadi alternatif yang lebih masuk akal.

Perak masih bisa dibeli dengan harga sekitar Rp20.000 per gram. Artinya, dengan uang Rp1 juta, seseorang bisa mendapatkan 50 gram perak, dibanding hanya setengah gram emas.

Ini menjadikan perak pilihan logam mulia yang lebih terjangkau dan realistis bagi banyak orang. Meski harganya jauh di bawah emas, perak memiliki karakteristik serupa dalam hal fungsi ekonomi. 

Ia dapat dijadikan penyimpan nilai, relatif likuid, dan berpotensi mengalami kenaikan harga seiring waktu. Oleh karena itu, perak layak diperhitungkan sebagai alat lindung nilai yang efektif.

Bayangkan jika uang dingin Anda tidak dilindungi baik dengan emas maupun perak, maka anggap dengan rata-rata inflasi per tahun 2%, dalam lima tahun uang dingin Anda misal sebesar Rp20 juta nilainya akan menyusut menjadi sekitar Rp18 juta saja.

Rasio Emas-Perak

Masih dari kanal YouTube Arsip Nusantara, Zaim Saidi menyebutkan secara historis, rasio harga antara emas dan perak idealnya berada di kisaran 1:15 hingga 1:16. 

Artinya, satu gram emas seharusnya setara dengan 15–16 gram perak. Namun saat ini, rasio tersebut mencapai 1:100, menandakan bahwa perak sedang sangat murah.

Pelebaran rasio ini membuka peluang besar bagi investor cerdas untuk mulai mengakumulasi perak. Ketika rasio kembali ke angka normal, nilai perak berpotensi mengalami kenaikan signifikan. Inilah yang membuat banyak analis menyebut saat ini sebagai waktu emas untuk membeli perak.

Zaim Saidi lanjut menjelaskan bahwa Robert Kiyosaki, penulis buku Rich Dad Poor Dad, secara terbuka menyarankan masyarakat membeli perak. Ia menilai potensi keuntungan perak lebih tinggi saat ini dibanding emas.

Karakteristik Perak Mirip Emas

Perak memiliki dua keunggulan utama: ia dapat menjadi penyimpan nilai sekaligus digunakan dalam industri. Hal ini membuat permintaan terhadap perak memiliki dua pendorong: keuangan dan industri. 

Namun, justru karena penggunaannya dalam industri, harga perak ditekan oleh kepentingan kartel internasional.

Kartel industri besar berupaya menjaga harga perak tetap rendah agar bahan baku tetap murah. Hal ini menyebabkan perak undervalued secara sistematis. 

Tapi di sisi lain, ini membuka peluang besar bagi masyarakat umum untuk membeli perak sebelum nilainya benar-benar naik.

Jika masyarakat mulai melihat perak sebagai aset strategis, maka permintaan non-industri akan meningkat. Ini bisa menekan dominasi kartel dan mendorong harga menuju keseimbangan yang lebih wajar. 

Maka, saat ini adalah momentum penting untuk kembali memposisikan perak sebagai logam mulia sejati.

Rekomendasi Ahli: Saat Terbaik Mengumpulkan Perak

Analis global seperti Robert Kiyosaki melihat perak sebagai peluang besar dalam ketidakpastian ekonomi saat ini. 

Ia menyarankan agar masyarakat mengoleksi perak selagi harganya masih sangat murah. Perak bukan hanya sekedar pelengkap emas, tapi bisa berdiri sendiri sebagai pelindung nilai.

Rasio emas-perak yang menyimpang jauh dari sejarah adalah indikator kuat bahwa pasar sedang tidak seimbang. 

Ketika pasar kembali menemukan keseimbangannya, perak kemungkinan akan mengalami lonjakan harga yang besar. Ini membuatnya cocok bagi investor jangka panjang yang sabar.

Dengan harga yang terjangkau, perak juga membuka akses investasi logam mulia bagi kalangan masyarakat yang lebih luas. 

Tidak harus menunggu punya uang jutaan rupiah, cukup mulai dari puluhan ribu. Aksesibilitas inilah yang membuat perak lebih inklusif dibanding emas.

Melawan Penurunan Daya Beli Uang Kertas

Emas dan perak terbukti tahan terhadap inflasi dan depresiasi. Nilainya justru cenderung naik seiring melemahnya mata uang.  Oleh karena itu, logam mulia menjadi alat lindung nilai yang sangat penting dalam menjaga kestabilan ekonomi pribadi.

Mengubah sebagian kekayaan menjadi logam mulia adalah strategi jangka panjang yang bijak. Hal ini akan memastikan nilai aset Anda tetap terjaga, bahkan saat krisis ekonomi melanda. Maka, emas dan perak seharusnya menjadi bagian dari strategi keuangan setiap orang.

Perlu Diperhatikan Sebelum Membeli Perak

Meskipun perak menawarkan prospek yang menarik sebagai pelindung nilai, bukan berarti instrumen ini tanpa kelemahan.  Ada beberapa hal yang patut dipertimbangkan sebelum Anda memutuskan untuk berinvestasi dalam perak:

1. Ketergantungan pada Sektor Industri

Nilai perak sangat dipengaruhi oleh permintaan industri. Jika terjadi penurunan signifikan dalam sektor ini, harga perak bisa terdampak negatif.

2. Terbatasnya Akses Pasar

Tidak semua toko perhiasan atau penyedia logam mulia menyediakan perak sebagai sarana investasi, sehingga proses jual beli bisa menjadi lebih sulit dibandingkan emas.

3. Membutuhkan Perawatan Khusus

Berbeda dari emas, perak mudah mengalami perubahan warna atau kusam bila tidak dirawat dengan baik. Oleh karena itu, penyimpanan yang tepat dan perawatan rutin sangat penting untuk menjaga nilai investasinya.

Perak, Solusi Rasional Lindungi Aset

Selain pertimbangan diatas, ada sejumlah hal penting yang juga perlu mendapat perhatian dalam hal investasi perak:

1. Tingkatkan Pengetahuan:

Pahami seluk-beluk investasi perak, termasuk cara pembelian, faktor yang mempengaruhi harga, serta potensi risiko yang bisa muncul.

2. Tetapkan Tujuan Investasi:

Tentukan apakah investasi Anda bersifat jangka pendek atau jangka panjang, karena hal ini akan menentukan pendekatan dan strategi yang tepat.

3. Sesuaikan dengan Kondisi Keuangan:

Pastikan dana yang Anda investasikan adalah dana yang memang dialokasikan untuk investasi, bukan dana kebutuhan pokok.

4. Lakukan Diversifikasi:

Hindari menempatkan seluruh dana Anda pada satu bentuk perak. Sebaiknya sebar investasi ke beberapa jenis aset berbasis perak.

5. Pilih Mitra yang Terpercaya:

Baik membeli perak fisik maupun melalui platform digital, penting untuk memilih penyedia atau dealer yang punya reputasi dan kredibilitas tinggi.

6. Lakukan Pemantauan Rutin:

Selalu pantau perkembangan harga perak dan lakukan evaluasi terhadap hasil investasi Anda secara berkala.

Emas dan perak bukan alat investasi spekulatif, melainkan pelindung nilai yang terbukti efektif sepanjang sejarah. 

Keduanya ideal digunakan untuk menjaga kekayaan dalam jangka panjang. Terutama perak, yang saat ini justru berada dalam posisi harga yang sangat murah.

Bagi masyarakat yang tidak mampu membeli emas, perak adalah pilihan paling masuk akal. Harganya terjangkau, likuid, dan memiliki potensi pertumbuhan besar di masa depan. 

Dengan rasio emas-perak yang timpang, peluang untuk memperoleh keuntungan dari perak sangat besar.

Namun tetaplah bijak dan edukatif dalam bertindak. Jangan terburu-buru karena tren, tapi pahami fungsi dan potensi logam mulia secara menyeluruh. Saatnya lindungi aset Anda dengan strategi yang rasional dan berdasarkan ilmu. (*)