SOKOGURU – Investasi kini bukan lagi hal yang eksklusif. Generasi muda, bahkan tanpa latar belakang keuangan sekalipun, bisa memulai investasi dengan strategi yang sederhana namun tetap menghasilkan.
“Jangan mulai investasi dari yang susah. Pilih yang sederhana, mudah dipahami, dan punya potensi hasil yang masuk akal,” ujar Timothy, sebagaimana dikutip sokoguru.id pada kanal YouTube Timothy Ronald, Sabtu, 10 Mei 2025.
Baca Juga:
Dalam video tersebut, Timothy membagikan tiga sistem investasi “plug and play” strategi siap pakai yang dirancang untuk memudahkan pemula memulai perjalanan investasi mereka, tanpa harus menguasai rumus-rumus kompleks terlebih dahulu.
Tiga Sistem Investasi Plug and Play Versi Timothy Ronald
1. Portofolio Tidur Nyenyak (60/40 Strategy)
Bagi pemula yang mengutamakan ketenangan, Timothy menyarankan untuk menempatkan:
- 60% pada Bitcoin
- 40% pada Ethereum
Portofolio ini berfokus pada dua aset kripto terbesar dan paling mapan secara ekosistem.
2. Portofolio Seimbang (30/10/60 Strategy)
Cocok bagi yang mulai memahami risiko dan ingin mengejar pertumbuhan:
- 30% Bitcoin
- 10% Ethereum
- 60% altcoin potensial hasil riset pribadi (misalnya Solana, Polkadot, Polygon, dan lainnya)
3. Portofolio Agresif (High Risk, High Return)
Untuk yang siap menghadapi fluktuasi besar demi hasil maksimal. Sistem ini didominasi altcoin dengan kapitalisasi pasar kecil, namun memiliki potensi pertumbuhan tinggi jika dianalisis dengan tepat.
Evaluasi Investasi Berdasarkan 8 Matriks Kunci
Timothy juga mengembangkan 8 indikator evaluasi aset investasi, yang menurutnya penting untuk dijadikan panduan saat memilih instrumen:
1. Likuiditas – Seberapa cepat aset bisa diuangkan.
2. Upside – Potensi pertumbuhan nilai aset di masa depan.
3. Proteksi Inflasi – Apakah aset mampu menjaga nilai dari dampak inflasi.
4. Kelangkaan (Scarcity) – Seberapa terbatas ketersediaan aset.
5. Barrier to Entry – Kemudahan atau kesulitan untuk memulai investasi di aset tersebut.
6. Diversifikasi – Kemampuan aset untuk dibagi atau dikombinasikan dalam portofolio.
7. Pendapatan Reguler – Apakah aset memberi penghasilan rutin seperti bunga atau dividen.
8. Transparansi – Keterbukaan informasi terkait performa dan transaksi aset.
Melalui indikator ini, Timothy membandingkan berbagai jenis aset seperti saham, obligasi (fixed income), properti, emas, dan kripto.
Ia menilai bahwa kripto unggul di banyak aspek, terutama dalam hal likuiditas, potensi kenaikan harga (upside), keterbukaan data (transparency), serta kemudahan untuk dimulai oleh pemula.
Investasi, Gaya Hidup, dan Kemandirian Finansial
Timothy juga menyinggung pentingnya menjaga jarak antara pendapatan dan gaya hidup.
Menurutnya, banyak orang gagal investasi bukan karena kurang ilmu, tetapi karena keuangan pribadi yang tidak sehat.
“Kebanyakan orang penghasilannya naik, gaya hidupnya ikut naik. Akhirnya nggak punya ruang buat investasi,” jelasnya.
Ia menyarankan agar anak muda fokus pada disiplin keuangan, membangun portofolio, dan konsisten belajar. Dengan pendekatan ini, menurutnya, kekayaan bukan sekadar mimpi, tetapi bisa menjadi realita dalam waktu 3–5 tahun.(*)